Kedekatan Hercules dengan Mantan KSAD, Pantas Langsung Nurut Disuruh Minta Maaf ke Gatot dan Yayat

Ketua GRIB Jaya Hercules Rosario de Marshall rupanya punya kedekatan dengan Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional Dudung Abdurahman.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase Ist
HERCULES DAN DUDUNG - Kedekatan Hercules dengan Mantan KSAD, Pantas Langsung Nurut Disuruh Minta Maaf ke Gatot dan Yayat 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ketua GRIB Jaya Hercules Rosario de Marshall rupanya punya kedekatan dengan Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional Jenderal (purn) Dudung Abdurahman.

Kedekatan Hercules dan Dudung itu terlihat saat momen video call keduanya.

Tak sekeras sebelumnya, Hercules bahkan tampak melunak di hadapan Dudung.

Dudung diketahui merupakan mantan Kepala Staf Angkatan Darat.

Hercules yang sebelumnya mengaku tak takut pada Gatot Nurmantyo dan Yayat Sudrajat pun, akhirnya minta maaf.

Tak lagi melawan, Hercules mengaku akan bersikap lebih dewasa.

Tak lagi keras, Hercules bicara dengan lemah lembut saat berbicara dengan Dudung melalui video call.

Bahkan Hercules meminta maaf pada Gatot dan Yayat.

"Jadi saya sampaikan ke beliau, pesan presiden bahwa ormas-ormas itu tidak boleh menyengsarakan masyarakat, memalak masyarakat. Justru harus membantu masyarakat dalam rangka program pembangunan masyarakat," kata Dudung Abdurrahmad dikutip dari Youtube Metro TV, Jumat (16/5/2025).

Bahkan ia menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan membubarkan ormas yang tidak membantu masyarakat.

"Jadi kalau ada ormas-ormas yang menyengsarakan masyarakat perintah Presiden kepada Mendagri bubarkan aja," ungkap Dudung.

Kemudian Dudung pun menyuruh Hercules meminta maaf kepada Gatot dan Yayat.

"Minta maaf atas atas ucapan yang salah terhadap bapak-bapak Purnawirawan, Jenderal, aku aku minta maaf yang sebesar-besarnya," kata Hercules.

"Nah, jadi dia minta maaf, Pak Gatot, Pak Yayat, Jenderal-jenderal di KBT itu atas pernyataan kemarin di media. Beliau minta maaf, dan beliau nanti akan mendukung kegiatan-kegiatan pemerintah," kata Dudung menerjemahkan ucapan Hercules.

Keduanya kemudian berpamitan dan saling mengucapkan terimakasih dalam Bahasa Titun.

Ormas ada yang back-up

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengatakan, preman berkedok ormas masih eksis karena ada yang membekini atau 'dipelihara'.

Ia yakin para preman berkedok ormas itu berani karena ada sosok besar di belakangnya.

Sahroni yang akrab disapa Sultan Priok itu pun menyoroti kinerja Satgas Anti Premanisme yang menangkap para juru parkir.

Menurut Sahroni, preman yang seharusnya ditangkap yakni yang membawa senjata dan mengancam masyarakat.

"Tidak ada orang di Republik ini berani tanpa ada belakangnya. Saya pastikan 1000% itu benar (preman berkedok ormas dipelihara)," kata Ahmad Sahroni dikutip dari Youtube Metro TV, Jumat (16/5/2025).

Padahal kata Sahroni, para preman itu tidak sadar kalau mereka tidak akan ditolong oleh penguasanya jika sudah dalam keadaan jatuh.

"Tapi sayangnya dia melakukan itu merasa bahwa kekuasaan lagi di badannya. Nah, dia enggak tahu kalau dia terpojok dan terpeleset. Saya rasa penguasanya akan membiarkan dia jatuh," tuturnya.

Sahroni pun menyangkan adanya preman yang tidak memanfaatkan kedekatannya dengan penguasa untuk melindungi masyarakat.

"Sayang seribuu sayang kalau dia dekat dengan penguasa tidak dimanfaatkan untuk kepentingan yang tadi Pak Dudung bilang, kalau ngomong tentang bermasyarakat, organisasi masyarakat mestinya dia melindungi masyarakat dan membantu masyarakat," ungka Sahroni.

"Bukan akhirnya melawan institusi dan meremehkan institusi," tambahnya.

Sehingga jika itu terjadi, kata dia, maka akan merugikan negara Indonesia.

Sahroni pun berharap Presiden Prabowo Subianto bisa tegas membubarkan preman berkedok ormas itu.

"Nah, kita berharap ya di republik ini kita pinginnya Bapak Presiden Republik Indonesia perintahkan langsung tangkap bubarin semua barang yang memang merusak tatanan negara Republik Indonesia. Sudah selesai ini barang," kata dia.

Ia pun mengatakan bahwa Prabowo seharusnya bisa memastikan bahwa tidak ada back-up dari penguasa untuk para preman.

"Jangan sampai premanisme di-backup seolah-olah di-backing, didugaannya dibackingin. Maka dia berani melakukan sesuatu menindas institusi," ucap Sahroni.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved