Update Tragedi Juliana Marins, Keluarga Korban Ambil Langkah Hukum, Jenazah Bakal Diautopsi Ulang?

Perkembangan tragedi Juliana Marins diungkap keluarga. Keluarga Juliana mengambil langkah hukum untuk kasus tersebut hingga meminta autopsi ulang.

Editor: khairunnisa
Instagram resgatejulianamarins/Agam Rinjani
KASUS JULIANA MARINS: Perkembangan tragedi Juliana Marins diungkap keluarga. Keluarga Juliana mengambil langkah hukum untuk kasus tersebut hingga meminta autopsi ulang. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kabar terbaru dari keluarga Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang tewas usai terjatuh di jurang Gunung Rinjani mengejutkan.

Pasca-kejadian, pihak keluarga Juliana Marins kabarnya akan mengambil tindakan hukum yang tegas.

Keluarga korban meminta jenazah Juliana diautopsi ulang di Brasil.

Demikian Kantor Jaksa Agung (AGU) Brasil menjelaskan keinginan pihak keluarga seperti dikutip dari CNN Brasil, Selasa (1/7/2025).

Pihak kejaksaan mengatakan pihaknya akan secara sukarela memenuhi permintaan tersebut.

Permintaan tersebut diajukan oleh Kantor Pembela Umum Federal (DPU) melalui pihak keluarga.

AGU mengomunikasikannya kepada Pengadilan Federal ke-7 Niterói, Brasil.

Jenazah Juliana Marins akan akan menjalani pemeriksaan baru segera setelah tiba di Brasil yang dijadwalkan tiba hari ini atau besok.

“Mengingat sifat kemanusiaan dan isi tuntutan tersebut, kami memahami bahwa sikap yang paling tepat adalah bekerja sama sehingga tindakan yang diminta dapat dilaksanakan dengan cepat dan efektif,” kata Jaksa Wilayah Uni untuk Wilayah ke-2, Glaucio de Lima e Castro.

Informasi mengenai permintaan tersebut dirilis oleh saudara perempuan korban, Mariana Marins, melalui media sosial.

Baca juga: Kekecewaan Agam ke Guide Pemandu Juliana Marins: Kalau Saya Ada di Sana, Pasti Loncat Temani Korban

Hasil Autopsi di Indonesia

Juliana Marins (27 tahun), warga asli Niterói Brasuil, meninggal setelah terjatuh sekitar 300 meter saat mendaki Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Jumat (20/6/2026) lalu.

Kematiannya memantik kemarahan warga Brasil. Alasannya proses evakuasi jenazah memakan waktu hampir empat hari.

Muncul tuduhan proses evakuasi lambat dan terkesan ada pembiaran.

Padahal lokasi jatuhnnya Juliana Marins sangat ekstrem  seperti kabut tebal, bebatuan licin, dan medan terjal.

Sehingga sangat mustahil menggunakan helikopter mengevakuasi langsung Juliana Marins

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved