Bogor Diterjang Banjir
Cerita Warga Puncak Bogor yang Rumahnya Terendam Banjir, Ngaku Was-was hingga Sudah 2 Hari Tak Masak
Kawasan Puncak Bogor diterjang bencana alam banjir dan tanah longsor pada Sabtu (5/7/2025).
Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Vivi Febrianti
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, MEGAMENDUNG - Kawasan Puncak Bogor diterjang bencana alam banjir dan tanah longsor pada Sabtu (5/7/2025).
Akibat kejadian tersebut, rumah warga yang berada di Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor tergenang air.
Hal itu dikarenakan tanah longsor menurup aliran air sehingga masuk ke dalam pemukiman warga di Kampung Rawasedek.
Salah satu warga terdampak, Fatimah (65) mengungkapkan, pada saat kejadian air begitu cepat menggenang dan masuk ke dalam rumah.
"Saya lagi tiduran, dikasih tau sama anak kebanjiran, engga tau datangnya dari mana gitu, tiba-tiba udah gede airnya udah masuk. Saya mah (segini) selutut, ada yang segini (sepinggang)," ujarnya, Selasa (8/7/2025).
Baca juga: Banjir di RS Permata Jonggol Kabupaten Bogor Bikin Pelayanan Terganggu, Ternyata Ini Penyebabnya
Atas kejadian yang dialaminya itu, ia mengaku trauma dan cemas karena khawatir banjir terjadi kembali saat hujan deras mengguyur.
Terlebih, banjir yang baru pertama kali terjadi di wilayah tersebut menggenang hingga menutup akses jalan hingga dua hari.
"Airnya kenceng besar. Was-was, jadi kalau tidur engga bisa tidur, diliat lagi diliat lagi," ungkapnya.
Akibat banjir itu juga, ia mengakh tidak bisa melakukan aktivitas rumah tangga seperti memasak karena kondisinya yang tidak memungkinkan.
Beruntung terdapat dapur umum yang menyuplai makanan untuk warga terdampak.
"Sekarang mah bisa masak, kemarin dua hari engga, air kan kotor, makan dikasih dari dapur umum," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Megamendung Duduh Manduh mengatakan kejadian tersebut mengakibatkan 30 rumah terdampak dengan 20 di antaranya tergenang.
Pemerintah setempat bersama warga pun telah mengambil langkah-langkah penanggulangan salah satunya mendirikan dapur umum.
"Warga yang terdampak sementara kita tempatkan di penampungan sementara di rumah-rumah warg yang memang relatif aman, kemudian kita membuat dapur umum yang di kordinir oleh RT, RW dan pemangku lingkungan setempat," katanya.
Di samping itu, masyarakat bersama sejumlah pihak terkait melakukan pembersihan material longsor yang menutup saluran air secara swadaya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.