Harta Kompol I Made Yogi Tersangka Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Eks Kasat Reskrim Cuma Punya Motor

Berkarir selama 25 tahun menjadi polisi, Kompol I Made Yogi Purusa Utama ternyata hanya punya satu motor.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase Ist Kompas.com
POLISI BUNUH POLISI - Harta Kompol I Made Yogi Tersangka Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Eks Kasat Reskrim Cuma Punya 1 Motor 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Berkarir selama 25 tahun menjadi polisi, Kompol I Made Yogi Purusa Utama ternyata hanya punya satu motor.

Harta kekayaannya bahkan tidak bertambah sejak tahun 2019 hingga 2025.

Padahal karirnya di kepolisian terbilang moncer usai lulus Akademi Polisi (Akpol) tahun 2010.

Kompol I Made Yogi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kematian anggotanya, Brigadir Nurhadi di Sebuah Villa Private kawasan Gili Trawangan.

Saat ini, Kompol I Made Yogi Purusa sudah dipecat dari kepolisian atau Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PTDH) sejak Selasa (27/5/2025).

Meski berstatus sebagai tersangka, Kompol I Made Yogi Purusa Utama hingga kini belum ditahan.

Dirreskrimum Polda NTB Kombes Syarif Hidayat mengungkapkan menangani kasus ini secara profesional lantaran menghadapi dua tersangka bukan orang biasa.

Kompol I Made Yogi Purusa dan Ipda Haris Chandra (HC), dikatakan masih belum mengakui perbuatannya.

Berdasarkan jejak karirnya, Kompol I Made Yogi Purusa memiliki karir yang moncer prestasi selama menjadi seorang polisi.

Selama Berdinas di Polda NTB, pria kelahiran Bali ini sudah sering mengisi sejumlah jabatan Strategis.

Di antaranya Kasat Reskrim Polres Lombok Timur.

Selepas dari Polres Lombok Timur, Ia kemudian di Mutasi menjadi Kasatresnarkoba Polresta Mataram.

Selama menjabat sebagai Kasatresnarkoba Polresta Mataram, Yogi banyak mengungkap kasus besar.

Yakni penangkapan kurir dan Bandar Narkoba 1,5 kilogram.

Dia juga merupakan Sarjana Ilmu Keplisian PTIK pada tahun 2017.

Kemudian setelah dua tahun menjabat sebagai Kasatresnarkoba, Yogi kemudian dipercaya kasat Reskrim Polresta Mataram.

Selama 1 tahun 8 Bulan menjabat kasat Reskrim Polresta Mataram, kemudian Yogi dipindahkan sebagai PS Kasubdit Paminal Bidpropam Polda NTB.

Baca juga: SOSOK Kompol I Made Yogi yang Bunuh Brigadir Nurhadi Gara-gara Wanita, Ngotot Tak Akui Perbuatannya

Harta Kompol I Made Yogi

Meski sudah menduduki jabatan strategis, Kompol I Made Yogi Purusa Utama rupanya hidup sederhana.

Hal itu terlihat pada Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di laman Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pada laporan tahun 2024 atau periodik 2023, ia melaporkan harta kekayaannya sebesar Rp 1.163.159.838.

Harta itu hanya berupa satu rumah, satu unit motor, serta kas dan setara kas.

Ia memiliki rumah di Sidoarjo seharga Rp 1,1 miliar.

Kemudian satu unit motor harga Rp 45 juta.

Berikut rinciannya :

I. Data Harta

A. Tanah dan Bangunan

1. Tanah dan Bangunan Seluas 135 m2/100 m2 di KAB / KOTA SIDOARJO, HASIL SENDIRI Rp 1.100.000.000

B. Alat transportasi dan mesin

1. MOTOR, YAMAHA XMAX Tahun 2018, HASIL SENDIRI Rp 45.000.000

E. KAS DAN SETARA KAS Rp 18.159.838

Total Harta Kekayaan Rp 1.163.159.838

Kejadian pembunuhan terhadap Brigadir Nurhadi ini terjadi saat Kompol I Made Yogi Purusa Utama menjabat sebagai PS Kasubdit Paminal Bidpropam Polda NTB.

Kompol I Made Yogi tidak sendiri, bawahanya yang juga seorang perwira polisi bernama Ipda Haris Chandra juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kematian Brigadir Nurhadi.

Dari hasil pemeriksaan Propam Polda NTB, diketahui dalam pesta di Villa Private, Brigadir Nurhadi, Kompol I Made dan juga Ipda Haris Chandra juga mengungdang dua wanita asal Jambi.

Sebelum ditemukan tewas, ternyata mereka sempat berendam bareng di dalam kolam berenang Villa tersebut.

Brigadi Nurhadi diduga tewas karena di aniaya oleh para pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Brigadir Nurhadi diperkirakan tewas dalam rentang waktu pukul 20.00–21.00 WITA.

Kombes Syarif mengatakan tidak ada saksi maupun rekaman CCTV yang merekam aktivitas mereka di dalam villa.

CCTV katanya hanya ada di pintu masuk.

"Sehingga ruang waktu ini patut diduga menjadi saat terjadinya pencekikan, seperti temuan hasil ekshumasi," ungkap Syarif.

Sebelum meninggal, katanya, korban juga disebut sempat merayu salah satu perempuan yang berada di lokasi.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved