Breaking News

Pembayaran BPJS Tertunda Pemicu Utang RSUD Kota Bogor, Dirut Segera Lakukan Tata Kelola Keuangan

Ilham menjelaskan utang RSUD merupakan bagian dari proses pelayanan dan bisnis rumah sakit yang berjalan dinamis. 

Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Ardhi Sanjaya
TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor, Ilham Chaidir. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Direktur Utama RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir meluruskan soal utang rumah sakit. 

Ilham menjelaskan utang RSUD merupakan bagian dari proses pelayanan dan bisnis rumah sakit yang berjalan dinamis. 

“Utang itu karena memang proses pelayanan. Jumlah utang yang disebutkan lebih dari Rp 100 miliar itu tidak benar. Per Desember 2024, tercatat utang sebesar Rp91,5 miliar dan dari jumlah itu sudah dibayarkan Rp 87,3 miliar. Jadi sisa kewajiban tinggal Rp4,2 miliar dan itu akan kami bayarkan tahun ini karena berkaitan dengan vendor dan lain sebagainya,” kata Ilham.

Ia menjelaskan bahwa beban operasional rumah sakit sangat tinggi, apalagi dengan jumlah pasien yang terus meningkat. 

“Tahun 2024 tercatat ada lebih dari 8.000 operasi. Berarti, dalam sehari ada sekitar 600 hingga 700 dengan biaya cukup besar. Kita coba tidak mengorbankan masyarakat karena tentu rumah sakit hadir dalam memberi layanan,” katanya.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa RSUD Kota Bogor tetap berkomitmen untuk tidak mengorbankan pelayanan kepada masyarakat, khususnya pasien BPJS

“Layanan di rumah sakit cukup banyak, kanker, cuci darah dan sebagainya, semua BPJS. 98 persen pasien BPJS. Mulai Bagaimana upaya pasien BPJS terbantu tanpa mengeluarkan biaya. Kita harus memberi layanan terbaik memanjakan pasien BPJS,” ujarnya.

Ilham Chaidir menekankan utang RSUD Kota Bogor masih tetap terkendali.

"Utang kita terkendali kok," katanya.

Ia juga menyoroti bahwa RSUD Kota Bogor kerap menerima pasien rujukan dari berbagai daerah. Salah satu contohnya adalah kasus seorang bayi yang harus dirawat di NICU selama sebulan, dengan total biaya mencapai Rp112 juta. Namun karena menggunakan BPJS, ada selisih pembayaran karena sistem klaim berdasarkan diagnosis penyakit.

“Itulah bentuk komitmen kami. Meski rumah sakit harus menutup selisih biaya, kami tetap hadir memberikan layanan terbaik. Subsidi tetap kami lakukan demi masyarakat,” tegasnya.

Dirut memastikan bahwa kondisi keuangan RSUD Kota Bogor saat ini terkendali dan pelayanan tetap menjadi prioritas utama. 

“RSUD ini sebagai rumah sakit Kota Bogor harus melakukan itu walau mensubsidi pasien," katanya.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved