Peran 15 Pelaku Kasus Kematian Kepala Cabang Bank BUMN, Ada yang Sengaja Dijebak Eksekutor?
Benarkah di antara pelaku ada yang sengaja dijebak oleh otak utama kasus penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta ini?
Penulis: tsaniyah faidah | Editor: Tsaniyah Faidah
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Terungkap peran para pelaku kasus penculikan dan pembunuhan kepala cabang Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37).
Mereka yang berjumlah 15 orang itu rupanya memiliki peran yang berbeda-beda untuk mengeksekusi Ilham Pradipta.
Bahkan di antara mereka ada yang sengaja dijebak oleh otak utama kasus kematian Ilham Pradipta ini?
Polda Metro Jaya telah berhasil meringkus 15 orang yang terlibat dalam kasus pembunuhan Ilham Pradipta.
"Enam orang diamankan Subdit Resmob, sembilan lainnya Subdit Jatanras," kata Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi.
Sebelumnya polisi telah menangkap empat ornag yang berperan sebagai penculik Ilham Pradipta.
Tiga pelaku penculikan berinisial AT, RS, dan RAH diringkus di Johar Baru, Jakarta Pusat.
Sedangkan EW alias Eras (28) dibekuk di Bandara Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) saat berusaha kabur ke kampung halamannya di Manggarai Timur.
Keempatnya melakukan penculikan terhadap Ilham Pradipta pada 20 Agustus 2025 di parkiran sebuah supermarket kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Tak berselang lama, empat pelaku lainnya juga berhasil diringkus.
Mereka adalah DH, YJ, AA, dan C yang diduga sebagai aktor intelektual dari insiden penculikan disertai pembunuhan terhadap Ilham Pradipta.
Tersangka berinisial DH, YJ, dan AA ditangkap di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (23/8/2025) pukul 20.15 WIB.
Sementara pelaku berinisial C dibekuk di wilayah Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Minggu (24/8/2025) pukul 15.30 WIB.
Sosok DH merupakan pengusaha asal Rimbo Bujang, Tebo, Jambi yang mendirikan PT Hartono Mandiri Makmur dan PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia (DAI) atau lebih dikenal sebagai platform Guruku.com.
Dia dikenal sering memberikan bantuan beasiswa kepada para pelajar yang membutuhkan.
Baca juga: "Kayaan dari Gua ?" Momen Kenalan Hotman Paris dan Dwi Hartono, No Komen Usai Heboh Pembunuhan Kacab
Usai delapan orang ini ditangkap, baru-baru ini polisi merilis telah mengamankan 7 orang lagi.
Namun, apa perannya dalam kasus ini, polisi mengaku masih melakukan pemeriksaan mendalam.
Sementara Adrianus Agal, kuasa hukum salah satu penculik, EW alias Eras (28), mengungkap peran para pelaku kasus kematian Ilham Pradipta.
Ia menyebut, dalam mengeksekusi Ilham Pradipta, tugas para pelaku dibagi menjadi tiga klaster.
Klaster pertama adalah klaster pengintai. Klaster kedua adalah klaster penjemputan paksa atau penculikan. Klaster ketiga adalah eksekutor.
Pengakuan Adrianus, peran para penculik hanya sebatas menjemput paksa Ilham Pradipta.
"Klien kami hanya termasuk dalam klaster penjemput paksa, mereka tidak mengetahui bahwa aksi tersebut akan berujung pada kematian korban," kata Adrianus.
Mereka diperintahkan oleh seseorang berinisial F untuk menculik Ilham Pradipta.
Lalu mereka diminta membawa korban ke daerah Cawang, Jakarta Timur untuk diserahkan ke F.
Setelah diserahkan, keempat pelaku penjemputan paksa ini pun pulang.
Beberapa jam kemudian, mereka kembali diminta untuk menjemput Ilham Pradipta.
Namun begitu tiba, mereka kaget karena ternyata Ilham Pradipta sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Kejanggalan ini sudah dirasakan para pelaku sejak pulang usai menyerahkan Ilham Pradipta ke sosok F.
Pasalnya, mereka hanya diperintah oleh eksekutor menjemput kembali korban untuk mengantarkannya pulang.
Baca juga: Misteri Sosok Bos Pembunuh Kepala Cabang Bank BUMN, Kasih Perintah ke Penculik, Benarkah Oknum?
Kenyataannya, mereka justru menemukan korban sudah dalam kondisi tak bernyawa.
Di saat itu juga mereka baru diperintah untuk membuang jasad korban.
"Pada saat mengantar itu mereka juga dalam tekanan. Mereka memang baru diperintahkan untuk membuang jenazah,” ungkapnya.
Selain perintah eksekusi dari eksekutor yang tak sesuai perjanjian, bayaran yang mereka terima pun tak sesuai dengan yang diming-imingkan.
Diperintah menculik Ilham Pradipta, keempat pelaku mendapat bayaran yang besar.
Mereka dijanjikan bayaran puluhan juta rupiah untuk menculik kacab Bank BUMN wilayah Cempaka Putih itu.
Namun, mereka baru mendapatkan uang muka alias DP sebelum akhirnya ditangkap.
Jumlah DP yang mereka terima pun besar, masih di kisaran puluhan juta.
"Saya tidak bisa memastikan angka DP-nya, tapi angkanya tidak lebih dari Rp 50 jutaan," ucap Adrianus.
Namun kini uang muka yang diterima pelaku sebagian telah disita penyidik Polda Metro Jaya.
Padahal, mereka belum mendapat bayaran penuh seperti yang dijanjikan.
"Belum dibayar full, tapi sebagian sudah disita," ucap Adrianus.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t
kepala cabang
Bank BUMN
Ilham Pradipta
pelaku
pembunuhan
penculikan
Cempaka Putih
Kombes Pol Ade Ary Syam Indardi
Adrianus Agal
"Kayaan dari Gua ?" Momen Kenalan Hotman Paris dan Dwi Hartono, No Komen Usai Heboh Pembunuhan Kacab |
![]() |
---|
Update Kasus Tewasnya Kacab Bank BUMN, Total Diamankan 15 Orang, Sosok DH Akhirnya Diungkap Polisi |
![]() |
---|
Misteri Sosok 'Bos' Pembunuh Kepala Cabang Bank BUMN, Kasih Perintah ke Penculik, Benarkah Oknum? |
![]() |
---|
Pakar Sampai Sebut Kasus Tewasnya Kacab Bank BUMN Mengerikan, Gegara Keterlibatan Oknum Prajurit ? |
![]() |
---|
Gurita Bisnis Otak Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Asetnya Miliaran Tapi Masih Utang ke Penculik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.