Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudhi Maulana
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, DRAMAGA - Institut Pertanian Bogor (IPB) memiliki beberapa jurusan favorit, satu di antaranya jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta).
Jurusan ini menjadi favorit karena banyak lulusaanya yang telah berhasil dan bahkan menduduki kursi jabatan penting di pemerintahan.
Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fateta IPB, Soewarno T Soekarto mengatakan beberapa lulusan jurusan ini ada yang menjadi pejabat pemerintah.
"Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya itu alumni Fateta. Dia angkatan 12 dan lulus tahun 1979," katanya kepada TribunnewsBogor.com.
TribunnewsBogor.com/Yudhi Maulana
Baca juga: Aturan Baru Dilarang Pakai Motor di Kampus IPB
Baca juga: Bahan Kimia Pemutih Lada Ternyata Tidak Berbahaya, Ini Penjelasan Dosen IPB
Lanjutnya, selain Siti Nurbaya, ada lagi alumni lainnya, yakni Nur Mahmudi Ismail yang menjadi Wali Kota Depok dan juga mantan Menteri Pertanian.
Beberapa kebijakannya saat menjadi Wali Kota Depok ini berhubungan dengan pangan.
Misalnya, One Day No Rice, Gemar Makan Ikan dan gerakan Makan dengan Tangan Kanan.
Selain pejabat, banyak juga alumni Fateta yang menjadi pengusaha dibidang pangan.
Soewarno mengatakan, kurikulum dalam jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan ini berkaitan dengan industri pangan.
Baca juga: IPB Buka Tiga Jalur Pendaftaran Mahasiswa Baru, Ini Persyaratannya
Baca juga: Sekolah Berakreditasi A Berpeluang Besar Siswanya Diterima di IPB
"Di Indonesia, industri yang berkaitan dengan pangan ini banyak, dan itu lulusan dari departemen (jurusan) ini banyak bekerja industri pangan," terangnya.
Pendidikan di jurusan ini lebih diarahkan praktikum, sehingga lulusannya lebih faham dengan kondisi industri pangan dalam negeri.
Kurikulum yang diterapkan juga sudah mengikuti standar kurikulum Amerika Serikat dan Internasional.
"IPB sudah lebih berpengalaman di bidang teknologi pangan dibanding kampus lainnya, dan kami mendapatkan informasi yang diinginkan oleh industri seperti apa," terangnya.
Saat proses kuliah, para mahasiswa dilatih untuk membuat sebuah produksi pangan lengkap dengan perhitungan ekonomisnya.
Mulai dari bahan, kemasan, biaya produksi hingga proses pemasarannya.
"Jadi mereka bisa langsung menerapkan ilmunya itu, dan pengalaman praktiknya juga baik dan disamping itu juga kreativitas sangat diperlukan," tuturnya.
Seperti diketahui, untuk penerimaan mahasiswa Fateta tahun 2015 lalu sebanyak 120 mahasiswa, dari jumlah peminatnya sebanyak 2049 orang.
Berarti perbandingannya, satu kursi direbut oleh 17 calon mahasiswa.