7 Fakta Meninggalnya Calon Praja IPDN Saat Apel, Mengeluh Perut Kembung Hingga Rela Diet

Penulis: Yudhi Maulana Aditama
Editor: Yudhi Maulana Aditama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dhea Rahma Amanda, calon Praja IPDN angkatan 28 yang meninggal saat mengikuti pendidikan dasar.

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Dea Rahma Amanda, Calon praja Institut Pemerintahan Dalan Negeri (IPDN) menghembuskan nafas terakhir saat mengikuti latihan dasar di lapangan Resimen Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Minggu (1/10/2017).

Kematian Dea membawa duk bagi orangtua dna keluarga, karena kepergiannya dirasa sangat mendadak.

Dea juga dikteahui tidak memiliki riwayat penyakit serius, dan dari rekam medik serta tes kesahatan yang telah dijalaninya menunjukan kalau kondisi kesehatannya bagus.

Sebelum meninggal, ia bahkan sempat berkomunikasi dengan ayahnya.

Berikut 5 fakta soal kematian Dea yang dirangkum TribunnewsBogor.com.

1. Rekam Medis

Dikutip dari Tribunnews.com, Gubernur IPDN, Ermaya Suradinata mengatakan, mendiang Dea memiliki rekam jejak kesehatan yang baik.

"Pemeriksaan kesehatan sudah kami lakukan kepada calon praja bahkan hingga dua kali pada tingkat daerah dan pusat, sebelum dimulai kegiatan latihan pun pihak Akpol telah melakukan pemeriksaan," ujar Ermaya di RS Bhayangkara.

Dikatakannya, pemeriksaan di daerah bekerja sama dengan Rumah Sakit Angkatan Darat dan Angkatan Laut.

"Kemudian dilanjutkan di pusat dengan teknologi canggih, hasil pemeriksaan Dea juga baik," kata Ermaya.

Menurutnya, tahapan pelaksanaan diksar yang dilakukan bersama pihak Akpol memenuhi SOP yang berlaku.

"Diksar Mendik sudah dilakukan dua angkatan dan berjalan baik makanya tahun ini kita gelar lagi selama sebulan terakhir, namun untuk memastikan sebab kematian Dea kami akan melakukan autopsi agar jelas," katanya.

2. Perutnya Kembung

Gubernur Akpol, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel menjelaskan, kondisi calon praja kelahiran 9 Oktober 1999 tersebut masih sehat saat mengikuti latihan dasar.

"Dhea bersama rekan-rekannya bangun pagi pukul 04.00 untuk melaksanakan salat subuh berjamaah dan dilanjutkan pengajian," ujar Rycko.

Seusai kegiatan ibadah, kata Rycko, seperti biasa para calon praja mengikuti rangkaian latihan dasar.

"Hingga pukul 07.45, Dea masih ikut makan bersama, setelah itu dia melakukan latihan fisik dengan memutari lapangan. Namun, saat berbaris di apel pagi, tiba-tiba Dhea terjatuh," terangnya.

Walaupun tim medis cepat memberi pertolongan dengan membawa ke RS Bhayangkara namun nyawa Dea tidak tertolong.

"Memang ada satu calon praja yang mengalami musibah, namun pemeriksaan dokter ini murni karena faktor kesehatan, karena sebelum menjalani latihan almarhum mengeluh kepada temanya karena perutnya kembung," paparnya.

3. Telepon Papa

Dikutip dari Tribun Lampung, sebelum meninggal Dea sempat berkomunikasi dengan orang tuanya di Lampung.

Tetapi setelah beberapa jam, pihak Deputi mengabarkan bahwa Dhea telah meninggal dunia.

Sebelum meninggal, Dhea Amandha sempat berpesan kepada adiknya untuk melihat Instagram-nya.

Hal ini pun diakui oleh adik Dhea, Amalia Putri (15) kepada Tribun Lampung.

"Tadi pagi subuh nelepon papa, bilang keadaannya sehat-sehat saja, kemudian sms saya, pesan untuk melihat IG-nya, lalu kalau ada yang nanya tolong dijawab," ungkap Amalia, Minggu (1/10/2017).

Amalia mulanya menanggapi biasa saat kakaknya berpesan seperti itu. Namun siang harinya ia kaget dikabarkan jika kakaknya sudah meninggal dunia.

"Jelas kaget, karena ini mendadak sekali pagi masih ada kabar, dan saya diberi tahu papa, cuman memang kakak hanya mengeluh soal lari, bukan ada masalah dengan seniornya," kata Amalia.

4. Salat Ied Terakhir

Amalia teringat suatu pesan yang diucapkan kakaknya saat berziarah di makam keluarga.

"Itu pas setelah salat Ied kemarin, dia sampai meminta maaf ke papa dan mama, dan bilang ke saya, Dek besok-besok kamu Salat Ied sendiri ya gak sama kakak," kenang Amalia.

5. Segera Dilantik

Suasana duka pun turut menyelimuti orangtua wali keluarga besar Praja IPDN tingkat I angkatan 28 atas berpulangnya Dhea Amanda.

Salah satunya Jhon, meski tergolong orang lain tetapi ia ikut merasakan kesedihan keluarga Edi Hanafiah dan Isnaini.

Jhon adalah orangtua dari salah satu praja yang saat ini juga mengikuti pendidikan dasar di Semarang.

"Ya sama-sama anak kami menjalani Diksar di Semarang, jadi kami sudah anggap saudara sendiri, namanya juga anaknya sama-sama berjuang di sana," ungkap Jhon saat di rumah duka, Minggu (1/10/2017).

Jhon pun turut berduka atas berpulangnya Dhea Amanda. Dia juga sangat menyayangkan peristiwa ini, sebab sebentar lagi para Praja dari Lampung segera dilantik.
"Padahal 7 Oktober mau balik ke Jatinangor dan tanggal 17 pelantikannya, kok malah nggak ada," tutur Jhon.

6. Ulang Tahun

Dhea Amanda Praja IPDN Tingkat I Angkatan 28 ternyata sudah sejak lama ingin menjadi seorang Praja.

Amalia pun sangat terpukul sebab kurang beberapa hari lagi kakaknya akan berulang tahun.

"Iya tanggal 9 Oktober besok ini, kakak saya kelahiran tahun 1999, tinggal beberapa hari lagi usianya sudah genap 18 tahun," ujarnya.

Paman Dhea, Herniyanto, membenarkan hal tersebut, sebentar lagi Dhea akan berulang tahun tapi belum genap usianya sudah berpulang.

Herniyanto menuturkan saat ini orang tua Dhea sedang menjemput jenazah di Semarang bersama dengan pihak BKD Provinsi Lampung.

7. Diet Sampai Kurus

Amalia mengatakan bahwa kakaknya sejak masih berstatus siswa di SMAN 2 Bandar Lampung sudah mempersiapkan dirinya.

"Mulai masih gemuk sampai dia kurus diet, ya karena ingin masuk sekolah kedinasan itu, selain itu memang didorong oleh orangtua," tutur Amalia kepada Tribun Lampung, Minggu (1/10/2017).

Meski demikian, setelah masuk dan akan menjalani pendidikan ada sedikit perubahan dari kakak Amalia ini.

"Jadi dia pernah update di strory IG-nya, makan cokelat biar gak stres, sebelumnya kakak juga menghapus foto-foto di IG, kalau facebook-nya dinonaktifkan tahun lalu," kenang Amalia.

Berita Terkini