Laporan Wartawan TribunmewsBogor.com, Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBUNGBULANG - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, Kabupaten Bogor menjadi tempat pria satu ini mengais rezeki.
Dia adalah Oji yang keseharian mengumpullkan sampah di TPA Galuga dari pagi hingga sore hari.
Oji yang kini berusia 45 tahun itu mengumpulkan sampah bersama sang istri, Enung (35).
Kaus lengan panjang yang sudah lusuh, topi, dan sepatu boots adalah setelan yang biasa ia pakai ketika mengumpulkan sampah.
Tidak besar uang yang dihasilkan Oji dan istrinya dari mengumpulkan sampah itu.
Satu kilogram sampah yang dijualnya hanya dihargai Rp 300 saja.
"Ya kadang sampai dua minggu dulu baru dijual, sepuluh karung bisa dapat Rp 150 ribu," ucap Oji kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (27/10/2017).
Oji berkata bahwa sudah lima tahun dirinya bekerja mengumpulkam sampah di TPA Galuga bersama istrinya.
Ayah tiga anak ini pun mengaku sedikit kewalahan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
"Ya paling kalau belum dapat uang pinjam dulu, anak saya di rumah, yang paling gede jagain adiknya paling kecil, anak yang kedua sekolah kelas 3 SMP," terangnya.
Dia mengungkapkan bahwa, dirinya tak merasa malu bekerja mengumpulkan sampah demi dapat membuat dapur tetap ngebul.
Hanya saja dirinya kerap tidak merasa percaya diri bila berbaur dengan tetangga di rumah setelah seharian berada di tengah terik matahari mengumpulkan sampah.
"Ya paling suka ga enak kalau lagi kumpul, soalnya bau sampah entah di badan atau baju saya itu saya selalu tercium sama saya," ucapnya.
Sebelum bekerja mengumpulkan sampah di TPA Galuga, Oji mengaku sempat membuka suatu usaha di Jakarta.
Sayangnya usaha yang dijalaninya itu mengalami kebangkrutan.
"Iya akhirnya jadi ngumpulin sampah aja, yang penting halal dan masih bisa menafkahi keluarga dari mengumpulkam sampah, pengennya mah usaha lagi tapi kan harus ada modal," tandasnya.