Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, MEGAMENDUNG - Tak hanya talas, ubi, pisang dan cemilan lainnya, ternyata pedagang oleh-oleh di Jalur Puncak juga menjajakan oleh-oleh lainnya.
Mereka juga menjajakan petai yang konon katanya memiliki rasa yang berbeda dengan petai di tempat lain.
Pedagang oleh-oleh Puncak yang bernama Acong (40) ini mengaku bahwa petai yang ia jajakan merupakan petai kualitas unggul.
Menurutnya, petai yang ia jual mempunyai rasa manis dan berbeda dengan petai-petai lainnya.
"Ini namanya petai pare (padi), ini mah manis, yang lain mah pahit, kayak petai jengkol yang gede-gede, itu pahit," ujar Acong kepada TribunnewsBogor.com, Sabtu (25/11/2017).
Tampak, petai padi tersebut mempunyai mata yang berjumlah sekitar 15 atau lebih mata petai.
Ia juga mengatakan bahwa jika pembeli hendak membeli petai, bisa memilih petai yang berkualitas dengan melihat tampak fisik yang polos dan bermata banyak.
"Yang polos, matanya banyak, kalo yang gak polos itu kadang suka ada lubang-lubang kecil di mata petainya, karena ada ulatnya di dalem," katanya.
Acong mengaku bahwa petai yang ia jajakan ini diberi harga Rp 75 ribu per ikatnya dimana perikat berisi 10 papan.