TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kasus dugaan eksploitasi anak oleh wanita berusia 60 tahun berinisial CW masih menyimpan banyak misteri.
Selama 10 tahun CW tinggal di sejumlah hotel mewah di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat.
Dari Twin Plaza Hotel di Slipi, Palmerah, Jakarta Barat; Hotel Peninsula yang juga terletak di Slipi; dan Hotel Le Meridien di kawasan Jakarta Pusat.
Polisi mengamankan CW dan empat orang anak di hotel kawasan Jakarta Pusat pekan lalu.
Polisi mendapat laporan dari warga berinisial Y ada dugaan CW melakukan eksploitasi terhadap anak-anak tersebut.
Awalnya Y mengathui itu dari FA yang melarikan diri karena mengaku mendapa perlakuan kasar dari CW.
Melansir Kompas.com Mendapat laporan tersebut, polisi kemudian mendatangi hotel yang dimaksud.
Baca: 3 Tahun Berjuang Bersama, Istri Masuk RS Di Hari Pernikahan dan Meninggal Dunia 5 Hari Setelahnya
Baca: Uang Belasan Nasabah BRI Raib Misterius, Ini 7 Tanda Identitas Rekening Sudah Dicuri
Di dalam satu kamar hotel, polisi menemukan CW dan empat anak lainnya.
Keempat anak tersebut berinisial RW (14), OW (13), EW (10), dan TW (8).
Dari keterangan sementara, CW mengaku mengadopsi lima anak tersebut dari orangtua yang berbeda.
Kelima anak tersebut dirawat sejak kecil.
Dari pemeriksaan kelima anak, mereka mengaku kerap mendapatkan tindak kekerasan hingga penganiayaan.
Baca: Penetapan Tersangka Calon Kepala Daerah Diminta Ditunda, Mahfud MD Sebut Ucapan Wiranto Hoax
Tak jarang jika dianggap bersalah, kelima anak tersebut mendapat hukuman termasuk tidur di kamar mandi hotel dan makan makanan basi.
Saat ini kelima anak telah dirawat di rumah aman Kemensos di Jakarta Timur. Adapun CW masih berstatus saksi.
Simak sejumlah faktanya di bawah ini :
1. Tak ada dokumen adopsi
ada tidaknya dokumen adopsi kelima anak angkatnya. Apalagi, dua anak CW diketahui menderita penyakit kronis.
"Kalau memang dia mantan dokter kenapa mengadopsi anak yang bermasalah kesehatannya. Lalu mengenai dokumen adopsi juga belum ditunjukkan," kata dia.
Selanjutnya, kejanggalan-kejanggalan ini akan menjadi perhatian utama penyelidikan oleh polisi.
Baca: Pemakaman Ditunda Jasad Istri Sopir Freelance Di Bali Lari Cari Anak, Kerabat Ikut Kesurupan
2. Tamatan SD yang sewa hotel jutaan rupiah
Berdasarkan informasi yang ia dapatkan, CW bukan berasal dari latar belakang pendidikan yang tinggi.
"Infonya CW ini tidak tamat SD, tetapi kalau anak-anak adopsinya bilang CW itu pensiunan dokter dan dulu suaminya juga dokter," ucap dia.
Menurut Hasiati, informasi ini penting digali untuk mengetahui dari mana CW mendapatkan uang untuk membayar biaya sewa hotel yang pasti tidak murah.
Untuk satu kamar di hotel kawasan Jakarta Pusat tersebut, kata Hasiati, CW harus membayar uang sewa Rp 1,5 juta per hari.
Sementara itu, CW menyewa dua kamar untuk dia dan kelima anak asuhnya.
Baca: Populer, Tanggapan Santai Gibran Dibandingkan dengan Putra SBY, Balasan ke Akun Penghina Mahfud MD
"Mereka sewa dua kamar yang masing-masing kamar biaya sewanya Rp 1,5 juta. Jadi sehari mengeluarkan Rp 3 juta untuk tempat tinggal saja. Belum yang hotel lainnya. Kita telusuri darimana ia mendapatkan uang ini," paparnya.
3. 10 Tahun menginap di hotel habiskan Rp 12 miliar
Kanit V Subdit Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum AKP Hasiati Lawole mengatakan, selama 10 tahun CW berpindah dari Twin Plaza Hotel di Slipi, Palmerah, Jakarta Barat; Hotel Peninsula yang juga terletak di Slipi; dan Hotel Le Meridien di kawasan Jakarta Pusat.
Hasiati mengatakan, CW dan anak-anaknya tinggal di Le Meridien sejak tahun 2015.
"CW menyewa dua kamar hotel yang harga per kamarnya sekitar Rp 1.500.000 per malam. Jadi, dalam sehari CW membayar Rp 3.000.000 untuk biaya sewa kamar," ujarnya ketika ditemui di Mapolda Metro Jaya, Selasa (13/3/2018).
Berpatok pada harga tersebut, dalam waktu dua tahun, CW diperkirakan menghabiskan biaya Rp 2,19 miliar untuk sewa kamar.
Meski demikian, berdasarkan penelusuran Kompas.com melalui situs penjualan tiket, kini harga termurah kamar Le Meridien dengan tipe superior yang memiliki tempat tidur tipe queen bed dipatok dengan harga Rp 1.815.000.
Bisa jadi biaya sewa kamar yang dikeluarkan CW lebih dari angka tersebut.
Hasiati melanjutkan, sejak tahun 2011 hingga 2014, CW mengontrak rumah di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat.
CW hanya menggunakan rumah tersebut untuk menyimpan berbagai barang, sedangkan ia bersama kelima anak adopsinya tinggal di Hotel Peninsula.
Dalam situs penjualan tiket disebutkan, rata-rata harga sewa kamar di Peninsula untuk tipe yang sama seperti saat CW tinggal di Le Meridien dipatok dengan harga Rp 1.900.000.
Jika CW benar-benar menyewa kamar dengan tipe yang sama, dalam rentang waktu tahun 2011 hingga 2014 atau sekitar tiga tahun untuk dua kamar, ia menghabiskan biaya Rp 4,161 miliar.
"Mereka diperkirakan tinggal berpindah-pindah hotel selama sekitar 10 tahun," lanjut Hasiati.
Kemudian, berpatok pada pernyataan Hasiati, kemungkinan CW tinggal di Twin Plaza Hotel yang terletak di Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, sekitar lima tahun.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, harga kamar dengan tipe yang sama dipatok dengan harga sekitar Rp 1.800.000.
Artinya, selama lima tahun CW menghabiskan biaya Rp 6,57 miliar untuk menyewa kamar di Twin Plaza Hotel.
Jika ditotal dari ketiga hotel tersebut, selama 10 tahun CW menghabiskan biaya sewa kamar sekitar Rp 12,921 miliar.
4. Pakai Harta Warisan
apolres Jakarta Pusat Kombes Roma Hutajulu mengatakan, dari pemeriksaan tersebut terungkap sumber dana yang digunakan CW untuk tinggal di hotel selama 10 tahun dengan membawa kelima anak yang diadopsinya.
CW, menurut Roma, mengatakan bahwa uang untuk membiayai hotel berasal dari warisan keluarganya. Belum lagi almarhum suami CW merupakan seorang dokter.
"Dia menggunakan uang untuk membiayai hotel dari warisan orangtuanya," ujar Roma di Mapolres Jakarta Pusat, Senin (5/3/2018).
5. Gaya Hidup Mewah
Selain itu, polisi menilai janggal gaya hidup mewah CW dan kelima anaknya.
Menurut Hasiati, tiga anak CW sempat diajak berlibur ke luar negeri.
Anak-anak itu juga diikutkan homeschooling yang biayanya tak murah.
"Tiga anaknya sempat diajak berlibur ke luar negeri, dua anak lainnya tidak diajak karena dokumen kelahiran tak lengkap sehingga tak bisa urus paspor. Lalu anak-anak itu juga menjalani program homeschooling yang pasti biayanya tidak murah," ujar dia.