Minum Minuman Keras 1 Liter Sehari Selama 25 Tahun, Lihat Apa yang Terjadi Pada Leher dan Wajahnya !

Penulis: Yuyun Hikmatul Uyun
Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

pria terkena penyakit Madelung

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Seorang pria China yang minum satu liter minuman keras setiap hari selama lebih dari 25 tahun telah didiagnosis dengan kondisi kulit langka.

Pria berusia 68 tahun ini berasal dari provinsi Hunan, China Tengah, bernama Tan.

Melansir dari Kankannews.com, Tan, mulai minum pada usia 13 tahun bersama dengan anggota keluarganya yang lain.

Selama bertahun-tahun, konsumsinya terus bertambah.

Bahkan pada usia ke-40, Tan secara teratur minum 1 liter minuman keras setiap harinya.

Meskipun laporan Kankannews.com, tidak menyebutkan jenis minuman pilihannya.

Baca: Siaran Langsung Persib Bandung Jamu Arema FC Sore Ini, Pembuktian Striker Baru Jonathan Bauman

Kira-kira 20 tahun yang lalu, ketika Tan berusia 48 tahun, ia mulai memperhatikan benjolan lemak besar yang tumbuh di bawah kulit bagian atasnya.

Setelah mengabaikan pertumbuhan untuk sementara waktu, Tan akhirnya pergi menemui seorang dokter.

pria terkena penyakit Madelung (scmp)

Dokter tersebut memberitahu Tan untuk tidak mengkhawatirkannya, kecuali jika hal itu menyebabkan dia sakit atau mengganggu napasnya.

Baca: Tak Hanya Orang Dewasa, Anak-anak Juga Ikut Hias Kampung Mural Pulo Geulis

Beberapa tahun kemudian, Tan mulai mengalami masalah pernapasan, dan mencari pendapat kedua.

Dokter di Rumah Sakit Rakyat Provinsi Hunan mendiagnosis kondisinya sebagai lipomatosis simetris jinak.

Penyakit ini disebut juga dengan Madelung.

Nama penyakit ini diberikan oleh ahli bedah Jerman yang pertama kali mencatat dan menemukannya.

pria terkena penyakit Madelung (scmp)

Penyakit atau tumor Madelung ditandai dengan pertumbuhan deposit lemak besar di sekitar leher dan bahu.

Penyakit ini jarang terjadi, namun cenderung mempengaruhi pria paruh baya dengan riwayat minum berat.

Seorang dokter di rumah sakit mengatakan bahwa hanya sekitar 400 kasus di seluruh dunia yang pernah didokumentasikan.

Berita Terkini