TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Jumlah tahanan yang melebihi kapasitas Rutan Brimob, Depok, Jawa Barat menjadi salah satu alasan pecahnya kerusuhan di lokasi itu.
Hal itu dikatakan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Tito Karnavian saat mengunjung Mako Brimob.
Dirinya mengatakan rutan tersebut diisi sampai 155 tahanan di dalamnya.
Baca: Viral Video Polisi Suapi Makanan Untuk Napi Teroris, Netizen : Hati Saya Teriris Melihatnya
Padaha idealnya rutan hanya bisa ditempati maksimal 90 orang.
Hal itu membuat kondisi didalam tahanan terasa sangat tidak nyaman.
Baca: Begini Ekspresi Wajah Napi Teroris Usai Menghabisi 5 Nyawa Polisi Secara Sadis di Mako Brimob
"Persoalannya over crowded yang kita lihat, ini sebetulnya cukup untuk kira-kira idealnya 64 orang, maksimal 90an lah. Ini saya lihat, saya juga baru tahu sampai 155 orang didalam itu, jadi sangat sumpek sekali," kata Tito kepada wartawan, Kamis (10/5/2018).
Selain itu Kapolri juga mengatakan rutan yang berada di Mako Brimob memang kurang layak untuk tahanan terorisme.
Hal itu karena tingkat keamanan rutan tersebut yang sebenarnya kurang maksimal.
Baca: Terungkap! Ini Sosok Napi Teroris yang Tega Siksa Polisi Hingga Tewas, Ngeri Lihat Fotonya!
Sebelumnya telah terjadi kerusuhan di Rutan Brimob pada Selasa (8/5/2018).
Akibat kerusuhan tersebut lima anggota kepolisian dan satu narapidana teroris merenggut nyawa.
Selain itu ada juga empat anggota kepolisian yang menjadi luka tembak.
(Laporan wartawan TribunJakarta.com/ Rafdi Ghufran)