Dahnil Minta Jokowi Tetapkan Gempa di Palu Berstatus Nasional, Gus Nadir: Ntar Ada Teriak Anti Aseng

Penulis: khairunnisa
Editor: Vivi Febrianti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gus Nadir dan Dahnil Anzar

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Dahnil Anzar Simanjuntak, koordinator juru bicara Badan Pemeangnan Nasional Prabowo-Sandiaga meminta Presiden Jokowi agar menetapkan status gempa di Palu sebagai bencana nasional.

Hal itu diungkapkan Dahnil dalam sebuah cuitan di laman Twitter miliknya, @DahnilAnzar.

Dahnil menyebut bahwa desakan agar pemerintah menetapkan bencana gempa di Sulawesi Tengah itu agar berstatus nasional adalah untuk menarik perhatian dunia.

Ia berpendapat bahwa dengan menetapkannya sebagai bencana nasional, bantuan dari dunia internasional pun akan berdatangan.

Di akhir, Dahnil pun meminta pemerintah untuk mengesampingkan tensi yang berhubungan dengan citra politik jelang Pilpres 2019.

"Demi kebaikan semua, knp tidak Pemerintah menyatakan ketidakmampuan menangani semua. Lombok saja belum tuntas, maka nyatakan palu, donggala, lombok sbg bencana nasional, dan dunia internasional akan banyak membantu.

Ini tentang kemanusiaan bukan citra politik jelang pilpres," tulis Dahnil Anzar, Minggu (30/9/2018).

Menanggapi cuitan tersebut, salah seorang tokoh NU yang juga dosen di sekolah hukum Monash Australia, Nadirsyah Hosen, memberikan responnya.

Gus Nadir, sapaan karibnya menyatakan keheranannya terhadap permintaan Dahnil Anzar.

Link Live Streaming Piala AFC 2018 di MNC TV, Timnas U-16 Indonesia vs Australia Pukul 15.30 WIB

Sebab menurut Gus Nadir, bukan bantuan dunia internasional yang kini dibutuhkan korban bencana ataupun bangsa.

Melainkan sikap saling mendukung antar anak bangsa guna mempercepat pemulihan pasca gempa.

Alih-alih setuju dengan permintaan Dahnil Anzar, Gus Nadir malah menyebut nantinya akan ada isu lain jika bantuan dari internasional itu berdatangan.

Yakni soal jargon anti asing serta isu-isu mengenai SARA.

Bagi Gus Nadir, momen bencana yang kini tengah di hadapi bangsa seharusnya digunakan untuk mempersatu bangsa.

Ia juga meminta Dahnil Anzar untuk menghentikan perdebatan mengenai status bencana nasional.

"Lho bro @Dahnilanzar kok malah ngarep bantuan luar? Entar ada yg tereak2 anti aseng, anti asing, atau waspada kristenisasi.

Kenapa gak kita saling support saja sesama anak bangsa? Bencana harusnya menyatukan dan menguatkan kita. Ini bukan waktunya berdebat, bro," tulis Gus Nadir, Minggu (30/9/2018).

Ramalan Zodiak Hari Ini 1 Oktober 2018, Temperamen Leo Harus Diredam, Atau Hari Anda Akan Kacau

Cuitan Gus Nadir (Twitter @na_dirs)

Diberitakan sebelumnya, gempa berkekuatan 7,7 SR mengguncang wilayah Sulawesi Tengah tepatnya 27 km Timur Laut Donggala, Jumat (28/9/2018) sekitar pukul 17.02 WIB.

TERPOPULER - Korban Gempa di Palu Deby Fatimah, Penghafal Quran yang Tertimpa Reruntuhan Bangunan

Dikutip dari akun Twitter BMKG @infoBMKG, gempa 7,7 SR terjadi di kedalaman 10 kilometer, dan berpusat di 0,18 LS dan 119,85 BT.

Gempa yang mengguncang wilayah Sulawesi Tengah dirasakan beberapa kali karena adanya gempa susulan.

"#Gempa Mag:7.7, 28-Sep-18 17:02:44 WIB, Lok:0.18 LS,119.85 BT (27 km TimurLaut DONGGALA-SULTENG), Kedalaman:10 Km, Potensi tsunami utk dtrskn pd msyrkt #BMKG," tulis BMKG dalam twitternya, Jumat (28/9/2018).

30 menit kemudian, status peringatan dini tsunami berakhir.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPT Sutopo Purwo Nugroho menginformasikan data BNPB hari Sabtu 29 September 2018 pada pukul 14.30 WIB, jumlah korban meninggal sebanyak 384 orang, 540 luka berat dan 29 orang hilang.

Korban meninggal ini tersebar di beberapa rumah sakit.

RS Wirabuana Palu 10 orang, RS Masjid Raya 50 orang, RS Bayangkhara 161 orang, RS Ybdara Mamboro Palu 141 orang.

Sedangkan di Desa Pantoloan Induk korban meninggal berjumlah 20 Orang dan Kelurahan Kayumalue Pajeko 2 orang. Berdasarkan data yang masuk di BNPB, korban terluka berjumlah 540 orang.

Laga Timnas U-16 Indonesia vs Australia Hari Ini, Fakhri : Kekalahan Tahun Lalu Jadi Pelajaran

Berita Terkini