TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kabar bangkrutnya teh Sariwangi membuat banyak orang terkejut sekaligus sedih.
Sebab, Teh Sariwangi bisa dibilang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari banyak orang.
Pabrik teh Sariwangi yang berada di Bogor, PT. Sariwangi Agricultural Estate Agency (AEA) sudah dinyatakan pailit alias bangkrut.
Begitu juga dengan anak perusahaannya, PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung juga dinyatakan sudah bangkrut.
Namun, ada kabar baik bagi pecinta minuman sejuta umat ini.
Kabar baiknya adalah anda masih bisa menikmati teh Sariwangi varian apapun.
Hal itu dikabarkan langsung melalui akun Facebook Unilever.
Dalam siaran pers tersebut, dijelaskan kalau Unilever merupakan pemilik brand dari Teh Sariwangi.
Selain itu, Unilever tak ada kaitannya dengan PT Sariwangi AEA dan PT MPISW.
Unilever juga menyebut kalau PT Sariwangi AEA pernah menjadi rekanan usaha ntuk memproduksi teh Sariwangi, namun sudah tidak lagi.
"Berkaitan dengan berita yang beredar mengenai salah satu brand kami yaitu SariWangi, Unilever sebagai pemilik brand ingin menyampaikan:
Unilever tetap memproduksi SariWangi, sehingga masyarakat Indonesia tetap bisa menikmati teh SariWangi. Sementara mengenai PT. Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA) dan PT. Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung (MPISW), keduanya bukan merupakan bagian ataupun anak dari PT. Unilever Indonesia Tbk.
SAEA pernah menjadi rekanan usaha Unilever untuk memproduksi merek teh SariWangi, namun saat ini Unilever sudah tidak memiliki kerjasama apapun dengan SAEA."
Dikutip dari Kompas.com, di era kejayaan PT Sariwangi AEA pada tahun 1989, Unilever melakukan akuisisi produk dan brand Teh Celup Sariwangi.
Setelah produk Teh Celup Sariwangi diakuisisi, PT Sariwangi tetap melanjutkan bisnisnya sebagai perusahaan yang bergerak di bidang trading, produksi, dan pengemasan teh.
• Ruhut Sitompul Sebut Kubu Sebelah Sering Mengganggu, Ferdinand: Saya Kasihan Abang Ikut Sebar Hoaks
• Rutin Makan Mi Instan Tiap Malam, Pelajar Usia 18 Tahun Ini Meninggal Dunia
• Blak-blakan Soal Rumah Tangganya, Kajol Ternyata Pernah Dimusuhi Sang Ayah Hingga Diselingkuhi Suami
Sariwangi masih menjual produk teh dengan merek SariWangi Teh Asli, SariWangi Teh Wangi Melati, SariWangi Teh Hijau Asli, SariWangi Gold Selection, SariMurni Teh Kantong Bundar.
Hingga beberapa tahun lalu, penjualan perusahaan ini pernah menyentuh 46.000 ton teh per tahun.
Selain itu, perusahaan ini juga menjadi penyuplai teh dalam kantong dengan produksi mencapai 8 juta kantong per tahun.
Didemo Pegawai dan Pabrik yang Tak Terurus
Bangkrutnya Sariwangi ini tentunya berdampak pada seluruh karyawan.
Sebelumnya tanda-tanda kebangkrutan Sariwangi telah dirasakan para karyawan sejak tahun 2017.
Puncaknya, pada Senin (18/12/2017) para karyawan Sariwangi melakukan unjuk rasa di depan pabrik PT. Sariwangi AEA di Desa Cicadas, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor.
Banyak dari mereka membawa spanduk yang berisi keluhan-keluhan dan tuntutan mulai dari yang dicetak hingga yang ditulis tangan.
"Pekerjakan kami kembali atau PHK," isi tulisan di salah satu spanduk.
Kemudian isi spanduk yang lain berisi, "bayarkan upah kami segera, jangan janji terus ! jangan PHP terus !."
"Jangan ninggalin dosa dong, kami tuh aset bukan keset," isi tulisan spanduk lainnya.
• Diprotes Karena Sebut Prabowo Ustadz, Fahri Hamzah : Milikilah Sedikit Rasa Humor Saudaraku
• Rutin Minum Air Putih Sehabis Bangun Tidur di Pagi Hari, Rasakan 6 Manfaat Besar Ini !
Tidak hanya itu, mereka juga melakukan aksi unjuk rasa teatrikal dengan tokoh pocong dan di sana juga tampak disediakan keranda mayat.
"Kita ini tidak pasti apakah akan tutup atau bangkrut atau di-PHK secara sepihak, tidak, dan gaji kami selama dua bulan ini belum dibayarkan," ujar Koordinator Aksi, Sutrisno, kepada wartawan, Senin (18/12/2017).
Selain itu, para karyawan ini juga menuntut pertanggungjawaban pihak perusahaan tempat mereka bekerja karena tidak membayarkan iuran BPJS karyawan dan dana pensiun yang tak kunjung diberikan.
"Kami berharap dengan adanya ini, hak-hak kami dibayarkan. Manajemen menyuruh kami bekerja keras, tapi di saat bayar upah, itu diabaikan, kita butuh kepastian, tapi mana kepastian itu tidak pernah ada, bahkan kita dibiarkan," jelas Sutrisno.
Sementara, kondisi Pabrik PT. Sariwangi AEA sekarang tak terawat dan banyak semak belukar di halaman PT Sari Wangi Agricultural Estate Agency (AEA) yang terletak di Jalan Raya Mercedez Benz, Desa Wanaherang, Cicadas, Gunungputri, Kabupaten Bogor.
Pantauan TribunnewsBogor.com, Kamis (18/10/2018) tinggi semak belukar menjulang hingga menutupi pagar.
Tampak beberapa spanduk terpasang di pintu masuk yang menandakan jika bangunan sudah tidak beroperasi.
"PERINGATAN ! barang siapa yang memasuki area PT Sari Wangi AEA tanpa seijin PUK SP RTMM.SPSI dan Security. Maka melanggar UUD Pasal 167 KUHP sanksi penjara selama 9 bulan," begitu tulisan yang ada di spanduk tersebut.
Hingga kini, bangunan tersebut terlihat mubazir karena tak ada satupun warga yang berani masuk karena larangan tersebut.
Dari pintu gerbang saja sudah digembok dengan rantai besar, diatas gerbang ada spanduk rusak.
TribunnewsBogor.com mencoba menyelisik lewat sela-sela pagar, benar saja pintu gerbang sudah dipenuhi debu setebal kain.
Jika diperhatikan lebih dalam lagi lewat gerbang itu, maka akan terlihat satu spanduk yang menggantung di pintu utama.