Mengaku Sudah Siap Jika Dipanggil Tuhan, Ini yang Selalu Membuat Sutopo Purwo Nugroho Menangis

Penulis: Vivi Febrianti
Editor: Damanhuri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sutopo Purwo Nugroho dan Najwa Shihab

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menceritakan kisahnya saat pertama kali divonis menderita kanker paru-paru stadium 4.

Sutopo Purwo Nugroho menuturkan, dirinya divonis kanker pada Januari 2018.

Menurut Sutopo Purwo Nugroho, dirinya tidak pernah mengalami tanda-tanda sebelum divonis kanker.

"Awalnya saya hanya batuk-batuk kecil, kadang saya minum obat-obat yang dijual bebas itu sembuh, tapi muncul-muncul lagi," ujarnya dilansir dari Catatan Najwa, di YouTube Najwa Shihab, Selasa (30/10/2018).

Namun ia ingat betul, tanda-tanda yang ia rasakan yakni ketika menangani Gunung Agung meletus November 2017.

"Dada kiri saya sakit sekali, saya takut jantung karena badan saya gemuk. Nah pulang kantor saya mampir ke rumah sakit dekat rumah, disuruh rontgen, kok ada kabut-kabut, disuru CT Scan," tuturnya.

Usai menjalani CT Scan, dokter kemudian memberi tahu kalau Sutopo Purwo Nugroho terkena kanker.

"Sambil bacakan hasil CT scan, dokternya bilang, udah ya saya ngomong apa adanya ya, iya dok, sampeyan kanker paru-paru stadium 4, wah saya stok kan kaget, loh saya kan nggak merokok, saya kan hidupnya sehat. Saya banyak makan buah, saya olahraga, kenapa saya?," ujarnya.

Akhirnya ia pulang ke rumah dan menceritakan hal itu pada sang istri, lalu keesokan harinya berangkat ke Malaysia ditemani stafnya untuk mengecek kondisi yang sebenarnya.

"Saya cek di sana hasilnya, sama, kanker paru-paru stasium 4 B, B itu sudah menyebar, sudah di tulang, kelenjar getah bening dan sebagainya," kata dia.

Sutopo Purwo Nugroho pun sempat menanyakan kepada dokter, apakah penyakitnya itu bisa disembuhkan atau tidak.

Sedang Kemoterapi, Sutopo BNPB Ditetapkan Sebagai Tokoh Anti Hoaks Nasional

Raisa Ucapkan Selamat Ulang Tahun, Sebut Sutopo Purwo Nugroho Sosok yang Menginspirasi

"Dokter bilang, nggak ada obat kanker, ya nanti kita kemoterapi, ya paling umur kamu nambah satu sampai tiga tahun, di situ saya syok betul, ingat anak-anak, saya diem saja saking stressnya," ujarnya.

Bahkan saat terjadi gempa di Jakarta, kata dia, dirinya tidak melayani wartawan karena masih syok dan ingin menenangkan pikiran.

"Makin lama saya makin drop, ada bencana saya nggak sempat menangani, lalu saya lihat beritanya jadi gak karuan, hoax banyak, dan akhirnya saya sudah ikhlas," katanya.

Sutopo Purwo Nugroho pun teringat nasihat ayahnya yang mengatakan bahwa hidup tidak selalu linier, ada kalanya di jurang.

Halaman
12

Berita Terkini