Penembakan di Selandia Baru

Ini Pembicaraan Brenton Tarrant Saat Di Latihan Tembak, Bahas Pembantaian Port Arthur 1996

Penulis: Naufal Fauzy
Editor: Vivi Febrianti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Brenton Tarrant diketahui sudah menjadi anggota Bruce Rifle Club selama dua hingga tiga tahun di wilayah Otago Selatan Selandia Baru, tempat ia tinggal di Dunedin.

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Brenton Tarrant pelaku penembakan jemaah mesjid di Selandia Baru rupanya kerap melakukan latihan di sebuah tempat terpencil.

Berenton kerap melakukan latihan menembak bersama sejumlah penghobi yang sama dalam Bruce Rifle Club di pulau selatan Selandia Baru.

Dilansir dari News.com.au, lokasi tempat latihan tembak Brenton Tarrant berukuran cukup luas yang dikelilingi oleh hutan pinus yang lebat dekat area klub golf dan penjara regional terbesar, Otago Correctional Facility.

Suasana di area cukup mencekam karena kawasan ini cukup sepi.

Di lokasi banyak benda-benda target latihan tembak yang ada tampak sudah dipenuhi lubang peluru dan selongsong peluru juga berserakan.

Polisi Dunedin sebelumnya mendapat laporan tentang club senjata di daerah tersebut karena melakukan pembahasan diskusi yang ekstrim.

Hal ini diakui oleh Pete Breidahl, mantan penembak mesin militer yang pernah tiga kali mengunjungi lokasi latihan tembak tersebut.

Brenton Tarrant diketahui sudah menjadi anggota Bruce Rifle Club selama dua hingga tiga tahun di wilayah Otago Selatan Selandia Baru, tempat ia tinggal di Dunedin. (news.com.au)

Berpose Pegang Pistol Sambil Kutuk Penembak Masjid Selandia Baru, Atta Halilintar Malah Tuai Kecaman

Begini Sosok Will Connolly, Remaja 17 Tahun yang Sempat Lempar Telur ke Kepala Senator Fraser Anning

Breidahl mengaku kaget karena perkumpulan penghobi senjata tersebut termasuk Brenton Tarrant menggelar diskusi soal penembakan massal, kiamat zombie dan Martin Bryant yang melakukan pembantaian Port Arthur 1996.

Karena mecurigakan, hal itu sempat ia laporkan ke kantor kepolisian setempat, Kepolisian Dunedin.

Namun polisi malah tidak mengindahkan dan mengimbau untuk tidak mengkhawatirkan hal tersebut.

"Percakapan yang saya lakukan dan orang-orang yang saya temui benar-benar membuat saya takut," kata Breidahl.

Brenton Tarrant diketahui sudah menjadi anggota Bruce Rifle Club selama dua hingga tiga tahun di wilayah Otago Selatan Selandia Baru, tempat ia tinggal dengan tenang di Dunedin.

Polisi mendakwa Tarrant dengan satu tuduhan pembunuhan setelah serangan terhadap dua masjid di Christchurch.

Korban tewas dari serangan hari Jumat telah meningkat menjadi 50, dan 36 orang terluka masih di rumah sakit, dengan 11 dalam kondisi kritis.

Brenton Tarrant diketahui sudah menjadi anggota Bruce Rifle Club selama dua hingga tiga tahun di wilayah Otago Selatan Selandia Baru tempat ia tinggal dengan di Dunedin. 

Nyengir

Brenton Tarrant, teroris penembakan masjid di Christchurch, Selandia Baru, mulai menjalani persidangan pasca-perbuatannya Jumat kemarin (15/3/2019).

Dilansir Sky News, pria 28 tahun itu datang dengan kawalan ketat polisi dan sempat "nyengir" kepada awak media yang mengambil gambar.

Hakim memang mengizinkan foto wajah Tarrant diambil.

Namun wajahnya harus diburamkan untuk mempertahankan haknya mendapatkan sidang yang adil.

Dengan mengenakan kaus putih dan bertelanjang kaki, Brenton Tarrant dihadapkan pada dakwaan pembunuhan, dan tetap diam saat sidang berlangsung.

Cekcok dengan Atalarik Syah saat Temui Anak, Tsania Marwa : 3 Orang Memperlakukan Saya Tidak Pantas

Live Streaming Final Swiss Open 2019 - Ada 2 Wakil Indonesia di Fase Puncak, Fajar/Rian Rinov/Pitha

Meski begitu, pria yang dilaporkan berasal dari Grafton, Australia, itu sempat membuat gestur supremasi kulit putih saat disidang.

Seorang pria kepada New Zealand Herald mengaku dia sangat ingin masuk ke gedung pengadilan dan menusuk Brenton Tarrant menggunakan pisau.

Brenton Tarrant dilaporkan tidak mengajukan permohonan, dan bakal menjalani sidang kembali pada 5 April mendatang.

Jika terbukti bersalah, dia bakal dikenai hukuman mati.

Aksi Brenton Tarrant yang menyerbu Masjid Al Noor ketika Shalat Jumat menuai kecaman keras dari Menteri Luar Negeri Inggris Sajid Javid.

Dia mengaku muak hingga perutnya terasa sakit ketika melihat pemberitaan tersebut hanya karena mereka tengah berdoa kepada Tuhan.

Javid menyerukan kepada orang-orang untuk berhenti menyebarkan konten video ketika Brenton Tarrant datang dan membantai para jemaah di sana.

"Penyebaran itu salah dan ilegal. Platform daring harus bertanggung jawab untuk tidak mengikuti apa 'permintaan' teroris tersebut," tegasnya.

Aksi Tarrant menewaskan 49 orang dengan 48 orang dikabarkan dirawat di rumah sakit.

Tujuh di antara korban terluka diperbolehkan untuk pulang.

Berita Terkini