"Orang mayoritas beragama sudah mencap saya penista, masyarakat kelas menengah terutama ibu-ibu, marah karena urusan perceraian saya'" ujar Ahok.
Lagi pula, Ahok tidak ingin ada pihak yang merasa diambil posisinya jika dia masuk lagi ke dunia politik atau pemerintahan.
Ahok sudah cukup puas dengan dengan kehidupan sederhananya.
Ke depan, Ahok tetap ingin membantu rakyat dengan caranya sendiri.
Salah satunya menjadi pembawa acara (host) di stasiun televisi.
"Host saya jangan ditahan-tahan lagi, jadi host, ya ngelawak lah, saya nyanyi agak lumayan, lah," canda Ahok.
Menanggapi pernyataan Ahok tersebut, Buya Syafii Maarif justru memiliki tanggapan sebaliknya.
• Rocky Gerung Sebut Sandiaga Uno Sedang Menabung Usai Dikhianati, Dari Awal dengan Prabowo Dipaksakan
• Ungkap Keinginan Jadi Pejabat, Jawaban Ahok Jika Ditawari Menteri oleh Jokowi Curi Perhatian
Menurutnya karier Ahok baik di politisi maupun pemerintahan sesungguhnya belum habis.
Sebab menurut dia, politik itu tidak terlalu tertutup dengan penjara.
"Saya rasa karier Ahok melalui politisi belum habis, politik itu kan nggak terlalu tertutup dengan penjara," ujarnya dilansir TribunnewsBogor.com di Kompas TV, Selasa (23/7/2019).
Apalagi menurut Buya Syafii Maarif, Ahok dipenjara karena konflik politik.
"Karena dia dipenjara sebetulnya kan bukan karena kriminal, tapi karena politik menurut saya, walaupun dia dituduh macam-macam," jelasnya.
Tak hanya itu, Buya Syafii Maarif juga menjelaskan kalau dipilihnya Ahok sebagai penerima Roossano Award yakni karena ia dinilai sebagai sosok yang membenahi birokrasi dan gebrakannya yang sangat fenomenal.
"Untuk DKI terutama, ada barisan kuning yang membersihkan Sungai Ciliwung itu kan sangat menarik, dan disiplin juga, kemudian juga mengontrol anggaran APBD dengan sangat baik," ungkapnya.
Ia pun setuju bahwa apa yang dilakukan Ahok karena ia menjalankan standar kepala daerah.