Viral Media Sosial

Kisah Nenek Sumarsih Diludahi & Diusir, Anak Ungkit Cerita Pilu saat Menikah: Saya Tak Dianggap Anak

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nenek Sumarsih (59) yang diusir, dikencingi hingga diludahi anak, menantu dan cucu

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Beberapa hari ini, viral sebuah status Facebook yang menceritakan kisah seorang wanita tua renta bernama Sumarsih (59) asal Solo, Jawa Tengah.

Kisah viral Nenek Sumarsih ini diunggah pertama kali oleh Candy Christiana.

Dalam postingannya, Candy Christiana mengatakan Sumarsih diusir oleh anak dan menantunya sendiri dari rumah kontrakan.

Akibatnya, Sumarsih harus tinggal dan tidur di emperan rumah kosong yang berada tak jauh dari kontrakan anak dan menantunya, yakni Bonorejo RT 03/ RW 17, Nusukan Solo.

Hal tersebut sudah terjadi selama beberapa minggu.

Diwawancarai oleh TribunSolo.com, Candy Christiana mengatakan Sumarsih bahkan sempat mendapat perlakuan yang kurang pantas dari keluarganya saat dia tinggal di rumah kontrakan tersebut.

Nia Ramadhani Beli Ranjang 5x2 Meter, Syok Lihat Gaya Tidur Ardi Bakrie Begini, Jedar Ikutan Melongo

Ditelpon Baim Wong, Terungkap Foto Profil WhatsApp Nagita Slavina, Gak Pajang Wajah Raffi Ahmad?

Menurut Candy Christiana, dia tahu bagaimana kisah Sumarsih, karena sering nongkrong di wedangan atau warung dekat kontrakan Sumarsih.

"Cucunya disuruh juga meludahi neneknya supaya segera pergi, kadang-kadang pakaiannya juga dikencingi," terang Candy Christiana dikutip TribunJakarta.com dari TribunSolo, pada Kamis (5/12/2019).

"Teman-teman di wedangan cerita, pakaiannya itu juga dikencingi sama cucunya, terus juga pernah dilempari batu-batu kecil,"

"Pakaian-pakaiannya juga dibuang-buangi, ibunya pergi terus kembali lagi ke situ, pakaiannya dibuang lagi, balik lagi dibuang lagi," imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut, putra kandung Sumarsih, Tri Wahyu Pamuji (34) buka suara.

Tri Wahyu Pamuji mengemukakan, Sumarsih sudah tinggal bersamanya selama dua tahun karena faktor ekonomi.

Cicip Mi Hitam Jajangmyeon, Makanan yang Sering Muncul di Drama Korea

Ia mengatakan dahulu Sumarsih hidup serba berkecukupan.

Namum ia menganggap Sumarsih justru tak memberikannya perhatian, pria berkaos hitam itu mengaku sudah membiayai sendiri sekolahnya sampai lulus SMA.

"Dulu itu ibu saya memang mampu, tapi karena kemampuannya, dia melupakan saya, sampai sekolah saya bayar sendiri, itu sampai saya lulus SMA," ucap Tri Wahyu Pamuji kepada TribunSolo.com, Rabu (4/12/2019).

Tak cuma itu, Tri Wahyu Pamuji juga mengekpresikan rasa sakit hatinya yang lain kepada ibu kandungnya.

Ia mengatakan saat baru menikah dan belum mapan, Sumarsih mengusirnya dari rumah.

"Terus saya menikah, karena saya belum mapan, namanya anak yang belum mapan ikut orang tua, pingin tinggal sendiri belum bisa, terus saya disuruh pergi, tidak boleh ikut," imbuhnya membeberkan.

Foto Profil WhatsApp Nagita Slavina, Bukan Pajang Wajah Raffi Ahmad Apalagi Pose Narsis

Tri Wahyu Pamuji mengungkapkan ekonomi Sumarsih berada di titik terendahnya saat kakak keduanya sakit.

"Kakak saya sakit, habis-habisnya orang tua saya, ya, sakitnya kakak saya sama karena cucunya yang sangat nakal," ujar Tri Wahyu Pamuji.

"Sampai dia itu utang yang nutup itu saya padahal saya sudah disuruh pergi sudah tidak dianggap anak, mana ada ibu tega nyuruh pergi anaknya waktu anak belum mampu," tambahnya.

Tri Wahyu Pamuji kemudian merawat Sumarsih selama dua tahun lamanya.

Namun, itu bukan sesuatu hal yang mudah bagi Tri Wahyu Pamuji.

"Saya rawat tapi dia tidak bisa menerima, (misalnya) lauk tidak enak, kalau tidak cocok, dia minta-minta tetangga, kan bikin malu," tutur Tri.

"Kita sebagai anak kan juga harus ibaratnya menasehati cara-carannya jangan bikin malu keluarga, apapun masakannya, itu ya sudah dimakan," imbuhnya.

Download Lagu Sekejam Itu Kau Fitnahkan DJ Remix - Goyang TikTok Siapa Benar Siapa Salah MP3

Tri Wahyu Pamuji mengatakan, Sumarsih terkadang marah saat dinasehatinya ataupun oleh istrinya.

"Itu marah, kadang dinasehati istri saya, malah istri saya dipukul, sampai kaca jendela dipecahkan," kata Tri Wahyu Pamuji.

"Padahal ini rumah kontrakan, kalau tahu yang punya rumah pasti saya bisa diusir, kalau marah kadang pintu dibanting juga," tambahnya.

Tri Wahyu Pamuji merasa khawatir apabila perilaku ibunya itu diteruskan, rumah tangga yang telah dibangunnya bisa berantakan.

"Diberitahu malah dipukul itu malah ibaratnya rumah tangga saya bisa hancur," ujar Tri.

"Karena ini saya bingung posisi saya mau mempertahankan ibu saya atau keluarga saya," imbuhnya.

Tri Wahyu Pamuji mengungkapkan, istrinya sempat menasehati Sumarsih pagi hari ini karena hendak membuat minuman dari susu anaknya.

Istrinya sempat menyarankan supaya Sumarsih membuat teh saja untuk menekan pengeluaran.

Itu dilakukan karena ekonomi keluarganya sedang dalam titik terendah.

"Istri saya nasehati bagus-bagus, itu permasalah ini, susunya anak saya, istri saya menyarankan kalau mau buat minuman, buat teh saja," ungkap Tri.

"Karena anak saya itu minum susunya banyak, kalau membuat susu itu nambah pengeluaran, terus buat teh saja, tidak mau, malah pecahin kaca jendela, kan saya bingung," tambahnya.

Tri Wahyu Pamuji menuturkan, Sumarsih sempat marah dan membawa pakaian-pakaiannya ke rumah kosong yang berada di utara kontrakannya.

"Dinasehati malah mutung pakaian-pakainnya dibawa ke rumah kosong biar ada yang mengasihani," tuturnya.

Tri Wahyu Pamuji berujar dia sempat menasehati ibunya sebelum kejadian hari ini terjadi.

"Kemarin saya menasehati ibu saya, kalau ibu tidak mau menuruti aturan disini, ibu pergi tidak apa-apa," ujarnya.

Kronologi Petani di Cariu Bogor Tewas Tersambar Petir, Terjadi di Tengah Pesawahan

Sumarsih Curhat

Cek fakta yang dilakukan TribunSolo.com di lapangan, Sumarsih mengatakan, bila ia minggat dari rumah, alias pergi dengan niatan sendiri.

Ia melakukan itu, setelah mendengar menantunya, menginginkan dia pergi dari rumah.

Sumarsih mengatakan, pengusiran itu berawal dari pertengkaran antara anak laki-lakinya dengan istrinya pagi ini sekira pukul 05.00 WIB.

"Pagi sudah bertengkar sama istrinya, terus saya bilang, sudahlah mengapa pagi-pagi ini bertengkar, terus saya diingatkan, ibu jangan ikut-ikut," tutur Sumarsih.

Sumarsih menduga pertengkaran itu karena menantunya menginginkan dirinya untuk pergi dari rumah.

"Menantu saya minta saya pergi atau dia yang pergi, tapi itu hanya saya dengarkan saja, tidak saya jawab, hanya saya dengarkan," terangnya.

Sumarsih mengaku dia langsung merapikan pakaian-pakaian yang bisa dia bawa.

"Saya merapikan pakaian, terus saya bilang : 'tidak usah bertengkar, aku pergi saja'. Tapi (saat itu) saya tidak tahu mau pergi ke mana, ke tempat siapa," akunya. (*)

(TribunJakarta)

Berita Terkini