TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Warga dibuat heboh dengan munculnya ribuan cacing dari dalam tanah.
Cacing-cacing ini mendadak keluar dari dalam tanah hingga membuat warga kebingungan.
Munculnya fenomena cacing keluar dari dalam tanah ini muncul di Solo dan Klaten, Jawa Tengah.
Di wilayah Solo, cacing ini muncul di sekitaran Pasar Gede Solo.
FOLLOW:
Sementara itu, di daerah Klaten, ribuan cacing ini mendadak keluar dari dalam tanah di wilayah Klaten tepatnya RT 11, RW 05, Dukuh Socowetan, Kelurahan Socokangsi Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten.
Marsono yang merupakan seorang pedagang bakso di Pasar Gede mengatakan bahwa dia sampai tidak bisa makan, karena merasa jijik melihat kemunculan cacing yang begitu banyak.
"Kita kan disini jualan makan ada begituan jijik, kita laki-laki yang sering mancing juga lihatnya jijik, sampai tadi siang tidak mau makan," tutur Marsono dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Solo.
Jika dikumpulkan, kata dia, cacing tersebut jumlahnya bisa satu ember penuh.
"Kalau cacing itu dikumpulkan, ada satu ember. Jumlah cacingnya banyak," kata Marsono kepada wartawan
Menurut Marsono, sejak bertahun-tahun berjualan di Pasar Gede, ia baru kali ini melihat fenomena kemunculan cacing yang jumlahnya cukup banyak.
• Bupati Ade Yasin Bilang Virus Corona Sudah Menyebar ke 37 Kecamatan di Kabupaten Bogor
• Kecelakaan di Tol Cipularang, Mobil Box Ringsek Usai Menghantam Dump Truk
• Kakak Angel Karamoy Ungkap Penyebab Ayah Tirinya Meninggal Dunia: Sempat Dirawat di Rumah Sakit
Marsono beberapa kali menyapu untuk menyingkirkan cacing-cacing tersebut.
Namun, cacing itu muncul lagi dari dalam tanah.
Cacing tidak berhenti keluar dari dalam tanah dengan jumlah yang sangat banyak.
"Itu tadi ada ratusan, bisa 500 lebih cacing yang keluar, itu mereka sampai ke jalan raya tadi," terang Marsono melansir Tribun Solo.
• KRONOLOGI Kecelakaan Maut di Cianjur: 4 Tewas, Rumah Warga Hancur Hingga Roda Truk Terlepas
• Kronologi Suami Kepergok Selingkuh Bareng Wanita di Kamar Kos, Istri Pelaku Malah Minta Maaf
• Kronologi Pemandu Lagu dan 3 Lelaki Tewas Seusai Pesta Bareng, Berawal saat Kuci Pintu Rusak
Fenomena alam
Pakar Lingkungan Hidup dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Prabang Setyono mengatakan, munculnya cacing dari dalam tanah dengan jumlah banyak itu diduga karena fenomena alam.
Menurutnya, penyebab munculnya cacing-caing tersebut diduga kelembaban di dalam tanah berkurang.
Seehingga cacing-cacing keluar melalui permukaan tanah.
"Bisa jadi yang pertama, di situ kelembabanya telah terjadi perubahan drastis. Biasanya tanah itu berubah dari penghujan ke kemarau. Biasa begitu," ujar dia mengutip Kompas.com.
• Tata Cara Mandi Wajib, Lengkap Doa Niat Mandi Wajib Sebelum Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1441 H
• Cerita Saksi Mata Saat Truk Adu Banteng di Cianjur, Sopir Truk Muncul dari Balik Asap, Ini Videonya
Ia melanjutkan, kemunculan cacing dari dalam tanah ini tidak hanya terjadi di Solo, tapi juga terjadi di beberapa daerah.
Menurut dia, fenomena pada tahun lalu tidak seperti pada tahun ini.
"Kayaknya tahun ini ada sedikit anomali. Mungkin ada dinamika suhu tanah dari dalam. Ini sedikit masuk logika. Gunung-gunung yang dulunya dianggap tidur ada istilahnya geotektoniknya begitu," ujar Prabang.
Dikaitkan Gempa
Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, menyebut isu kemunculan cacing yang dikaitkan dengan akan terjadinya gempa bukan tak berdasar.
"Beberapa peristiwa gempa merusak di dunia diantaranya memang diawali adanya gejala alamiah berupa kemunculan cacing tanah secara massal," ungkap Daryono kepada Tribunnews melalui keterangan tertulis, Minggu (19/4/2020).
"Di Taiwan, kemunculan cacing tanah dilaporkan pada 10 hari menjelang terjadinya gempa Chi Chi 1999 (Allen dkk., 2000)."
"Pada peristiwa gempa Haicheng, China 1975, beberapa hari sebelumnya juga dilaporkan adanya kemunculan cacing tanah yang sangat banyak ke permukaan tanah," imbuh Daryono.
Selain itu Daryono juga memaparkan beberapa sumber pustaka lain juga mengungkap fenomena kemunculan cacing tanah menjelang gempa.
"Seperti kajian Chen dkk. (2000), Rikitake (1979), Whitehead dan Ulusoy (2013), dan Liso dan Fidani (2014)," ujarnya.
Daryono menambahkan, menurut Grant dan Conlan (2015) kemunculan cacing tanah di permukaan menjelang gempai terkait anomali gelombang elektromagnetik frekuensi rendah.
"Munculnya anomali ini dilaporkan terjadi beberapa hari sebelum gempa bumi," ungkapnya.
Menurut Daryono dalam sebuah penelitian yang mengkaji hubungan antara aktivitas cacing tanah dan kelistrikan, Ikeya dkk. (1996) menempatkan beberapa elektroda yang dialiri arus listrik pada permukaan tanah yang banyak terdapat cacing tanah.
"Sejumlah cacing ternyata merespon anomali kelistrikan ini dengan keluar dari dalam tanah secara hampir bersamaan," ungkapnya.
Selain kemunculan cacing, Daryono menyebut ada gejala alamiah tak lazim lain yang juga menyertai menjelang gempa besar di berbagai tempat di dunia.
"Seperti kemunculan ular di beberapa tempat, anjing yang terus menggonggong bersahutan, dan ikan yang melompat-lombat di kolam," ungkapnya.
Selain perilaku aneh binatang menjelang gempa, para ilmuwan juga menandai adanya anomali prekursor gempa.
Prekursor gempa adalah sebuah anomali kondisi lingkungan fisis yang menjadi petunjuk akan terjadinya gempa.
"Prekursor dapat berupa anomali permukaan tanah, elevasi muka airtanah, dan emisi radon yang terjadi berbarengan," jelas Daryono.
"Radon merupakan unsur radioaktif, gas radon dipercaya akan keluar ketika batuan akan melepaskan stressnya, sehingga radon menjadi parameter penting dalam prekursor gempa bumi," imbuhnya.
Atas hal tersebut munculnya cacing di Solo Jawa Tengah belum dapat dipastikan sebagai petunjuk terjadinya gempa.
"Fenomena cacing di daerah tersebut berdiri sendiri, tidak didukung bukti-bukti alamiah lain beserta data anomali prekursornya," jelas Daryono.
Daryono mengungkapkan, jika tidak ada data dukung penguat lainnya maka munculnya cacing secara masal ke permukaan diduga diakibatkan perubahan kondisi cuaca, iklim, dan lingkungan yang mendadak.
"Termasuk kemungkinan terpapar bahan kimia seperti desinfektan dan lain-lain," imbuhnya.
Akan tetapi Daryono juga mengingatkan agar masyarakat senantiasa waspada.
"Karena wilayah kita memang rawan gempa sebaiknya kita selalu waspada, mengingat peristiwa gempa kuat dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan belum dapat diprediksi," ujarnya.
(Artikel ini sebagian telah ditayangkan Tribun Solo dan Kompas.com)