Virus Corona di Bogor

Tak Kunjung Dapat Bantuan, Sopir Angkot di Bogor Jual Barang di Rumah Agar Bisa Makan

Penulis: Naufal Fauzy
Editor: Ardhi Sanjaya
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tole (45) pria asal di Cibinong Bogor terpaksa jual barang-barang di rumahnya demi menyambung hidup karena tak kunjung dapat bantuan dari pemerintah setelah pendapatannya sebagai sopir angkot menurun drastis pasca pandemi virus corona (Covid-19) merebak.

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Pendapatan harian sopir angkot di Kabupaten Bogor menurun drastis pasca pandemi virus corona (Covid-19) merebak.

Turunnya pendapatan mereka semakin parah ketika pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Seperti yang dirasakan oleh Tole (45) sopir angkot di Cibinong, Kabupaten Bogor.

"Ini udah ngejerit semua temen-temen sopir angkot di sini," kata Tole kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (21/4/2020).

Pria asal Pabuaran Cibinong ini menjelaskan bahwa untuk berangkat kerja, dia menggunakan modal Rp 100 ribu untuk bensin setiap harinya.

Biasanya, setiap hari dia mampu membawa pulang pendapatan bersih Rp 80-100 ribu.

Namun belakangan ini, kata dia, untuk mengembalikan modal bensin Rp 100 ribu saja sudah cukup sulit sehingga terkadang dia sama sekali tak membawa uang ketika pulang ke rumah.

"Untuk setoran aja sekarang bingung. Untuk bensin kan Rp 100 ribu, untuk ganti itu Rp 100 ribu buat bensin aja susah banget, berat. Sebelum ada corona mending, bisa bawa pulang uang Rp 80 ribu, bisa Rp 100 ribu," kata Tole.

Dia juga mengaku bahwa sampai sekarang ini dia belum mendapat bantuan sama sekali dari pemerintah.

Padahal dia harus menghidupi seorang istri dan 5 orang anak.

"Boro-boro dapet bantuan, info bantuan aja gak ada, pendataan gak ada. Itu bener, kan saya narik seharian," katanya.

Dia mengaku bahwa untuk menunjang kebutuhan makan sehari-sehari dia mengandalkan dermawan di jalan-jalan namun itu pun tidak setiap hari dapat.

Selain itu, dia juga mengaku sudah menjual barang-barang di rumahnya demi untuk membeli beras termasuk perhiasan milik istrinya.

"Kalau ada yang bagi-bagi beras, udah saya langsung berhenti, kadang dapet, kadang enggak. Udah mengaharapkan itu doang. Saya dapet beras 1 liter 3 hari yang lalu, sekarang belum dapet lagi, untung-untungan. Saya mau di rumah, tapi di rumah udah gak ada apa-apa, bini aja itu aduh kalung udah abis buat nombokin idup," kata Tole.

Berita Terkini