TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Pernyataan pihak Kepolisian yang menyebutkan Editor Metro TV Yodi Prabowo mengkonsumsi narkoba dibantah oleh kekasih korban, Suci Fitri Rohmah.
Perempuan berusia 24 tahun itu mengaku tidak mendapati ciri-ciri sang kekasih mengkonsumsi barang haram tersebut.
Selain itu, sejak menjalin hubungan selama tujuh tahun dengan alamarhum, Suci mengetahui bila sang kekasih tak pernah berhubungan dengan narkoba.
"Enggak ada mas, dia (Yodi Prabowo) tuh anti yang begitu-begitu," jawab singkat Suci dengan suara lesuhnya kepada Wartakotalive.com saat dikonfirmasi melalui sambungan selularnya, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel) pada Sabtu (25/7/2020).
Positif Narkoba
Kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo terkuak.
Pihak Kepolisian menyimpulkan tewasnya Yodi Prabowo karena bunuh diri.
Yodi Prabowo dinilai mengalami depresi berat hingga nekat mengakhiri hidupnya dengan pisau dapur di pinggir Tol JORR ruas Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2020 dini hari.
Terdapat sejumlah kejanggalan terkait kesimpulan bunuh diri yang disampaikan pihak Kepolisian.
Satu di antaranya adalah kenekatan Yodi Prabowo mengakhiri hidup dengan sebilah pisau.
Pisau tersebut diketahui ditembuskan ke dada dan lehernya berulang kali ,sebelum akhirnya menghembuskan nafasnya terakhir.
Terkait hal tersebut Dokter Spesialis Forensik Instalasi Rumah Sakit Bhayangkara Kramat Jati, Arif Wahyono mengungkapkan Yodi Prabowo dalam keadaan terpengaruh zat amfetamine ketika bunuh diri.
Hal itu diketahui berdasarkan hasil tes urine korban yang diketahui positif amfetamine.
Ampetamine bisa didapat dari ekstasi maupun pil stimulan lainnya.
"Almarhum mengkonsumi narkoba amfetamine saat meninggal, serta tiga hari sebelumnya," kata Arif dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Sabtu (25/7/2020).
Bahkan kata Arif dari hasil pemeriksaan darah dan rambut Yodi, diketahui ia sudah cukup lama mengkonsumsi narkoba jenis amfetamin.
Meski begitu Arif enggan menjelaskan berapa lama Yodi sudah mengkonsumsi narkoba.
"Intinya, almarhum sudah cukup lama menggunakan narkoba," katanya.
Arief juga mengatakan, hasil forensik dipastikan Yodi tewas karena benda tajam atau pisau.
“Kesimpulan sebab mati korban kekerasan senjata tajam di leher. Selanjutnya screening narkoba di dalam urine kami temukan kandungan ampetamine positif,” kata dokter Spesialis Forensik ini.
Pemicu Bunuh Diri
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat menuturkan dari sejumlah fakta yang diungkap pihaknya dan ditambah keterangan ahli, diketahui bahwa pemicu utama atau penyebab utama Yodi Prabowo bunuh diri karena depresi.
Pemicunya karena sakit kelamin, padahal tahun depan ia akan menikah dengan kekasihnya berinisial S.
"Jadi penyebab utamanya, karena dia sakit kelamin padahal berencana menikah tahun depan dengan kekasihnya. Ini membuatnya depresi hingga akhirnya bunuh diri," kata Tubagus kepada Warta Kota, usai jumpa pers di Mapolda Metro Jaya pada Sabtu (25/7/2020).
Hal tersebut diungkapkan Tubagus merujuk keterangan ahli psikologi forensik.
"Tingkat depresi setiap orang atas suatu masalah yang sama, berbeda-beda. Dalam kasus ini, korban depresi karena penyakit kelamin dan rencananya menikah," kata Tubagus.
Karenanya kata Tubagus, konflik hubungan Yodi dan kekasihnya S sempat terjadi, apalagi karena Yodi dekat dengan perempuan lainnya berinisial L.
"Selain itu ditambah dengan konsumsi ampetamin yang mempengaruhi kejiwaannya dan menimbulkan keberanian diluar kebiasaan," kata Tubagus.