Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR UTARA - Selain menggunakan bahasa Inggrid dan Sunda, penjual kue cubit di Bogor juga memiliki gaya yang nyentrik.
Penjual kue cubit Enjang Saeful Muslim atau yang akrab disapa Mang Enjang sering menggunakan topi seperti penyanyi jazz dan celmek ala chef profesional.
Saat ditemui di lapak jualannya Mang Enjang bercerita bahwa kue cubit merupakan makanan jadul yang kini sudah banyak diinovasikan dengan berbagai rasa dan toping.
Sementara itu, mengenai gaya nyentriknya Mang Enjang mengatakan itu dilakukan secara spontan.
"Iya ini kan kue cubit kekinian, dan gue juga harus kekinian, Isnya Allah bisalah kekinian," ujarnya sembari tertawa.
Selain melayani pembeli dengan ramah, Mang Enjang juga sering kali menebar candaan dan menggunakan bahasa Inggris dan Sunda ketika melayani pembeli.
Seperti ketika ada pembeli yang menanyakan harga satu kue cubit dengan cepat Ia menjawab dengan bahasa Inggris.
"One Thousand just one piece, atau hijina sarebu (satu kue berharga seribu)," katanya sembari tertawa kecil.
Tak hanya memadukan bahasa Inggris dan Sunda, Mang Enjang juga sering kali membuat pelesetan-pelesetan nama rasa kue cubitnya.
Di antaranya adalah ketika ada pembeli yang menanyakan rasa dan toping kue cubit.
"Untuk variannya aku ada vanila Capucinta (Capuccino) bubble gum, taro and then coklat, and green tea," ujarnya saat ditemui dilapak dagangannya yang disebut sebagai sarang laba-laba.
Sudah lama berjualan kue cubit di era kekinian, Mang Enjang memang sengaja membuat inovasi baru dengan membuat berbagai rasa dan toping.
Inovasi itu dilakukan untuk memberikan rasa yang lezat dan beda dari yang lain.
"Iya yang membedakan kue cubit aku adalah taste-nya (rasa) kalau kata anak anak sekarang itu rasanya duar," katanya.