TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kasus pembunuhan yang dilakukan suami terhadap istrinya di Sulawesi Selatan dinilai janggal oleh keluarga korban.
Sebab, saksi mata yang merupakan orangtua pelaku dinilai memberikan keterangan yang berbelit.
Keluarga juga heran dengan sikap saksi yang seolah tidak membantu menantunya saat ditikam oleh anaknya.
Peristiwa ini terjadi Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) dinilai janggal oleh keluarga korban.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari TribunBone.com Senin (13/11/2020), Kamaluddin (20) tega menganiaya istrinya S (14) di kediamannyanya yang berada di tengah sawah di Lingkungan Harapan Tallumae, Kelurahan Bukaka, Kecamatan Tanete Riattang pada Jumat (20/11/2020) pukul 03.00 Wita.
Setelah menikah, terduga pelaku Kamaluddin dan korban S tinggal bersama J yang merupakan ayah dari terduga pelaku.
Saat kejadian berlangsung, disebutkan bahwa Kamaluddin menganiaya sang istri di depan sang ayah, J.
Menurut keluarga korban, keterangan yang disampaikan oleh saksi mata J kepada polisi dinilai berbelit-belit.
Fakta-fakta yang ditemukan pihak keluarga di lokasi kejadian pun dinilai tidak sesuai dengan keterangan yang disampaikan saksi J kepada polisi.
Paman korban, Supri menjelaskan, ayah terduga pelaku inisial J dalam kesaksiannya di polisi mengaku sudah berupaya membela menantunya.
Baca juga: Baru Sebulan Nikah, Wanita 14 Tahun Dibunuh Suami, Sempat Ungkap Firasat ke Keluarga, Jadi Kenyataan
Baca juga: Bunuh Istri di Depan Anak, Suami Kirim Foto Mayatnya ke Mertua dan Beri Pesan Ini
"Ada bapak pelaku di rumah saat kejadian. Dia mengaku telah membela menantunya dengan memohon kepada pelaku untuk tidak membunuh istrinya, tapi bunuh dia saja. Bahkan, dia mengaku dua kali ditikam, tapi tidak terluka," tuturnya Minggu (22/11/2020).
Menurut Supri, seandainya J memang tidak bisa dilukai dengan senjata yang digunakan pelaku, harusnya ia melerai dan tidak membiarkan kejadian tersebut.
"Kalau memang tidak bisa dilukai dengan senjata tajam, harusnya dilerai kalau bertengkar pada saat itu, sehingga kejadian tersebut tidak terjadi," sesalnya.
Supri pun sangat meyayangkan tidak ada upaya pemberian pertolongan dari pihak keluarga pelaku kepada korban usai ditikam oleh Kamaluddin.
"Terus terang yang membuat kami sakit hati, dia menjelaskan ke kami bahwa pelaku tinggalkan istinya setelah benar-benar meninggal dunia. Masa dilihat begitu saja tidak mencoba melerai," tambahnya.
Korban, kata dia, dibiarkan tergeletak usai ditikam pada pukul 03.00 Wita dan baru dibawa ke rumah sakit pada pukul 06.00 Wita dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi.
"Setidaknya kalau kejadiannya jam 3 bisa langsung dibawa ke rumah sakit. Setidaknya ada usaha dan nyawanya masih ada kemungkinan tertolong. Justru jasadnya dibiarkan tergeletak begitu saja. Baru dibawa ke rumah sakit, itupun pihak kepolisian yang membawa ke rumah sakit dalam keadaan meninggal," katanya.
Tak hanya itu, menurut Supri, tidak ada itikad baik dari keluarga pelaku kepada pihak keluarga korban.
Pasalnya, tidak ada yang menelepon dan memberitahukan bahwa ada kejadian penikaman dari keluarga pelaku.
Informasi justru diperoleh dari warga yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Baca juga: Kronologi Pengantin Baru di Bone Bunuh Istri, Keluarga Ungkap Curhatan Korban Setelah Menikah
Baca juga: Motif Tukang Bakso Bunuh Teman, Tersinggung Diajak Bercinta Sesama Jenis, Minta Maaf ke Calon Istri
Keluarga Tak Temukan Bercak Darah di TKP
Selain itu, hal yang mengganjal lainnya menurut Supri yakni bahwa korban ditemukan meninggal di bagian bawah rumah, tepatnya di dekat tangga dengan bersimbah darah.
Lebih 20 luka tusukan ditemukan di tubuh korban.
Namun, yang aneh ketika ibunya ke lokasi kejadian setelah mendapat informasi cucunya meninggal, dia tidak menemukan bekas percikan darah atau bekas darah di rumah tersebut.
"Yang mengganjal di lokasi pembunuhan ketika ibu saya ke sana, dia tidak menemukan bekas darah baik di dalam rumah dan tempat tergeletaknya korban. Tidak ada percikan darah, ataupun bekas darah. Padahal luka tusukan lebih 20. Ini tidak masuk akal," ucapnya.
Keluarga korban pun menduga korban dibunuh di tempat lain lalu dibawa ke lokasi tempat tergeletak di dekat tangga.
Supri pun menyampaikan agar pihak kepolisian mengusut dan menyelidiki kasus ini hingga tuntas.
Ia meminta agar polisi mengusut dugaan adanya keterlibatan orang lain dalam kasus.
"Kami minta kasus ini diusut tuntas. Jangan sampai ada orang lain yang terlibat. Semua saksi harus diperiksa, termasuk ayah pelaku," tegasnya.
Baca juga: Pengakuan Tukang Bakso Bunuh Kakak dan Tetangganya, Kesal Diajak Hubungan Sesama Jenis oleh Korban
Baca juga: Korban Pembunuhan Tukang Bakso Sempat Datangi Keluarga Lewat Mimpi: AA Mau Pulang
Pelaku Masih Buron
Ia juga berharap terduga pelaku yang masih buron segera ditangkap dan dihukum sesuai perbuatannya.
"Polisi secepatnya menangkap Kamaluddin dan dihukum seberat-beratnya," pungkasnya.
Sementara Kanit Reskrim Polsek Tanete Riattang, Iptu Samson saat dikonfirmasi belum bisa berbicara banyak.
Pihaknya masih terus melakukan penyelidikan dan memburu pelaku yang masih buron. Nanti, kata dia, setelah pelaku berhasil ditangkap, semua akan diungkap.
"Masih penyelidikan.Pelaku belum ditangkap. Kita target secepatnya ditangkap. Jika pelaku telah ditangkap semua akan terang-benderang," ucapnya.
(TribunnewsBogor.com/TribunBone.com)