Wanita Dirudapaksa di KRL, Polisi Geram Lihat Reaksi Penumpang : Kenapa Cuma Melihat Gak Membantu?

Penulis: Uyun
Editor: Ardhi Sanjaya
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi - wanita dirudapaksa di KRL, polisi geram lihat reaksi penumpang

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kasus rudapaksa terhadap seorang wanita terjadi di ruang publik, yakni di dalam kereta commuter line ( KRL).

Namun bukannya menolong, penumpang lain yang ada di dalam KRL itu malah hanya menonton.

Sontak, polisi pun makin geram apalagi ketika melihat kondisi korban yang tak berdaya menghadapi kebejatan pria tersebut.

Kasus ini terjadi di KRL di Upper Darby, pinggiran Philadelphia, Amerika Serikat (AS), pada Rabu (13/10/2021) sekira pukul 23.00 waktu setempat.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari NBC, wanita ini dirudapaksa di KRL El inbound rute Market-Frankford dekat 69th Street di Upper Darby.

Kepala Departemen Kepolisian Upper Darby, Timothy Bernhardt mengatakan, seorang petugas Otoritas Transportasi Pennsylvania Tenggara (SEPTA) menelepon departemennya untuk melaporkan ada yang tidak beres dengan seorang perempuan di dalam kereta.

Petugas kepolisian langsung bertindak dengan menunggu di stasiun berikutnya.

Setiba di stasiun, polisi melihat pelaku masih melakukan aksi pelecehannya kepada penumpang wanita tersebut.

Baca juga: Aksi Sadis Pria Habisi Nyawa Ayah Kandung Bikin Warga Geger, Pelaku Sempat Alami Ini 3 Bulan Lalu

Melihat hal tersebut, polisi menangkap pelaku dengan melumpuhkannya dari belakang.

Sementara itu, wanita yang menjadi korban pelecehan langsung dilarikan ke rumah sakit.

Bernhardt menjelaskan, perempuan itu tampak kuat setelah mengalami kejadian tersebut dan memberikan banyak informasi kepada polisi.

Korban mengaku tak kenal dengan pelaku.

"Dia sedang dalam pemulihan. Semoga bisa melewati ini," ujar Bernhardt.

Untuk menyelidiki kasus ini, Berhnardt pun melihat rekaman ulang CCTV yang ada di dalam gerbong kereta.

FOLLOW:

Betapa syoknya polisi melihat gerbong tersebut ternyata ramai penumpang.

Namun, Berhardt geram melihat penumpang lain yang tak bereaksi apapun, dan cuma menonton aksi keji tersebut.

Padahal, penumpang tersebut bisa melaporkannya ke polisi dengan menelpon 911.

"Sangat mengganggu, ada banyak orang di KRL El inbound dan tidak ada yang melakukan apa pun untuk campur tangan atau membantu wanita ini.

Kenapa cuma melihat saya dan tidak membantu wanita ini? Seseorang seharusnya melakukan sesuatu," tegas Benhardt kesal.

"Ini bicara tentang di mana kita berada dalam masyarakat. Maksud saya, siapa yang membiarkan hal seperti ini terjadi? Ini meresahkan," kata Bernhardt.

Baca juga: Yosef Mendadak Buka Motif Pembunuhan Tuti dan Amalia, Yoris Siapkan Pengacara : Ada Kejanggalan

Pihak SEPTA mengeluarkan pernyataan yang menyebutnya sebagai "tindakan mengerikan".

Mneurutnya, jika tidak ada  petugas SEPTA yang menelpon 911, entah bagaimana nasib korban saat ini.

"Ada orang lain di kereta yang menyaksikan tindakan mengerikan ini, dan mungkin akan segera dihentikan jika seorang pengendara menelepon 911,"

"Beruntung serangan itu dicurigai seorang karyawan SEPTA, yang menelepon 911. Sehingga memungkinkan polisi segera merespon dan menangkap tersangka dalam tindakan tersebut," kata juru bicara SEPTA Andrew Busch.

Ilustrasi perkosaan (Stomp)

Mereka pun mendesak siapa pun yang menyaksikan serangan semacam itu untuk melaporkannya kepada pihak berwenang.

"SEPTA mendesak siapa pun yang melihat kejahatan yang dilakukan atau situasi berbahaya apa pun yang terjadi untuk melaporkannya.

Siapa pun yang menyaksikan keadaan darurat harus melaporkannya. segera hubungi 911," paparnya.

Baca juga: Menanti Pembunuh Tuti dan Amalia Ditangkap, Yosef Analisa Motif Pelaku : Tak Ada Sangkut Pautnya

Pelaku pemerkosaan diidentifikasi sebagai Fiston Ngoy (35).

Dia adalah seorang tunawisma.

Menurut catatan pengadilan Delaware Country, Fiston Ngoy telah berkali-kali terlibat kasus dengan pemerkosaan dan penyerangan tidak senonoh.

tampang pelaku rudapkasa wanita di dalam KRL (NBC Philadelphia)

Salah seorang penumpang KRL inbound yang akan menaiki kereta mengaku tercengang mengetahui kasus rudapaksa ini.

Menurutnya, harus disiagakan petugas keamanan untuk menjaga para wanita dari aksi kejahatan.

“Kita membutuhkan lebih banyak keamanan, kita benar-benar membutuhkannya.

Kita benar-benar membutuhkan banyak keamanan karena semakin buruk di sini. Anda bahkan tidak bisa naik bus," kata Shawn Brown.

Berita Terkini