Niat Belajar Ilmu Tenaga Dalam Berakhir Pilu, 3 Santriwati Tak Berdaya Usai Punggungnya Dipijit Guru

Penulis: khairunnisa
Editor: Ardhi Sanjaya
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi pencabulan

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Tiga Santriwati di salah satu pondok pesantren di kawasan Ciparay, Kabupaten Bandung tak pernah menyangka bakal mengalami nasib tragis.

Niat hati ingin belajar ilmu tenaga dalam, para pelajar berusia di bawah umur itu justru dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab.

Bukan orang jauh, sosok yang bertindak keji kepada tiga santriwati tersebut tak lain adalah gurunya sendiri.

Modus sang guru pesantren itu pun terbilang licik.

Yakni dengan cara berpura-pura mengajari tiga muridnya itu perihal ilmu tenaga dalam.

Tanpa perlu alat atau teori mendalam, pelaku mampu membuat korbannya terpedaya dalam waktu singkat.

Awal mulanya, pelaku memanggil tiga santriwati di pondok tempat mereka mengemban ilmu.

Alasannya satu, ia mengaku akan mengajari korbannya itu ilmu tenaga dalam.

Tak ragu sedikitpun, ketiga santriwati itu pun mengikuti aba-aba dari sang guru.

Baca juga: Harta Rampasan Kasus Korupsi, Seperti Mobil Mewah, Tas dan Jam Tangan Dilelang KPK Mulai Rp 15 Juta

Pelaku langsung memijat-mijat punggung tiga korbannya.

Selang beberapa waktu, mereka pun tak berdaya hingga tak sadarkan diri.

Memanfaatkan situasi tersebut, pelaku pun mencabuli tiga santriwati tersebut.

Aksi keji yang dilakukan guru pesantren itu ternyata telah dilakukan sejak tiga tahun lalu.

Mulai dari tahun 2019, pelaku kerap melancarkan aksinya berpura-pura mengajari ilmu tenaga dalam kepada santriwati.

Ilustrasi wanita diperkosa (tribunnews/ilustrasi)

Perbuatan pelaku dan aksi kejinya kini telah ditangai Polda Jabar.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas TV, Kabidhumas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo mengungkap modus kekejian sang guru pesantren.

"Kemudian dipijit-pijit punggung korbannya jadi tidak sadar, akhirnya dilakukan pencabulan pada saat tidak sadar tersebut," ucap Kombes Pol Ibrahim Tompo dikutip pada Senin (10/1/2022).

Baca juga: Skandal Video Mesranya Bikin Ibu Nangis, Ayu Aulia Syok Dicecar Keluarga Zikri Daulay: Mending Nikah

Baru Lapor Awal Tahun

Lebih lanjut, Kombes Pol Ibrahim Tompo mengungkap bahwa kasus pencabulan guru pesantren terhadap tiga santriwati itu baru diketahui di awal tahun 2021.

Mulanya, ada satu korban yang melapor ke polisi yakni pada 1 Januari 2022.

Hingga kini, sudah ada tiga santriwati yang turut mengadukan aksi bejat sang guru pesantren kepada pihak berwajin.

Secara intensif, polisi masih melakukan penyelidikan atas dugaan kasus tersebut.

Sejumlah saksi, menurut Kombes Pol Ibrahim Tompo, telah menjalani pemeriksaan mulai dari saksi pelapor dan saksi yang diduga menjadi korban.

Ilustrasi - korban rudapaksa (thenewsminute.com)

"Kasus ini sudah ditangani penyidik. Saksi ini ada saksi korban dan pelapor juga, total ada delapan," ujar Kombes Pol Ibrahim Tompo.

Kendati sudah mengetahui kasus tersebut, polisi belum jua menetapkan tersangka.

Pihak kepolisian masih menerima jika ada korban lain yang ingin melapor.

"Saksi sampai sekarang, saksi korban dan pelapor, ada 8 saksi yang diperiksa," sambung Kombes Pol Ibrahim Tompo.

Baca juga: Kakek Sudah Minta Bantuan 26 Dukun, Bocah yang Hilang 17 Bulan Ditemukan Lemas di Mandalika

Korban Berkali-kali Pingsan

Sementara itu, kasus pencabulan tiga santriwati yang terjadi di Kabupaten Bandung itu turut disoroti Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD).

Ketua KPAD Kabupaten Bandung, Ade Irfan Al-Ansory mengungkapkan, dari hasil pengawasan yang dilakukan pihaknya, memang terdapat persetubuhan kepada tiga santriwati.

"Memaksa korban dengan kayak dihipnotis. Diduga pelaku menggunakan metode tipu muslihat, kalau saya simpulkan. Kemungkinan masih banyak korbannya karena yang lainnya ada yang diduga dicabuli juga," kata Ade Irfan Al-Ansory dikutip dari Tribun Jabar.

Ade mengatakan, modus pelaku kepada korban adalah seolah-olah melakukan hipnotis, sehingga para korban tidak bisa melawan.

"Korban yang disetubuhi memang di bawah umur. Yang kemarin mengakui ada tiga orang. Tapi memang hasil pengawasan kami justru lebih dari tiga orang. Namun kemungkinan tidak berani mengakui karena takut tercemar atau lainnya," tutur Ade Irfan Al-Ansory.

Baca juga: Akan Gue Buka Kim Hawt Siap Bersihkan Nama Vanessa Angel, Dalang Kasus Surabaya Bakal Terungkap

Lebih lanjut, Ade mengatakan KPAD melakukan pendampingan kepada korban.

Pihaknya sudah mengarahkan korban dan berusaha agar korban yang berat psikisnya untuk direhab.

"Traumanya ini yang bahaya. Kalau ingat, itu korban sampai ada yang pingsan terus," pungkas Ade Irfan Al-Ansory.

Ade memohon kepada masyarakat agar turut menjaga kondisi korban.

"Jangan sampai identitas detail korban disebar sampai khalayak ramai tahu, sehingga terus menghadirkan trauma yang berkelanjutan," pinta Ade Irfan Al-Ansory.

Berita Terkini