TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Berikut cara antisipasi agar ular tidak masuk ke halaman rumah.
Musim hujan merupakan saat di mana telur ular menetas.
Tak heran banyak kasus ular masuk ke rumah warga selama musim hujan.
Termasuk rumah Suwandi, warga Sanggrahan, Tlogoadi, Mlati, Sleman.
Suwandi mengatakan, sepekan lalu sekitar pukul 07.00 rumahnya disatroni ular.
Ular sebesar jempol tangan orang dewasa tersebut masuk melalui pintu dapur.
"Dari pintu itu masuk, kebetulan lihat ularnya. Masuk ke dapur, ya, langsung kita eksekusi saja, pakai seadanya. Pakai sapu," katanya, beberapa waktu lalu.
Ular dengan panjang kurang lebih 60 cm tersebut kemudian dibuang ke sungai.
Kebetulan ada sungai kecil yang lokasinya tak begitu jauh. Kejadian ular masuk rumah ternyata bukan kali pertama.
Selama musim hujan, sudah tiga kali rumahnya kemasukan ular.
"Kebetulan ini sudah ketiga kalinya. (Yang kemarin) jenis welang. Kalau sebelumnya malah lebih besar lagi, ular gadung. Lebih besar, sebesar jempol kaki, panjangnya semeter lebih," terangnya.
Ular kerap masuk karena dekat rumahnya merupakan pekarangan yang tidak terurus.
Ia menduga itulah yang menyebabkan ular cukup sering berkunjung ke rumahnya.
Di pekarangan itu banyak rumput liar tumbuh tinggi. Termasuk terdapat rumpun bambu.
Suwandi tak takut menghadapi ular, karena dulu ia pernah bekerja di Dinas Pemadam Kebakaran Sleman.
Mengevakuasi ular menjadi salah satu tugas rutinnya. Istrinyalah yang takut melihat binatang melata itu.
Populasi ular meningkat di musim penghujan
Ada sejumlah cara untuk mencegah ular masuk rumah, termasuk menyemprotkan pewangi di sekitar rumah.
Pewangi seperti karbol, parfum, kapur barus, dianggap lebih efektif daripada garam.
Selain itu, seseorang diminta mengurangi gerakan saat akan menangkap ular.
Sebab, ular cenderung akan beraksi terhadap gerakan.
Ular di musim hujan
Banyaknya ditemukan ular di musim hujan dikarenakan rumput atau vegetasi di lingkungan rumah yang semakin lebat karena diguyur hujan.
Kondisi itu sangat disukai ular untuk bersarang atau bertelur.
Ketika rumput sudah tumbuh subur maka lebih baik untuk dipangkas.
Termasuk pula merapikan tumpukan batu atau kayu.
Jika ada masyarakat yang terpatuk ular berbisa, maka langkah pertama yang dilakukan adalah mengupayakan agar darah di sekitar area terpatuk dapat dikeluarkan.
Pasien harus cepat mendapatkan serum anti-bisa ular (ABU).
Digigit ular adalah keadaan darurat yang membutuhkan penanganan segera.
Sayangnya, pemahaman masyarakat mengenai cara pertolongan pertama saat digigit ular yang tepat dirasa masih sangat minim.
Hal itu pun bisa mengakibatkan penambahan jumlah kasus kematian akibat gigitan ular.
Langkah pertolongan pertama saat digigit ular yang tepat
Pakar Gigitan Ular dan Toksikologi, Dr. dr. Tri Maharani, M.Si. Sp.EM, menilai banyak orang keliru dengan mengira racun dari ular masuk ke tubuh manusia melalui pembuluh darah.
Padahal racun itu masuk melalui kelenjar getah bening.
Dia melihat kekeliruan pemahaman tersebut akhirnya menghasilkan banyak mitos atau informasi yang salah mengenai langkah pertolongan pertama yang tepat saat digigit ular.
Misalnya, langsung memijat, mengikat, atau menghisap darah dari area yang tergigit ular.
"Padahal perlakuan tersebut justru memudahkan racun dari ular untuk menyebar ke bagian tubuh lain dan dapat memperburuk kondisi korban," jelas Maha, sapaan akrab Tri Maharini saat dihubungi Kompas.com.
Dia menerangkan, pada dasarnya racun yang masuk melalui kelenjar getah bening dapat menyebar jika terjadi pergerakkan atau kontraksi otot pada bagian tubuh yang tergigit.
Oleh karena itu, melakukan imobilisasi atau membuat bagian tubuh yang tergigit tidak bergerak sepenuhnya menjadi pertolongan pertama yang paling tepat.
Dengan melakukan imobilisasi, kata Maha, racun yang masuk akan berhenti pada area gigitan saja dan memudahkan fungsi pertahanan tubuh untuk mengeluarkannya secara mikro seperti zat asing lainnya.
Untuk melakukan imobilisasi, bidai atau bilah kayu yang bisa ditemukan di sekitar pasien dapat digunakan untuk mengurangi pergerakan bagian tubuh yang tergigit ular.
Jika gigitan ada di bagian tangan, sling atau gendongan bisa dipakai.
“Setelah mendapat pertolongan pertama, tanpa terkecuali pasien harus segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan medis,” jelas dia.
Dampak gigitan ular
Maha menegaskan apa pun jenis ularnya, berbisa atau tidak, korban gigitan ular tetap harus segera mendapatkan perawatan medis.
Menurut dia, tingkat keparahan dampak dari gigitan ular dapat dibagi menjadi beberapa tahap, diantaranya:
- Rendah menimbulkan kecacatan
- Berpotensi menimbulkan cacat
- Memiliki fatalitas tinggi atau kematian
Tingkat keparahan di atas akan sangat bergantung dengan faktor-faktor berikut:
- Spesies dan ukuran ular
- Jenis racun
- Jumlah atau tingkat dosis racun ular yang masuk ke tubuh
- Ketepatan pertolongan pertama dan perawatan yang diberikan
"Nah, ada beberapa faktor yang tidak bisa dideteksi tanpa peralatan dan perawatan medis profesional. Maka dari itu, gigitan ular termasuk sebagai kondisi emergency," terang dia.
Bahkan, bekas gigitan dari ular yang tidak berbisa juga dapat menyebabkan infeksi jika tidak segera ditangani dengan tepat.
Maha mengungkapkan bahwa jumlah spesies ular di Indonesia sangat banyak.
Sehingga, bagi masyarakat awam mungkin akan kesulitan untuk dapat membedakan jenis-jenis ular ini hanya melalui pertimbangan fisik seperti warna atau bentuk kepala ular.
"Jadi jangan pernah mengabaikan kondisi tergigit ular dengan jenis atau spesies apa pun dengan hanya mengandalkan perawatan rumahan," saran dia.
Untuk diingat sekali lagi, setelah melakukan cara pertolongan pertama saat digigit ular dengan tepat, siapa saja penting membawa pasien ke fasilitas kesehatan untuk menerima perawatan medis.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Waspadalah ! Potensi Ular Masuk Rumah Kian Meningkat di Musim Hujan