Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Reynaldi Andrian Pamungkas
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CITEUREUP - Kenaikan harga BBM bersubsidi tentunya berdampak kepada naiknya tarif angkot, salah satunya angkot pada trayek di kawasan Citeureup, Kabupaten Bogor.
Salah satu sopir angkot Trayek 44 di kawasan Citeureup, Adi Permana mengatakan bahwa naiknya harga BBM bersubsidi ini sangat berdampak kepada angkutan umum.
"Udah harganya naik, kita sopir angkot kalo mau isi bensin harus pake aplikasi MyPertamina pula, jadi makan waktu," ucapnya kepada TribunnewsBogor.com, Senin (5/9/2022).
Menurutnya, yang membuat kesulitan bagi para pengemudi angkot ini bukan hanya kenaikan harga BBM bersubsidi saja tetapi peraturan penggunaan aplikasi MyPertamina.
Pada aplikasi MyPertamina ini, kata Adi Permana para sopir angkot harus mendaftarkan pelat nomornya terlebih dahulu untuk dapat mengisi BBM bersubsidi.
Adi Permana mengaku bahwa dengan naiknya harga BBM bersubsidi ini, semakin menambah beban rakyat kecil yang berjuang untuk mencari nafkah buat keluarganya di rumah.
"Kalo harga BBM naik, tarif angkot juga pasti kita naikin biar nggak ada penumpangnya juga, tapi kalo saya ngeluhnya soal peraturan pake aplikasi MyPertamina ini, udah mah ngantri panjang ngisinya terus harus pake aplikasi juga, kan jadi makan waktu kita mau narik angkot jadi lama," jelasnya.
Bahkan, menurutnya pasca dinaikkannya harga BBM bersubsidi ini terlihat banyak orang yang sudah beralih ke transportasi berbasis online.
Dengan hal tersebut, pemasukan untuk kebutuhan ekonomi Adi Permana pun menjadi semakin berkurang.
Ia menambahkan bahwa selain warga beralih ke transportasi online, banyak warga pun yang beralih menggunakan kendaraan pribadi.
"Ya pasti yah kemungkinan yang transportasi online juga bakal naik harganya, sekarang aja yang naik angkot udah keliatan sepi pas abis naik harga BBM, mereka kayaknya pada pindah transportasi semua," pungkasnya