'Sungguh Ku Rindu Padamu' Surat Terakhir Icha untuk Almarhum Ibu Sebelum Tewas Dibunuh Rudolf Tobing

Penulis: Vivi Febrianti
Editor: Tsaniyah Faidah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ade Yunia Rizabani atau Icha (36) ternyata pernah menulis surat untuk almarhum ibunya yang sudah meninggal.

TRIBUNNEWSBOGOR.COM — Ade Yunia Rizabani atau Icha (36) ternyata pernah menulis surat untuk almarhum ibunya yang sudah meninggal.

Surat itu ditulis Icha jauh sebelum dirinya tewas dibunuh oleh temannya sendiri, Rudolf Tobing di salah satu apartemen di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Pada surat itu, Icha menuliskan kerinduannya pada sang ibunda yang sudah lebih dulu berpulang.

Tak sangka, seolah kerinduan itu pun kini jadi nyata karena Icha menyusul sang ibunda.

Namun sayangnya, Icha tewas dengan cara mengenaskan di tangan Rudolf Tobing.

Bahkan mayatnya dimasukkan ke dalam plastik dan dibawa menggunakan troli sebelum akhirnya dibuang di kolong Tol Becakayu, Bekasi.

Rudolf Tobing tega menghabisi nyawa Icha karena merasa sakit hati melihat korban berfoto dengan orang yang dianggap musuh oleh pelaku.

Ia pun kemudian berencana membunuh tiga orang, satu di antaranya adalah Icha.

Namun rencananya itu urung dilakukan karena Rudolf Tobing kini sudah diamankan oleh polisi.

Dilansir dari akun Facebook Ade Yunia Rizabani atau Icha, ia ternyata sempat memposting surat atau curhatan di buku Diary-nya untuk sang ibunda.

Baca juga: Ngaku Puas Telah Bunuh Temannya, Rudolf Tobing Alami Gangguan Jiwa? Sempat Punya Trauma Dipukuli

Surat itu ia tulis pada 25 Februari 2009 dan ia posting di Fecebook pada 13 Agustus 2014.

Sambil memposting surat itu, Ade Yunia Rizabani pun menyampaikan kerinduannya pada sang ibu.

Ini isi suratnya :

Karyaku “My Poem”

- 25 Ferb 09 -

Tak sanggung aku menahannya

Air mata ini turun membasahi wajahku

Teringat ibunda tercinta

Sungguh ku rindu padamu

Tapi tak kan pernah bida kulihat lagi

Ku hanya bisa tertegun diam

Mengingatmu, mengenangmu

dalam hidupku

Sambil menangis ku kenang kau IBU

Kutulis semua kenangan bersamamu 

dalam Diaryku ini

Masih seperti mimpi kurasakan

Kau pergi meninggalkanku

Terlalu cepat, begitu cepat 

Bahkan sangat cepat

Di saatku tidak di sisimu

Hanya potomu yang terus kupandangi

jika ku rindu

Tak akan lagi ku lihat semummu

dan tawamu IBU

25 Februari 2009, pukul 10.30 WIB

di RSHS R. Mawar No.4 Kau

Sudah bersama dengan Yesus

di Surga …

-AYRP-

Ade Yunia Rizabani atau Icha (36) ternyata pernah menulis surat untuk almarhum ibunya yang sudah meninggal. (Facebook/Ade Yunia Rizabani)

Baca juga: Gelagat Icha Korban Pembunuhan Pendeta Muda Sebelum Dicekik, Terus Menunduk Saat Berada di Lift

Icha membubuhkan inisial AYRP yang merupakan namanya, yakni Ade Yunia Rizabani Paembonan.

Tak sangka, 13 tahun setelah menulis surat itu kini Icha menyusul sang ibunda.

Icha juga sempat memposting foto-foto saat ibunya meninggal dunia.

Tampak ia bersama keluarga meratapi seorang wanita yang terbaring di dalam peti mati.

Meski tersenyum, Icha tetap tak bisa menyembunyikan raut sedih di wajahnya.

Sosok Icha

Sementara itu, berdasarkan penelusuran TribunnewsBogor.com dari akun Instagramnya, @ichachuuy, Icha menulis di bio bahwa dirinya merupakan seorang traveller.

Ia juga menambahkan informasi lainnya yakni free diver, scuba driver, mountaineer, dan dancer.

Bahkan di foto profilnya, Icha tampak sedang berada di tengah laut dengan pemandangan indang di belakangnya.

Pada akun Facebook-nya, Icha juga kerap memposting beberapa kegiatannya saat traveling.

Mulai dari gunung, laut, hutan, dan banyak lainnya.

Pada informasi di Facebook-nya, Icha menuliskan bahwa ia kuliah di Universitas Mercu Buana, Jakarta.

Baik akun Instagram dan Facebooknya itu tampak di privat sehingga tidak bisa dilihat oleh orang yang bukan temannya.

Di Instagram, Icha tampak memiliki 1.326 followers dan 2,434 following.

Akun Instagram Ade Yunia Rizabani atau Icha, wanita yang dibunuh mantan pendeta di apartemen. (Ist/Instagram)

Menurut AKBP Indrawienny Panji Yoga, Icha merupakan teman pelaku.

“Korban dan pelaku merupakan kawan, bisa dibilang sahabat, teman dekat. Pelaku dan korban pernah bergabung di komunitas GA Army dan melakukan siaran bareng,” kata dia.

Baca juga: Sebelum Bunuh Teman Wanitanya di Apartemen, Rudolf Tobing Sempat Belajar Mencekik Lewat Internet

Ia juga mengungkap motif pelaku tega menghabisi teman dekatnya itu.

“Motifnya adalah sakit hati karena pelaku merasa dikhianati oleh korban, karena korban pernah berjalan bersama salah satu yang pelaku anggap sebagai musuh pelaku,” kata dia.

Orang yang jadi musuh pelaku itu, kata dia, sebelumnya juga merupakan temannya sendiri.

“Padahal tadinya teman, namun sempat bersitegang akhirnya jadi musuhan,” tambahnya.

Awal perencanaan pembunuhan itu yakni saat pelaku melihat foto korban bersama orang yang ia anggap sebagai musuh tersebut. 

“Fotonya di suatu acara kawan pelaku juga. Jadi pelaku merasa sakit hati terhadap korban dan temannya. Harusnya temannya ini berpihak kepada dia, kenapa harus berjalan dengan orang yang tidak disukai pelaku,” ungkapnya.

Berita Terkini