TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Polda Metro Jaya akhirnya mengungkap misteri kematian satu keluarga di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat.
Dari hasil penyelidikan bersama tim gabungan, dipastikan bahwa tidak ada pihak luar atau orang lain yang masuk ke rumah Kalideres.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan dari hasil penyelidikan, Rudyanto Gunawan, Renny Margaretha Gunawan, Dian Febbyana Apsari Dewi dan Budyanto Gunawan meninggal secara wajar.
Urutannya, yang meninggal pertama adalah Rudyanto Gunawan, kemudian Renny Margaretha Gunawan lalu Budyanto Gunawan dan terakhir Dian Febbyana Apsari Dewi.
Rudyanto Gunawan diketahui memiliki masalah saluran pencernaan.
Sementara Renny Margaretha Gunawan mengidap kanker payudara.
Sedangkan Budyanto Gunawan mengalami serangan jantung.
Lalu Dian Febbyana Apsari Dewi, mengalami gangguan pernapasan.
Selama penyelidikan kental sekali isu bahwa keempatnya menganut keyakinan atau ikut sekte tertentu.
Hal itu diperkuat dengan temuan buku lintas agama, kemenyan, mantra dan klenting.
Walau begitu, Sosiologi Agama Prof Jamhari yang turut menyelidiki kasus ini berpendapat keluarga Kalideres tidak tergabung dalam sekte, namun memang memiliki kecenderungan mengisolasi diri.
"Keluarga ini sangat tertutup dan mengisoloasi di rumahnya, dan itu ternyata bukan merupakan hal yang baru, karena diruntut dari sejarah mereka cenderung tertutup dan cenderung mengisolasi di rumah sendiri," kata Jamhari dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas TV, Jumat (9/12/2022).
Baca juga: Surat Al Quran yang Dipakai Keluarga Kalideres untuk Ritual, Sosiologi Forensik: Memperlancar Jodoh
Fakta kedua, kata dia, ditemukan adanya beberapa buku agama yang mungkin sedang dibaca atau sedang digeluti oleh keluarga tersebut.
"Dilihat dari buku agama yang ada, yaitu buku-buku dari agama Kristen, yang kedua dan terbanyak adalah buku-buku dari agama Islam, dan kemudian yang ketiga adalah dari agama Budha," ujarnya.
Menurutnya, buku-buku itu tidak ada yang spesial dan bisa dibeli dimanapun.
"Jadi saya kira ini bukan menunjukan bahwa mereka sedang mengkaji suatu pemahaman sekte tertentu," jelasnya.
Ketiga, ditemukan fakta bahwa mereka sedang melakukan ritual tertentu, karena ada beberapa rajah atau mantra.
"Ada juga selembar kertas yang tertulis, ada beberapa kalimat ayat-ayat Al Quran disertai dengan minuman, jeruk nipis dan sebagainya yang merupakan barangkali itu adalah ramuan obat yang disertai doa untuk penyembuhan keluarga tersebut," ungkapnya.
Menurutnya, rata-rata wafak yang ditulis adalah ayat Al Quran.
"Dan setelah saya lihat wafak dan tulisan yang ada hampir semuanya karakternya adalah bahasa Arab. Jadi ada huruf hijaiah, huruf Arab, ada banyak sekali surat-surat Al Quran," tuturnya.
Bahkan ditemukan juga tulisan Surat Yusuf yang menurutnya kerap dipakai untuk meminta memperlancar jodoh.
"Dan juga ada satu ayat Al Quran yang diambil dari Surat Yusuf, yang biasanya ini dipakai untuk memperlancar jodoh, supaya mendapat kharisma, aura, supaya memperlancar jodoh. Ada juga ayat-ayat yang tertulis dalam kertas itu ayat yang biasa dipakai untuk mencari kesejahateraan maupun kekuatan batin dalam mengarungi hidup," beber dia.
Selain itu lanjut dia, ada pula ayat-ayat yang biasa dipakai untuk mencari kesejahteraan, kekuatan batin dalam mengarungi hidup.
"Ini mungkin sesuai dengan apa yang disampaikan oleh temuan psikologi forensik tadi, bahwa ada dari keluarga tersebut terutama bapak Rudy Gunawan yang mempunyai kecenderungan klenik dan perdukunan sejak mahasiswa," jelasnya.
Baca juga: Terkuak! Polisi Beberkan Urutan Kematian Satu Keluarga di Kalideres, 4 Korban Idap Penyakit Serius
Dengan begitu, Jamhari menyimpulkan keluarga Kalideres tidak menganut sekte tertentu.
"Ini sebenarnya ritual-ritual yang dilakukan oleh keluarga ini, itu juga sesungguhnya bukan aneh, karena orang di luar sekte pun atau orang biasa pun juga melakukan ritual-ritual seperti yang dilakukan oleh keluarga ini. Misalnya tadi menggunakan ayat Yusuf untuk mencari jodoh dan sebagaianya, juga dilakukan oleh kebanyakan orang," ungkapnya.
Ia menduga mungkin keluarga Kalideres melakukan ritual untuk kesembuhan atau membantu masalah yang sedang dihadapi, seperti mencari jodoh.
"Kesimpulan saya, mereka bukan penganut sekte apalagi apokalistik. Mereka orang normal yang bisa meninggal secara wajar karena penyakit dan lain-lain," tutupnya.
Sementara itu, dari penjelasan tersebut, Kombes Hengki Haryadi menegaskan bahwa keempat jenazah keluarga tersebut beragama Kristen.
Parlu kami jelaskan di sini bahwa dari keempat jenazah ini adalah beragama kristen, melakukan ritual-ritual di luar agama kristen.(*)