Soal Rotasi Mutasi Jabatan OPD di Pemkot Bogor, Fraksi PPP DPRD Kota Bogor Peringati Bima Arya

Penulis: Rahmat Hidayat
Editor: Reynaldi Andrian Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gus M mengingatkan Bima Arya soal rotasi dan mutasi kepala Organisasi Perangkat Daerah harus sesuai dengan kapasitas, kompetensi, dan kualifikasi sesuai dengan keahliannya.

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, TANAH SAREAL - Anggota Fraksi PPP DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri tanggapi rencana Wali Kota Bogor Bima Arya yang dikabarkan akan segera membongkar pasang kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam waktu dekat ini.

Menurut pria yang disapa Gus M ini, rotasi dan promosi harus sesuai dengan kapasitas, kompetensi, dan kualifikasi sesuai dengan keahliannya.

"Memang rotasi dan promosi itu sepenuhnya hak wali kota. Tapi jangan sampai dipaksakan, kalau golongan belum cukup ya jangan," kata Gus M dalam keterangan tertulisnya kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (24/1/2023).

Gus M ini juga mengingatkan, jangan sampai rotasi maupun promosi dilakukan atas 'selera' pihak lain di luar Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) Pemkot Bogor.

"Tetapi jangan sampai ada intervensi dari pihak luar maupun ASN non Baperjakat untuk memuluskan kepentingan tertentu," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa rotasi bagus untuk penyegaran agar dapat berakselerasi.

Tidak hanya rotasi, promosi juga baik agar dapat melahirkan pemimpin baru.

Kendati demikian, ia menyayangkan mengapa rotasi maupun promosi masih tertunda seakan seperti diulur-ulur. 

Padahal, kabar itu telah mencuat sejak Desember 2022. 

"Bahkan isu beberapa kepala Dinas telah dipanggil oleh wali kota untuk dimutasikan juga sudah santer terdengar, tidak lama setelah dilaksanakan uji kompetensi pejabat eselon 2 dilaksanakan. Upaya ini terlihat seperti main-main dan hanya sebagai pembenaran," jelasnya.

Selain itu, sambungnya, tertundanya mutasi promosi ini bahkan mengakibatkan bergulirnya isu yang dapat membuat situasi kerja tidak kondusif, munculnya kelompok-kelompok birokrasi, dan kentalnya politisasi birokrasi.

"Jangan sampai tertundanya mutasi promosi ini ada tarik menarik kepentingan politik penguasa, dalam mengamankan kemana berlabuhnya kepemimpinan selanjutnya atau kepentingan politik lainnya," paparnya.

Baca juga: DPRD Kota Bogor Apresiasi Kinerja Pemkot Tahun 2022, Atang Trisnanto: Indikator yang Memuaskan

Gus M menegaskan bahwa ada beberapa jabatan yang sengaja dibiarkan kosong. 

Diantaranya, Sekdis PUPR , Kabag Keuangan Setwan, beberapa kabid di dinas, serta kekosongan pada staf ahli.

"Perlu menjadi perhatian apakah tertundanya proses ini dikarenakan bongkar pasang terkait pengamanan suksesi," tandasnya.

Berita Terkini