Imlek 2023

Kapan Perayaan Cap Go Meh 2023 di Bogor? Ini Tradisi yang Biasa Dilakukan

Editor: Tsaniyah Faidah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cap Go Meh 2019 - Bogor Street Festival akan kembali digelar untuk memeriahkan perayaan Cap Go Meh 2023. Lantas, apa makna sebenarnya dari Cap Go Meh?

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Perayaan Cap Go Meh 2023 di Bogor digelar secara besar-besaran setelah dua tahun sempat vakum karena adanya pandemi Covid-19.

Bogor Street Festival akan kembali digelar untuk memeriahkan perayaan Cap Go Meh 2023.

Akan ada dua panggung utama di Jalan Suryakencana dalam perayaan Cap Go Meh 2023 nanti, yakni di dekat Vihara Dhanagun dan di depan Hotel 1O1 Suryakancana.

Nantinya, perayaan Cap Go Meh 2023 di Bogor dijadwalkan terselenggara pada 5 Februari mendatang.

Adapun rangkaian acara Cap Go Meh 2023 akan menampilkan pesta rakyat, bazar murah, dan kegiatan sosial yang dihadiri pejabat dan tokoh nasional.

Lantas, apa makna sebenarnya dari Cap Go Meh? Bagaimana awal mula perayaan Cap Go Meh?

Apa itu Cap Go Meh?

Menurut Wikipedia, Cap Go Meh adalah akhir dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa.

Secara umum, Cap Go Meh dikenal sebagai saat puncak sekaligus penutupan tahun baru, atau penutup dari rangkaian tahun baru Imlek.

Perayaan Cap Go Meh adalah pada tanggal 15 bulan pertama Imlek. Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek bahasa Hokkian yang artinya malam ke-15. Secara harfiah, Cap Go Meh artinya Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam.

Perayaannya diawali dengan berdoa di wihara, kemudian dilanjutkan dengan iringan kenong dan simbal serta pertunjukan barongsai dan pertunjukan tradisional Tionghoa.

Perayaan Cap Go Meh telah dilakukan sejak abad ke-7 Masehi pada masa Dinasti Han di Tiongkok, terutama saat migrasi masyarakat Tionghoa ke wilayah bagian selatan Tiongkok.

Perayaan diadakan bersama oleh raja dan masyarakatnya pada malam tanggal ke-15 bulan pertama penanggalan Tionghoa.

Para petani memasang lampion berwarna warni di sekeliling ladang untuk mengusir hama dan menakuti binatang-binatang perusak tanaman serta memperindah pemandangan. Selain itu, diadakan pertunjukan musik dan barongsai untuk memeriahkan perayaan.

Baca juga: Suasana Imlek 2574 di Vihara Dhanagun Kota Bogor, Cap Go Meh Bakal Kembali Digelar

Tradisi Cap Go Meh

Di China, Cap Go Meh juga dikenal dengan Festival Yuan Xiao, lebih bersifat sosial yang dimeriahkan dengan pesta rakyat.

Perayaan Cap Go Meh biasa diisi dengan kegiatan berpawai, arak-arakan pertunjukan barongsai di jalan hingga menyalakan lampion sebagai dekorasi kota.

Makanan khas saat perayaan Cap Go Meh adalah Yuan Ziao (bahasa Mandarin) atau ronde. Ronde Cap Go Meh adalah bola-bola yang terbuat dari beras ketan dan dimakan bersama kuah gula dan rempah-rempah.

Tak hanya di China, Cap Go Meh kemudian diadakan secara turun-temurun oleh masyarakat Tionghoa yang tersebar di seluruh dunia salah satunya adalah Indonesia.

Di Indonesia, tradisi Cap Go Meh biasanya dirayakan dengan makan ketupat Cap Go Meh.

Selain ketupat, ada juga makanan khas saat perayaan Cap Go Meh lain yang kerap disantap oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia yang merayakannya, yaitu lontong Cap Go Meh.

Lontong Cap Go Meh dapat dibilang sebagai adaptasi peranakan Tionghoa Indonesia terhadap masakan Indonesia.

Lontong Cap Go Meh dianggap sebagai makanan khusus bagi etnis Tionghoa di Indonesia karena dipercayai dapat membawa keberuntungan.

Kepercayaan ini berdasarkan pada keyakinan bahwa dengan menghidangkan dan memakan lontong Cap Go Meh pada Hari Raya Imlek akan meningkatkan rezeki, kemakmuran, dan keberuntungan.

Bentuk panjang dari lontong dianggap sebagai simbol panjang umur, sementara telur dianggap sebagai simbol keberuntungan dan santan yang dibumbui kuah kunyit berwarna keemasan dianggap sebagai simbol emas dan kekayaan.

Warna kuning keemasan pada lontong Cap Go Meh dianggap sebagai simbol kemakmuran dan kekayaan, seperti pada perayaan tahun baru Imlek, warna emas atau kuning dianggap sebagai warna keberuntungan.

(Tribunners/Fanny Anggraeni)

Berita Terkini