Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia Fahmi Alaydrus meminta Wali Kota Bogor Bima Arya terus bersuara terkait kasus tewasnya pelajar SMK Bina Warga 1 di Simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Apalagi, sampai saat ini, terhitung sudah 21 hari eksekutor utama berinisial ASR alias Tukul masih belum tertangkap.
"Pak Waki Kota harus bersuara terus agar menjadikan kasus ini jadi pelajaran," kata Fahmi dijumpai di Balai Kota Bogor usai kunjungan kerja spesifik Komisi X, Kamis (30/3/2023).
Dia menjelaskan, belajar dari kasus ini, edukasi kepada para pelajar harus mulai ditingkatkan terutama oleh pucuk pimpinan Kota Bogor yakni Bima Arya.
Bima Arya harus 'blusukan' agar edukasi tersampaikan sehingga para pelajar SD-SMP mau masuk ke SMA sudah mempunyai bekal agar kejadian serupa tidak terjadi.
"Masuk juga ke SMP dan SD. Mereka (pelajar SD dan SMP) harus diedukasi sejak dini agar ketika nanti di SMA tidak ikut ikutan," jelasnya.
Fahmi pun tidak menampik, bahwasanya ketika wewenang SMA maupun SMK dari Pemerintah Provinsi dilimpahkan kembali kepada Pemerintah Daerah hal itu justru lebih terkonsolidasi.
"Sejauh ini belom ada pembahasan dikembalikan lagi ke kota. Tapi, kami mengakui lebih terkonsolidasi karena itu lapangannya atau aktivitasnya di Kota/kabupaten," tambahnya.
Sementara itu, di sisi lain, kata Fahmi, kejadian yang menimpa pelajar SMK Bina Warga 1 Kota Bogor ini merupakan kejadian yang sangat ironis.
Bukan tanpa sebab, pasalnya, kejadian ini terjadi ditengah kementerian terkait menggencarkan profil pelajar pancasila.
"Kami berharap profil pelajar pancasila bukan cuma slogan tapi diterapkan secara nyata. Karena tawuran itu udah terjadi puluhan tahun dan diturunkan dari angkatan ke angkatan," tandasnya.