Terungkap Tindakan Teman Pada Siswa SD yang Pindah ke SLB, Bukan Bully : yang Lain Sudah Bisa

Penulis: Sanjaya Ardhi
Editor: Ardhi Sanjaya
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bukan Bully Ini yang Dilakukan Teman Kelas Pada Siswa SD yang Pindah ke SLB

"Mengalami kesulitan melakukan kegiatan belajar terutama yang menggunakan daya khayal dan imajinasi, sehingga hal ini membuatnya akan lebih mudah untuk berpikir secara praktis dan sederhana dengan adanya contoh langsung. Sesuai kapasitas kemampuan intelektual yang dimilikinya, mengalami hambatan dalam menerima informasi yang baru diterimanya, memiliki daya ingat yang cenderung lemah dan kurang fokus".

Terungkap kondisi Firmansyah, siswa SD yang pindah ke SLB karena dibully. Ternyata Firman pindah sekolah karena tergolong dalam anak berkebutuhan khusus alias anak spesial (kolase TikTok)

Guru Firman di sekolah pun sudah memberitahu Suwadi soal kemampuan anaknya.

"Setelah diberitahu, Firman pindah ke SLB. Setiap hari jalan 4 kilo ke SLB. Tidak ada masalah, yang penting bisa tetap sekolah," kata Suwadi.

Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Diskdikbudpora) Kabupaten Semarang, Sukaton Purtomo Priyatmo menerangkan Firman sudah empat tahun pindah ke SLB.

"Sejak kelas dua," katanya.

Awalnya Firman masuk tahun ajaran 2018/2019 pada usia 8 tahun.

Namun kala itu rupanya Firman mengalami kesulitan dalam beradaptasi dan menerima pelajaran.

"Bahkan selama kelas satu tidak bisa menulis dan membaca," terangnya.

Oleh sebab itu gurunya pun tidak memberi nilai hingga menyebabkan Firman tidak naik kelas.

Pada tahun selanjutnya, Firman tidak menunjukan perkembangan dan diketahui bahwa ia masuk kategori inklusi.

"Orangtua diberi tahu kondisinya. Lalu diberi pemahaman, tetap sekolah negeri atau pindah ke SLB," kata Sukaton.

Suwadi pun memutuskan memindahkan Firman ke SLB.

"Ternyata di sana lebih baik dan berkembang," katanya.

Di SLB, Firman sudah mau belajar membaca dan menulis. Perkembangan bagus karena ada perhatian selama sekolah di SLB," katanya.

Sukaton menekankan sebenarnya teman-teman tidak membully Firman.

"Teman-temannya hanya menyampaikan soal siswa tersebut yang tidak bisa baca tulis, sementara yang lain sudah bisa," ujarnya.(*)

 

Berita Terkini