Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu Topami 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Satpol PP Kecamatan Cisarua masih lakukan verifikasi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang akan mengisi kios-kios di Rest Area Gunung Mas, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Selasa (13/6/2023).

Kasi Trantib Kecamatan Cisarua, Effendi, menjelaskan saat ini pihaknya masih melakukan pendataan terkait verifikasi para pedagang yang masih menjamur di kawasan Puncak.

"Untuk saat ini kita masih melakukan pendataan terkait verifikasi dan validasi pendataan Pedagang Kaki Lima (PKL) Yang ada di wilayah Puncak terutama PKL-PKL yang liar ini harus ditertibkan karena itu mutlak," ujarnya saat ditemui TribunnewsBogor.com.

Selain para PKL pihaknya juga aka melakukan penertiban terkait Bangunan liar (Bangli).

Hanya saja penertiban tersebut harus menunggu instruksi dari Pihak Pemerintah Kabupaten Bogor.

"Ada lagi Bangli (Bangunan liar) yang harus ditertibkan nanti kita liat seperti apa arahan dari Kabupaten seperti apa untuk pembongkarannya terutama dari pihak Disdagin nanti ada pendataan lagi melalui kita untuk mendata yang benar-benar masuk ke Rest Area seperti apa si," paparnya.

Data para pedagang yang saat ini sudah dikantongi oleh pihak Satpol PP Kecamatan Cisarua berjumlah 600 pedagang, sedangkan jumlah kios yang berada di Rest Area Gunung Mas berjumlah 516.

Dengan belum akuratnya data tersebut, pihaknya masih berencana akan melakukan pendataan ulang.

"Saat ini ada 600an pedagang yang masuk data, rencananya si ada pendataan ulang insyaallah guna memvalidasi data tersebut. Agar pas 516 itu apa aja yang masuk," terangnya.

Meskipun sudah berencana akan melakukan pendataan ulang, pihaknya masih belum dapat memastikan kapan pendataan itu akan rampung.

"Kalau target kapan selesai nunggu dari kabupaten, kalau kita ditargetkan Juni beres ya berarti kita harus gerak cepat," pungkasnya.

Semenatara itu Camat Cisarua, Ivan Pramudya mengaku belum bisa memastikan kapan Rest Area Gunung Mas akan dilaunching.

"Kalau launching secara pasti tanggalnya belum ada. Karena masih banyak proses yang belum selesai salah satunya PKL. Sebenarnya bukan hanya PKL tapi banyak indikator lainnya yang memang masih dalam proses," tutupnya.