TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Biaya perawatan siswa SMK, Muhammad Abidzar (16) yang disiram air keras di Jalan Pisangan Lama III, Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (8/8/2023) ternyata tak ditanggung BPJS.
Ibu korban, Rudiati mengungkapkan, biaya perawatan Abidzar tidak ditanggung BPJS lantaran ia adalah korban penganiayaan.
"Katanya, peraturannya dari yang saya tangkap, untuk korban penganiayaan tidak di-cover. Makanya saya agak gimana gitu. Anak saya korban, lho," ucap dia.
Saat Abidzar hendak dibawa pulang, Rudiati mengatakan bahwa pihak Sudin Pendidikan Jakarta Timur datang ke RSCM.
Ada pula anggota polisi yang datang, meski Rudiati tidak mengetahui pasti apakah anggota Polsek Pulogadung atau Polres Metro Jakarta Timur.
Saat itu, ada yang mengontak seseorang yang Rudiati duga dari BPJS untuk menanyakan alasan perawatan Abidzar tidak ditanggung BPJS.
Rudiati mengatakan kala itu padahal pihak rumah sakit sudah diperlihatkan rekaman CCTV yang membuktikan Abidzar adalah korban.
"Sudah diperlihatkan juga rekaman CCTV, dan memang anak saya (dari rekaman CCTV) adalah korban. Mudah-mudahan ada jalan keluarnya," Rudiati berujar.
Meski begitu, ia mengaku biaya perawatan Abidzar selama berada di RSCM tidaklah besar.
Sebab, ia hanya perlu membayar sepasang lensa kontak untuk mencegah bola mata Abidzar lengket dan tidak bisa terbuka akibat siraman air keras.
Terkait hal ini, Rudiati tidak tahu apakah ada yang menanggung biaya perawatan Abidzar sejak Selasa malam atau tidak.
"Keluar biaya cuma untuk bayar lensa mata, harganya Rp 260.000. Itu pun dokternya bilang, 'Bu, ini saya minta maaf, ini lensa harus bayar'," terang Rudiati.
"Dokternya memastikan lagi apakah saya punya uang, saya bilang, 'Enggak apa-apa, insya Allah punya'. Untuk lensa, dikasih kebijakan bayarnya nanti, tapi saya langsung bayar karena ini berhubungan dengan mata anak saya," imbuh dia.
- Harus Dioperasi Plastik
Abidzar sudah pulang dari RS Cipto Mangunkusumo pada Kamis (10/8/2023) malam.
"Semalam sudah pulang, tapi untuk dipindahkan ke RS Islam Cempaka Putih," ujar ibunda MA, Rudiati (52), di kediamannya di Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (11/8/2023).