TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Terduga teroris Bekasi berinisial DE alias Danan Alias Abu Nibras rupanya sudah rutin berlatih menembak.
DE yang diketahui sebagai pegawai PT KAI ini menyimpan 18 pucuk senjata api berbagai jenis.
Hal ini dikatakan Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto saat meninjau langsung ke rumah terduga teroris di Perumahan Persona Anggrek Harapan, RT 07 RW 27, Bekasi Utara, Senin (14/8/2023).
Rumah tersebut merupakan tempat tinggal terduga teroris berusia 28 tahun tersebut.
Dia sudah menempati rumah tersebut sejak enam bulan lalu.
"Masih dihitung (jumlahnya), (sementara) 18 itu campuran ada yang air gun yang dimodifikasi jadi senjata api, ada juga pabrikan," kata Karyoto di Bekasi.
DE diamankan Tim Densus 88 Antiteror di rumah kontrakannya yang berlokasi di Bekasi.
DE pun sudah mempersiapkan dirinya untuk melakukan amaliyah.
Diketahui, dari semua kasus terorisme, para pelaku menggunakan bahasa seragam untuk operasional di lapangan dengan bahasa amaliyah.
Dia mempersiapkan diri dengan i'dad atau latihan berupa mengasah kemampuan menembak yang dilakukan selama 2 bulan sekali.
DE mengaku berlatih rutin menembak dua bulan sekali di Gunung Geulis, Kabupaten Bogor.
Ia berlatih menggunakan pistol Baikal Makarov buatan Rusia dengan peluru 9 milimeter.
"Saat ini saya masih tahap i'dad (latihan, red). Saya melakukan i'dad di Gunung Geulis sebanyak 2 bulan sekali. Saya melakukan i'dad selama 6 jam," ucap pelaku DE.
Sepak terjang pelaku DE tak hanya mempersiapkan latihan.
Namun juga menjadi propaganda di media sosial.
"Pelaku aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," terang Juru Bicara Densus 88 Antiteror Kombes Aswin Siregar.
Biasanya pelaku DE menyebarkan propaganda berupa poster digital berisi teks pembaruan baiat dalam bentuk bahasa Arab dan Indonesia kepada pemimpin ISIS, yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
Hasil penulusuran penyidik Densus 88 Antiteror, pelaku DE pernah menguji coba pistol rakitan di sebuah perkebungan dan mempostingnya di Facebook.
Empat tahun berlalu sejak berbaiat, pelaku DE rupanya tak cuma menjadi pengagum ISIS tapi juga aktor.
Pemicunya adalah kerusuhan di Mako Brimob pada 2018 silam, di mana para pelaku onar saat itu adalah tersangka tindak pidana terorisme.
Kerusuhan dari Mako Brimob itu disiarkan para pelaku teror melalui media sosial Telegram dan sontak menyita perhatian publik skala nasional dan global.
Pelaku DE melihat kerusuhan di Mako Brimob melalui televisi, bukan dari Telegram. Begitu pengakuannya.
"Saya menjadi terinsipirasi dan memiliki ghiroh yang tinggi untuk melalukan amaliyah," ungkap pelaku DE seperti ditirukan Kombes Aswin.
Kemudian, dari peristiwa di Mako Brimob itu, pelaku DE mulai mencari info soal jual beli senjata api untuk kemudian melakukan amaliyah, gampangnya operasi teror.
Dari semua kasus terorisme, para pelaku menggunakan bahasa seragam untuk operasional di lapangan dengan bahasa amaliyah.
Benang merah dari pengakuan pelaku DE, penyidik Densus 88 Antiteror kemudian mendapati beragam senjata api dari pistol hingga laras panjang di rumahnya di Bekasi.
Selain itu, penyidik Densus 88 Antiteror turut menyita boks berisi ratusan amunisi bentuknya peluru tajam dan bendera khas ISIS warna hitam.
Sementara di luar itu ada buku-buku karya Wahabi yang ikut disita. Salah satunya buku pegangan pelaku teror Supri, penjahit di Boyolali, yang belum lama ditangkap.
Bukum yang sama juga ditemukan saat penyidik Densus 88 Antiteror menggeledah rumah pelaku DE.
Pelaku DE juga tercatat masuk dalam grup Telegram BEL4J4R PEDUL1 MUH4J1R. Grup khusus ini bertujuan menggalang dana mengatasnamakan APM oleh YUSHA.
Di grup khusus ini, pelaku DE sebagai admin dan pembuat beberapa channel Telegram, yakni Arsip Film Dokumenter dan Breaking News.
Sementara itu, Manajemen PT KAI buka suara terkait penangkapan pegawainya DE (28) oleh Densus 88 Antiteror Polri atau Densus 88 di Bekasi, Senin (14/8/2023).
KAI menghargai menghargai proses hukum yang sedang berjalan dan akan mendukung berbagai upaya dalam memberantas praktik Terorisme.
"Kami siap bekerja sama dengan pihak berwenang terkait isu tersebut," tegas EVP of Corporate Secretary KAI, Raden Agus Dwinanto Budiadji dalam keterangan tertulis, Senin (14/8/2023).
Agus menegaskan pihaknya tidak menoleransi tindakan yang bertentangan dengan hukum, terlebih pada kasus terorisme.
Manajemen KAI akan menindak secara tegas karyawannya jika terbukti terlibat dalam kasus terorisme.
"KAI berkomitmen untuk turut memberantas kejahatan terorisme di lingkungan perusahaan dengan terus mengingatkan seluruh jajaran mengenai integritas dan nasionalisme, serta melakukan peningkatan pengawasan oleh fungsi terkait," kata Agus.