TRIBUNNEWSBOGOR.COM, SUKARAJA - Belasan PSK open BO kedapatan mangkal di sebuah rumah kontrakan di wilayah Sukaraja, Kabupaten Bogor.

Ada sekitar 24 kamar kontrakan yang disinyalir menjadi sarang PSK open BO dilokasi rumah kontrakan tersebut.

Para PSK ini tak menjajakan dirinya dipinggir jalan.

Mereka mencari pelanggan pria hidung belang lewat jejaring media sosial MiChat.

TONTON JUGA:

Usia para wanita yang menjual jasa pemuas nafsu ini beragam dari berusia muda yakni 20 tahun hingga berusia 35 tahun.

Sebagian dari mereka bahkan ada yang sudah memiliki suami.

Saat berhasil menggaet tamunya, pria hidung belang ini langsung diajak ke rumah kontrakan yang berloasi di wilayah Desa Pasir Jambu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lokasi kontrakan PSK open BO di Bogor ini cukup tersebunyi.

Sebab, kamar kontrakan yang jumlahnya mencapai puluhan ini berada di dalam gang yang hanya menuju ke kontrakan tersebut. 

Area kontrakan tersebut memiliki luas sekitar 800 meter.

"Ada sekitar 24 kamar katanya," ujar ketua RW setempat, M Yusuf, Kamis (29/2/2024).

Tak diketahui secara pasti siapa pemilik rumah kontrakan yang dihuni oleh para PSK open BO tersebut.

"Saya delapan tahun jadi RW kenal aja belum sama pemiliknya," ungkapnya.

Seperti diketahui, terbongkarnya praktik prostitusi ini usai Satpol PP Kabupaten Bogor melakukan penggerebekan ke rumah kontrakan tersebut pada Rabu (28/2/2024) malam.

Saat digerebek, ada sekitar 18 PSK open BO yang diangkut oleh petugas untuk didata dan dilakukan pembinaan.

Mereka tampak berpakai seksi.

Sebagain, ada juga yang sedang melayani pelanggannya di dalam kamar kontrakan.

Tak hanya belasan wanita, petugas Satpol PP dan Dinsos juga mengamankan 6 (enam) orang pria hidung belang yang diduga sedang memesan jada esek-esek.

Lalu berapa tarif PSK open BO di kontrakan Bogor ini?

Berdasarkan pengakuan PSK kepada petugas, mereka memasang tarif dari mulai Rp 250 ribu sampai Rp 1 jutaan.

Hal itu untuk layanan shot time atau kencan singkat diatas rangjang.

"Masih nego," kata Kabid Tibum Satpol PP Kabupaten Bogor, Rhama Kodara usai memeriksa dan mendata belasan PSK di kantornya.

Menurutnya, alasan klasik menjadi motif belasan wanita ini terjun ke jurang prostitusi demi mendapatkan uang dengan cara singkat.

"Alasan ekonomi," terangnya.

Ia menerangkan, wanita yang diduga PSK ini telah diserahkan kepada Dinsos Kabupaten Bogor untuk dilakukan assessment kembali.

"Apabila wanita tersebut dinyatakan positif melaksanakan tindakan prostisusi, maka akan dikirim ke panti rehabilitas di wilayah Sukabumi Cibadak untuk dibina," pungkasnya.