Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Lima unit angkot listrik siap mengaspal di jalanan Kota Bogor pada April 2024 mendatang dan akan diujicobakan selama enam bulan..
Rencananya, angkot listrik ini melintas di Cidangiang, Tugu Kujang, Surken, Bondongan, Empang, BTM, Djuanda, SSA, dan kembali lagi ke Cidangiang.
Pemkot Bogor sudah memasang rambu pemberhentian angkot listrik di beberapa titik pada Jumat (29/3/2024).
Lalu, seberapa mahalnya biaya pengecasan angkot listrik ini?
Untuk tempat pengisian daya listrik angkot ini baru berada di SPKLU yang berada di PLN Kota Bogor.
Manager UP3 Bogor, Irwanto Wahyu Kusumo mengatakan, biaya pengisian ini berada di kisaran 1.600 per KWH.
“Jadi ini kita karena masih uji coba, kan tarifnnya KWh masih 1.600 per KWh. Kalau ini angkot itu 22-25, dikalikan saja 1.600. Itu sekali charge penuh,” kata Irwanto kepada TribunnewsBogor.con
Jika dikalikan, untuk sekali pengisian daya listrik ini berada di angka 40 ribu rupiah.
“Jadi nanti kan diatur sama Dishub ya. Kan ada 5 angkot, jadi nanti nggak semuanya langsung barengan, karena kan pelayanan harus tetap jalan,” jelasnya.
Sekali isi full itu juga angkot listrik bisa muter ditrayek yang sudah ditentukan sebanyak 30 kali.
“Tergantung muternya. Kalau tadi sekali rute 13 km, kalau daya tampung 20-30 KWh itu bisa 300 km. Jadi dihitung saja. Kalau memang 300 dibagi 13 kan sekitar 30 puteran ya. Baru ngecharge lagi nanti,” ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengklaim, bahwa angkot listrik di Kota Bogor ini pertama di Indonesia.
Dari trayek yang ada saat ini, angkot listrik ini hanya memakan waktu 45 menit saja sekali jalan.
“Dengan sistem seperti ini akan terukur 13 kilometer itu waktu tempuhnya kira-kira satu putaran 45 menit sampai satu jam. Jadi kalau situasinya lancar trafficnya, maka bisa diperkirakan sebetulnya titik-titik mana saja,” kata Bima Arya.
Meski begitu, Bima Arya menyebutkan bahwa dengan hadirnya angkot listrik ini kemacetan masih belum bisa teratasi.
“Kalau jumlahnya masih lima, tentu belum bisa diklaim mengurangi macet. Tapi nanti kalau ini lancar, uji coba enam bulan, setelah itu kalau lancar maka akan dikonversi semua. Kan nanti ada yang konversi ke Biskita, ada yang jadi angkot listrik,” jelasnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Bogor Marse Hendra Saputra mengatakan, untuk tarif yang dikeluarkan oleh penumpang hanya lima ribu rupiah saja.
Namun, pembayaran ini tidak bisa dilakukan dengan sistem tunai melainkan menggunakan sistem non tunai.
“Awaknya cuma satu. Jadi hanya sopir tanpa kernet, karena sudah TOB (tap on bus) atau cashless,” kata Marse.
Ia berharap, kedepannya, 30 trayek angkot konvensional saat ini, bisa diisi semua oleh angkot listrik.
“Jadi dari 30 trayek yang ada di Kota Bogor, mudah-mudahan semua 30 trayek. Bertahap mungkin, satu-dua dulu,” ujarnya.
Dishub Kota Bogor akan memantau efisiensi angjot listrik di Kota Bogor saat ujicoba enam bulan ini.
“Kita lihat selama uji coba ini kan kami akan berhitung berapa ketahanan baterai, berapa keuntungan. Apabila nanti kita lempar atau kita serahkan kepada para pengusaha angkot untuk beralih dari angkutan konvensional ke angkot listrik,” tandasnya.