Tangis Kakek saat Jenazah Cucunya Diturunkan Sopir Ambulans Karena Tak Kasih Uang Bensin: Sakit Hati

Penulis: Damanhuri
Editor: Damanhuri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangis Kakek saat Jenazah Cucunya Diturunkan Sopir Ambulans di jalanan Karena Tak Kasih Uang Bensin

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Tangis kakek tak terbendung saat jenazah cucunya diturunkan oleh sopir ambulans di jalanan.

Sang sopir ambulans itu tega menurunkan jenazah dan keluarganya lantarakan tak dikasih uang bensin oleh pihak keluarga pasien.

Bahkan, video curhatan tangis sang kakek viral di media sosial.

Usut punya usut, peristiwa ini terjadi di Sintang, Kalimantan Barat.

Mobil ambulans itu rupanya milik RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang.

Mobil ambulans RSUD Sintang itu diketahui tengah membawa jenazah bayi laki-laki yang diturunkan ditengah jalan sebelum tiba dilokasi tujuan.

Sebab, keluarga tak mampu membayar biaya tambahan yang diduga diminta oleh oknum sopir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang.

Padahal, pihak keluarga sudah membayar administrasi sewa ambulans di kasir RSUD.

Namun, setelah sampai di SPBU bujang beji sintang di minta duit lagi untuk minyak 1juta oleh supir ambulans.

Karena pihak keluarga tidak memiliki uang, akhirnya diturunin jadi Rp 500 ribu.

Namun, keluarga tetap tidak memiliki uang sejumlah itu.

Ambulance RSUD Ade M Djoen Sintang bertahan di sekitar Tugu BI sampai jenazah bayi berangkat ke rumah duka menggunakan kendaraan lain. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/AGUS PUJIANTO)

"Itu pun (bayar dikasir,red) kami ndak punya uang. Terus minta tolong. Dibantu (bayar) sama Pak Dewan," kata Ojong keluarga jenazah.

Peristiwa tersebut terjadi pada Senin, 15 Juli 2024 malam di sekitar kawasan Tugu Beji, Sintang, Kalimantan Barat.

Bayi tersebut lahir normal di RSUD Ade M Djoen Sintang. Namun, sudah meninggal dalam kandungan.

Ojong, kakek bayi malang tersebut menceritakan jika pihaknya sudah membayar biaya Ambulance sebesar Rp 690.000 ribu rupiah di kasir RSUD Ade M Djoen Sintang.

Sambil menangis, ia menceritakan detik-detik jenazah cucunya diturunkan sang sopir ambulans.

"Bang minta duit untuk beli minyak. Aku bilang aku ga punya duit, sudah kami bayar di kasir," kata Ojong, sambil menahan tangisnya dilansir dari akun ig @pontianak_infomedia

Setelah membayar biaya jasa ambulans di kasir RSUD Sintang, keluarga dan jenazah bayi tersebut berangkat ke Nanga Mau, Kecamatan Kayan Hilir.

Menurutnya, sang sopir ambulans itu mengatakan bahwa pembayaran di kasir berbeda dengan pembayaran dengan dirinya.

"Oh ndak bisa gitu, itu urusan saya, kasir ndak ada urusan," ucapnya menirukan ucapan sopir ambulans.

Ojong mengaku sangat emosi dan sakit hati mendengar ucapan snag sopir ambulans.

Namun, saat itu ia mencoba tenang berusaha mengendalikan emosinya.

"Sakit hati ini, kalau aku ndak sadar, pingin ku tinju rasanya. Tapi aku masih coba sadar diri, coba tenang. Aku bawa cucuku meninggal," ucapnya sambil menangis.

Setelah itu, ia dan jenazah cucunya diturunkan di SPBU tanpa ada belas kasihan.

"Kami benar-benar tidak terima, benar-benar menindas rakyat. Jangan terjadi seperti ini lagi lah, tolong. kasihan masyarakat lain," ujarnya.

Sementara itu, Direktur RSUD AM Djoen Sintang Ridwan Pane mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah tegas kepada sang sopir ambulans tersebut.

“Penelantaran jenazah ini dilakukan oleh seorang oknum supir yang bertindak di luar prosedur yang berlaku di rumah sakit,” kata Ridwan dalam keterangan tertulis, Selasa (16/6/2024) seperti dilansir dari Kompas.com.

Ridwan menegaskan, sopir ambulans tersebut telah dikenai sanksi berupa mutasi jabatan sesuai dengan mekanisme kepegawaian yang berlaku.

“Oknum supir juga diwajibkan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka melalui media massa atas tindakannya yang tidak bertanggung jawab,” ungkap Ridwan.

Ridwan menegaskan pihaknya akan terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

“Kami juga memastikan bahwa setiap petugas menjalankan tugasnya dengan profesionalisme dan tanggung jawab,” ungkap Ridwan.

 

Berita Terkini