TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Warga bernama Dega Reza (39) mengeluhkan kondisi Alun-alun Kota Bogor yang dipenuhi pedagang kaki lima (PKL). Bahkan, beberapa PKL menggelar lapak dagangan mereka di sepanjang trotoar.
“Sekarang lebih banyak PKL-nya. Gerobaknya di atas trotoar juga kan,” ungkap Dega saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (17/7/2024).
Dega menyayangkan, kondisi Alun-alun yang saat ini sudah tertata rapi harus dipenuhi dengan PKL.
“Pemerintah sudah membangun ini alun-alun jadi lebih bagus, tapi malah banyak PKL,” ujar dia.
Hal serupa juga diungkapkan Herdian (24). Sampah yang menumpuk sebagian besar berasal dari para PKL yang berjualan di sekitar Alun-alun Bogor.
Pengunjung yang membeli jajanan juga rata-rata membuang sampah bekas jajanan mereka di area alun-alun.
“Orang-orang jajan, makan di sini, buang sampahnya sembarangan di sini. Lihat saja banyak sampah bungkus cilok, bekas es teh,“ tutur Herdian.
Herdian meminta Pemerintah Kota Bogor mengatur area khusus untuk pedagang dan memastikan mereka memiliki tempat sampah yang memadai.
“Kalau PKL memang susah, mereka nyari tempat yang ramai. Ya semoga ada solusi bisa disediakan tempat khusus pedagang saja,” tutur dia.
Warga bernama Windi (21) juga mengungkapkan ketidaknyamanannya saat berjalan di sekitar Alun-alun Bogor.
Menurut dia, aroma pesing sering kali tercium ketika ia melewati kawasan tersebut.
"Bahkan, pernah saya melihat dinding trotoar di alun-alun Bogor itu kan terbuatnya dari batu ya, seperti ada bercak bekas pipis dan itu bau pesing banget,” ujar dia.
Pantauan Kompas.com di lokasi, kondisi alun-alun Bogor ramai dikunjungi banyak masyarakat.
Beberapa warga terlihat meninggalkan sampah botol plastik di Alun-alun Bogor.
Sementara di samping alun-alun tepatnya di trotoar Jalan Dewi Sartika berjejer gerobak PKL. Masing-masing gerobak PKL ada yang menjual makanan, minuman, sepatu, sol sepatu, tas, dompet, kaos kaki, dan aksesoris rumah tangga.