Kondisi Anak Polisi Korban Guru Honorer, Dipukul Sapu tapi Kulit Melepuh, Sudah Ngaku Jatuh di Sawah

Penulis: Sanjaya Ardhi
Editor: Ardhi Sanjaya
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Anak Polisi Korban Kasus Guru Honorer di Sultra,

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ada sejumlah kejanggalan pada kondisi anak polisi yang disebut menjadi korban penganiayaan guru honorer di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Akibat kasus ini guru honorer, Supriyani dinyatakan bersalah dan dipenjara.

Supriyani adalah guru honorer di sekolah dasar (SD) di Kecamatan Baito, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Ia menjadi wali kelas 1A.

Sedangkan korbannya merupakan siswa SD kelas 1B.

Korban merupakan anak dari Wibowo Hasyim, 

Dia polisi berpangkat Ajun Inspektur Polisi dengan lambang 1 balok perak bergelombang atau Aipda.

Aipda Wibowo Hasyim menjabat sebagai Kanit Intel Polsek Baito.

Wibowo menuduh Supriyani telah memukul anaknya pada 24 April 2024.

Ketua PGRI Sultra, Abdul Halim Momo mengatakan kondisi korban berdasar hasil visum mengalami luka bukan seperti dipukul.

"Hasil visum yang merah-merah itu itu benturan benda tajam," kata Abdul Halim Momo.

Menurutnya korban juga mengakui bahwa luka itu didapat setelah jatuh di sawah.

"Memang diakui anak itu dia jatuh di sawah tapi isu kasusnya dialihkan seakan guru ini kriminalisasi, ada kesan pemerasan," katanya.

Kuasa hukum Supriyani, Andri Darmawan mengatakan kondisi korban berdasar dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) pun sangat janggal.

Katanya kondisi korban mengalami kulit melepuh, bukan luka pukulan sapu.

Baca juga: MIRIS Guru Honorer Dipenjara Karena Dituduh Pukul Anak Polisi Nakal, Penampakan Luka Korban Janggal

"Korban dipukul menggunakan sapu sebanyak satu kali, saat dicocokkan dengan bekas luka, rasanya janggal sekali," katanya.

Selain itu kejanggalan lain yakni soal posisi Supriyani dan korban.

Supriyani wali kelas 1A, sedangkan korban kelas 1B.

Dalam dakwaan disebut Supriyani memukul korban pukul 10.00 Wita.

Sedangkan kata wali kelas 1B, LI, kelas telah kosong di jam tersebut.

"Tidak sinkrong karena keterangan wali kelas korban jam tersebut murid sudah pulang," katanya.

Sedangkan Aipda Wibowo Hasyim menyebut bahwa Supriyani telah mengakui menganiaya korban.

"Pak KS dalam rangka apa pak KS datang, pak KS menyampaikan kami datang menindaklanjuti laporan kejadian kemarin yang bersangkutan sudah mengakui perbuatannya," kata Aipda Wibowo Hasyim.

Wibowo juga kembali bertanya ke Supriyani.

"Saya tanya lagi ke pelaku, apa benar kamu sudah akui, apa betul kamu lakukan, sambil menangis itu dia bilang iya," kata Aipda Wibowo Hasyim.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp : 

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkini