Tampang Ibu Kantin yang Buang Dagangan Siswi MTs Brebes, Tebar Ancaman Bila Jajan di Tempat Lain

Penulis: Sanjaya Ardhi
Editor: Ardhi Sanjaya
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tampang Ibu Kantin yang Buang Jualan Siswi di Brebes

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Terungkap sosok ibu kantin yang larang siswa MTs di Brebes berjualan.

Ia bahkan tega membuang dagangan milik siswi hingga videonya viral di media sosial.

Dalam video berdurasi 28 detik itu tampak jajanan makanan berserak di tanah.

Para siswi yang jualan pun hanya bisa menangis.

"Anak sekolah MTS Kalibuntu Losari Brebes menangis karena dagangannya dibuang sama ibu kantin.

Ia terpaksa sekolah sambil dagang karena ingin membantu orang tua, tapi setelah ketahuan ibu kantin ia dimarahi dan dagangannya dibuang, 

padahal ibunya sudah susah payah menabung untuk modal dagangan, dan bangun tengah malam untuk mempersiapak dagangan," tulis dalam caption postingan.

Bahkan anak ibu kantin itu disebut-sebut ikut campur.

Ia membuat aturan sendiri menerapkan denda bila ada siswa yang jajan di luar kantin.

"Setiap anak yang jajan diluar pasti di marahi, bahkan kena denda sama anak ibu kantin tersebut apabila ketahuan bawa jajan dari luar," katanya.

Kejadian ini terjadi di MTs Nurul Huda, Desa Kalibuntu, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Ibu kantin membuang dagangan siswi pada Selasa (17/12/2024).

Informasinya ibu kantin tersebut bernama Sominah.

Usia ibu kantin sudah 70 tahun.

Baca juga: Makin Ngamuk Usai Video Ibu Kantin Buang Dagangan Siswi Viral, Anak Pelaku Nekat Lakukan Ini ke Guru

Kepala MTs Nurul Huda Kalibuntu, Basuni mengatakan Sominah merasa jualannya menjadi sepi setelah ada siswi yang jualan.

"Hal-hal seperti itu membuat siswa tidak nyaman," kata Basuni.

Terlebih lagi ibu kantin Sominah juga menebar ancaman bagi siswa yang jajan di luar kantin.

"Siswa yang jajan di luar juga mendapat ancaman," katanya.

Basuni mengatakan pihaknya sudah mengimbau Sominah tidak melakukan tindakan tersebut.

"Selama ini setiap ada kejadian seperti itu kami sampaikan agar tidak bertindak seperti itu, apalagi kasar dengan siswa," katanya.

Apalagi kegiatan berjualan tersebut juga bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Rahmatan Lil Alamin.

Basuni menerangkan kegiatan berjualan dikordinir OSIS.

"Pembina OSIS mengkoordinir siswa untuk berwirausaha dengan membuat program. Mereka berjualan jajanan kekinian, hasilnya dikumpulkan," katanya.

Dalam kegiatan ini juga tak ada paksaan bagi siswa untuk wajib membeli.

"Yang berminat beli ya beli. Ini bagian pembelajaran siswa untuk berwirausaha," katanya.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp : 

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkini