Tak Ada Rasa Menyesal, Pelaku Ungkap Ucapan Korban Sebelum Dimutilasi di Ngawi, Doa Jelek untuk Anak

Penulis: Vivi Febrianti
Editor: Vivi Febrianti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelaku pembunuhan serta mutilasi mayat wanita dalam koper mengaku sakit hati dengan korban.

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Pelaku pembunuhan serta mutilasi mayat wanita dalam koper mengaku sakit hati dengan korban.

Menurut pengakuan pelaku Rohmad Tri Hartanto alias Anto, ia sakit hati karena korban pernah mendoakan hal tak baik untuk putrinya.

Selain itu Rohmad juga cemburu karena Uswatun Khasanah pernah membawa laki-laki lain ke kamar kosnya.

Sehingga pelaku sudah sejak lama merencanakan pembunuhan terhadap Uswatun Khasanah.

Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman mengatakan, motif Rohmad menghabisi nyawa Uswatun yakni karena sakit hati.

"Motifnya sakit hati, kemudian juga cemburu karena tersangka merasa korban juga pernah memasukkan laki-laki lain ke dalam kosan, itu pengakuan tersangka," kata Kombes Pol Farman.

Selain itu, kata dia, pelaku juga mengaku tersinggung dengan ucapan korban.

"Korban sering minta uang pada pelaku. Tersangka sudah menyiapkan Rp 1 juta untuk diberikan kepada korban," jelasnya.

Kepada orang-orang di sekitar kos-kosan korban, tersangka mengaku kalau dirinya adalah suami siri Uswatun Khasanah.

Padahal Rohmad diketahui masih memiliki istri dan dua anak.

Tersangka sakit hati karena korban sempat mendoakan hal buruk pada anaknya.

"Tersangka memiliki seorang anak perempuan, korban pernah berucap korban mendoakan nanti kalau sudah besar anaknya ini jadi PSK," kata Farman.

Mendengar ucapan korban itu, pelaku pun mengaku tersinggung.

Selain itu, menurut Rohmad, korban juga tak terima ternyata tersangka mempunyai anak kedua.

Bahkan korban juga disebutkan meminta pelaku membunuh sang anak.

"Korban tidak terima karena pelaku memiliki anak kedua, sehingga pernah melontarkan supaya pelaku menghilangkan anak keduanya. Itu motifnya berdasarkan pengakuan pelaku," tuturnya.

Karena sakit hati itulah akhirnya pelaku janji bertemu dengan korban di sebuah hotel di Kediri.

Pelaku datang pada Minggu (19/1/2025) malam dengan menaiki taksi online.

Setelah itu keduanya terlibat cekcok hingga akhirnya pelaku mencekik korban.

"Dicekik, ditinggal dalam hotel, menghubungi kerabatnya minta tolong dijemput, lalu minta diantarkan ke rumah neneknya di rumah kosong daerah Tulungagung," kata dia.

Jasad korban lalu sempat dibawa menginap di beberapa tempat sebelum akhirnya dibuang.

"Mayat sempat menginap di beberapa tempat, antara lain rumah kosong Tulungagung, tanggal 21 dibuang tahap pertama, 22 pembuangan tahap kedua bagian kepala," jelasnya.

Farman juga mengungkap profesi pelaku yang ternyata punya ilmu bela diri.

"Salah satu ketua ranting perguruan pencak silat di Tulungagung dan bertindak sebagai LSM yang sering berkomunikasi dengan anggota di Polda Jatim," kata dia.

Atas perbuatannya, Rohmad dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana yakni Pasal 340 dengan ancaman hukuman maksimal mati atau seumur hidup.

Tak menyesal

Pelaku terlihat tidak ada raut penyesalah setelah membunuh dan memutilasi korban.

Bahkan saat ditangkap oleh penyidik, pelaku Rohmad juga terlihat tertawa.

Hal itu berdasarkan video penangkapan yang beredar di media sosial.

Pun saat olah TKP, Rohmad dengan santai menjelaskan kepada polisi kronologi kejadian.

Rohmad juga sesekali terlihat tersenyum.

Di ruangan penyidik, Rohmad juga tampak santai menjawab pertanyaan.

Hal itu terlihat saat live di TikTok Hellboy Polisi Langit Jatanras.

Bahkan ia juga sempat bernyanyi.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: 

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkini