Heboh Masalah Eksploitasi Pemain Sirkus, Taman Safari Group Minta Tidak Dilibatkan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI TAMAN SAFARI - Heboh masalah eksploitasi pemain sirkus, Taman Safari beri tanggapan

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Manajemen Taman Safari Indonesia (TSI) buka suara terkait dugaan eksploitasi serta perlakuan tak manusiawi yang dialami oleh eks pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI).

Respons tersebut dikeluarkan setelah adanya audiensi yang berlangsung di Kementerian Hukum dan HAM yang turut menyebut nama TSI Group dalam konteks permasalahan yang melibatkan individu tertentu.

TSI Group sebagai perusahaan menegaskan bahwa tidak memiliki keterkaitan, hubungan bisnis, maupun keterlibatan hukum dengan eks pemain sirkus yang disebutkan dalam forum tersebut.

"Perlu kami sampaikan bahwa Taman Safari Indonesia Group adalah badan usaha berbadan hukum yang berdiri secara independen dan tidak terafiliasi dengan pihak yang dimaksud," ujar Head of Media and Digital TSI Group, Finky Santika Nh melalui keterangannya, Kamis (17/4/2025).

Dalam forum yang di dalamnya menyebutkan sejumlah nama, TSI Group menilai sebagai permasalahan yang bersifat pribadi dan tidak ada kaitannya secara kelembagaan.

TSI Group pun memahami jika itu adalah hak setiap individu untuk menyampaikan pengalaman pribadinya.

"Kami berharap agar nama dan reputasi TSI Group tidak disangkutpautkan dalam permasalahan yang bukan menjadi bagian dari tanggung jawab kami, terutama tanpa bukti yang jelas karena dapat berimplikasi kepada pertanggungjawaban hukum," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan TSI Group selalu berkomitmen untuk menjalankan kegiatan usaha dengan mengedepankan prinsip Good Corporate Governance (GCG), kepatuhan hukum, serta etika bisnis yang bertanggung jawab. 

Terlebih, kata dia, selama lebih dari 40 tahun TSI Group senantiasa mengutamakan konservasi, edukasi, dan pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia dan mancanegara.

"Kami mengajak masyarakat untuk bersikap bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di ruang digital dan tidak mudah terpengaruh oleh konten yang tidak memiliki dasar fakta maupun keterkaitan yang jelas," katanya.

Berita Terkini