Penuturan 4 Penculik Kacab Bank BUMN, Disuruh Jemput Paksa Korban, Iming-iming Duit DP Rp 50 Juta

Editor: Naufal Fauzy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENCULIKAN KACAB BANK - Foto rumah yang digerebek polisi dan foto para penculik. Keempat pelaku penculikan Mohamad Ilham Pradipta yang berinisial AT, RS, RW, dan RAH akhirnya memberikan pengakuan, Senin (25/8/2025).

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Keempat pelaku penculikan Mohamad Ilham Pradipta yang berinisial AT, RS, RW, dan RAH akhirnya memberikan pengakuan.

Mereka mengakui memang dipekerjakan oleh seseorang yang berinisial F untuk menculik Kepala Cabang Bank BUMN tersebut.

Keempat orang ini diketahui merupakan debt collector yang dipekerjakan untuk menculik.

Berbeda dengan empat pelaku yang diamankan terakhir, karena merupaka merupakan aktor utama pembunuhan.

Keempat penculik yang tak ikut melakukan pembunuhan dijanjikan upah puluhan juta Rupiah untuk menculik korban.

Hal ini dijelaskan oleh kuasa hukum pelaku, Adrianus Agau.

"Adik-adik kami juga menerima pekerjaan ini karena diiming-imingi sesuatu," kata Adrianus Agau di Polda Metro Jaya, Senin (25/8/2025) dikutip dari Kompas.com.

"Kalau dari informasi yang kami dapat setelah berkomunikasi dengan penyidik itu mereka dijanjikan itu untuk mendapat berapa puluh juta sekianlah," imbuhnya.

Adrianus belum menyebut berapa nominal total upah yang dijanjikan otak pelaku kepada para penculik dari kalangan debt collector tersebut.

Namun dia mengakui bahwa sudah ada uang muka yang diberikan sekitar Rp 50 Juta.

"Baru dikasih DP berapa. Saya tidak bisa memastikan angka DP berapa tapi angkanya tidak lebih dari Rp 50 juta," ucap dia.

Sementara uang lainnya, kata Adrianus, kliennya belum menerima.

Namun uang muka yang sudah diterima kini sudah disita oleh penyidik.

"Belum, mereka belum membayar full. Tapi sebagian dari uang DP itu ada yang sudah disita dari penyidik," ujar dia. 

Dia juga menjelaskan bahwa kliennya itu mengaku menculik Ilham Pradipta dengant tugas untuk diantarkan ke kawasan Jakarta Timur.

Si otak pelaku juga memerintahkan agar korban dijemput paksa.

“Adik kami Eras ini diminta untuk menjemput paksa. Di mana pada saat adik kami Eras dan kawan-kawan menjemput di waktu sore dengan cara paksa,” ungkap Adrianus.

Setelah menculik, mereka mengantar korban ke tempat yang ditunjuk.

Selang beberapa jam, Eras kembali dipanggil untuk mengantarkan korban pulang ke rumahnya.

Saat itu diketahui bahwa korban sudah meninggal dunia. 

“Mereka dipanggil lagi untuk mengantar pulang si korban. Pada saat waktu ketemu lagi, di situlah bahwa mereka melihat korban ini sudah tidak bernyawa lagi,” jelas Adrianus.

Dalam kasus penculikan dan pembunuhan kepala cabang bank BUMN ini, korban Mohamad Ilham Pradipta pada 20 Agustus 2025 terakhir kali berada di area parkir sebuah supermarket di kawasan Jakarta Timur.

Terekam CCTV, korban berjalan hendak masuk ke dalam mobilnya yang terparkir.

Namun tiba-tiba keluar beberapa orang pria menyergapnya dari sebuah mobil yang tepat terparkir di samping mobil korban.

Korban terlihat dipaksa masuk ke dalam mobil para penculik itu.

Kemudian pada 21 Agustus 2025, keesokan paginya, korban ditemukan tergeletak tak bernyawa di sebuah lahan kosong di wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi.

Kondisi korban cukup mengenaskan, karena didapati mata, tangan, dan kakinya terikat lakban, lalu tubuh penuh luka lebam sambil mengenakan kemeja batik cokelat dan celana panjang krem.

Tak memakan waktu lama, polisi kemudian menangkap empat penculiknya yaitu RW, AT, RS, dan RAH.

Setelah itu polisi baru menangkap empat aktor utama yang berinisial C, DH, YJ dan AA.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Empat Penculik Kepala Cabang Bank BUMN Diiming-imingi Uang Puluhan Juta"

Berita Terkini