Reaksi Janggal Briptu Rizka Pertama Kali Tahu Brigadir Esco Dibunuh, Mertua Sampai Turun Tangan

Reaksi Janggal Briptu Rizka Pertama Kali Ketahuan Bunuh Brigadir Esco, Mertua Sampai Turun Tangan

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
TikTok Rizka
POLWAN BUNUH SUAMI - Brigadir Esco Faska Rely (KIRI), Briptu Rizka (KANAN). Reaksi Janggal Briptu Rizka Pertama Kali Ketahuan Bunuh Brigadir Esco 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Reaksi Briptu Rizka Sintiyani saat mengetahui suaminya, Brigadir Esco Faska Rely, tewas akibat dibunuh di luar nalar. Sikap Rizka dicurigai hingga kemudian ia menjadi tersangka.

Briptu Rizka Sintiyani ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kematian Brigadir Esco Faska Rely.

Esco dikabarkan hilang sejak 19 Agustus 2025.

Ia ditemukan lima hari kemudian sekitar 12 meter dari rumahnya di Dusun Nyiur Lembang Dalem, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kabid Humas Polda NTB Kombes Mohammad Kholid mengatakan Briptu Rizka Sintiyani ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan hasil gelar perkara pada Jumat (19/9/2025).

"Hasil gelar perkara penyidik menetapkan istrinya menjadi tersangka," katanya.

Kini Rizka telah ditahan di Rumah Rahanan (Rutan) Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) tepatnya di Rutan Direktorat Perawatan Tahanan dan Barang Bukti (Dittahti) Polda NTB.

Ia ditahan sejak Sabtu (21/9/2025).

Lalu Anton Hariawan, kuasa hukum keluarga Esco bercerita soal reaksi di luar nalar Rizka.

Briptu Rizka Sintiyani menjadi salah satu orang pertama yang mendengar penjelasan mengenai hasil otopsi jenazah suaminya, Brigadir Esco.

Berdasarkan hasil otopsi kata Anton, Esco meninggal dunia akibat pukulan benda tumpul.

"Hal pertama yang janggal menurut kami setelah otopsi dilakukan bahwa fix almarhum Brigadir Esco meninggal akibat pukulan benda tumpul," katanya.

Baca juga: Motif Briptu Rizka Sintiyani Cari Brigadir Esco, Bukan Khawatir Suami Hilang, Tagih Transferan

Mengetahui ada kejanggalan atas kematian suaminya, Rizka juga melakukan tindakan di luar nalar.

Ia tidak mau melaporkan kasus kematian Esco ke polisi.

"Saat itu istri dari korban, tidak mau membuat laporan polisi," kata Anton.

Baca juga: Gelagat Briptu Rizka Sintiyani Setelah Bunuh Suami, Pergi ke Dukun, Tak Ikut Doakan Brigadir Esco

Justru yang melaporkan kejanggalan kematian ini adalah ayah Esco.

"Jadi yang buat laporan polisi adalah ayah Brigadir Esco. Itu salah satu hal yang janggal," katanya.

Kejanggalan tak sampai di situ saja, jenazah Esco ditemukan 12 meter dari rumahnya.

Kalaupun dibunuh, Anton curiga pelakunya tidak hanya Rizka seorang.

"Saat penemuan jenazah sekitar 12 meter dari rumah Esco, ada sayatan pisau di lengan kiri dan pukulan benda tumpul di kepala kami meyakini di sana tidak mungkin seorang perempaun memiliki kekuatan fisik yang luar biasa untuk melakukan pembunuhan atau penganiayaan seorang diri," katanya.

Hal tersebut terbukti dari luka di telapak tangan Esco.

Anton meyakini bahwa luka tersebut akibat perlawanan yang dilakukan korban.

"Karena hasil pisau sebelah kiri salah satu bukti almarhum melakukan perlawanan. Kami meyakini kasus pembunuhan Brigadir Esco tidak dilakukan tunggal. Ada orang yang turut membantu, baik membawa jenazah dari tempat eksesuksi awal ke TKP yang ditemukan, ikat tali di leher almahtum, penghilangan alat bukti termasuk percakapan chat dari Brigadir Esco," katanya.

Baca juga: Gelagat Briptu Rizka Sintiyani Setelah Bunuh Suami, Pergi ke Dukun, Tak Ikut Doakan Brigadir Esco

Sosok Briptu Rizka Sintiyani

Rizka merupakan seorang polisi wanita (Polwan).

Dia bertugas di Polres Lombok Barat, NTB.

Sedangkan korban yang juga suaminya, Brigadir Esco Faska Rely merupakan anggota Intel di Polsek Sekotong.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved