Toni Paving Block Ciut Ditantang Dedi Mulyadi, Awalnya Garang, Kini Nyerah Terima Order KDM

Awalnya garang Minta Dukungan, Toni Paving Block Ciut Ditantang Dedi Mulyadi : Dulu Maung Sekarang Kucing

|
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel
TONI PAVING BLOCK - Toni saat ngamuk lempar paving block (KIRI). Gubernur Jabar Dedi Mulyadi (KANAN). Awalnya garang Minta Dukungan, Toni Paving Block Ciut Ditantang Dedi Mulyadi 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Toni Permana atau Toni paving block mendadak ciut setelah ditantang balik Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Ia bahkan tak mampu menyanggupi tantangan dari Kang Dedi Mulyadi (KDM).

Padahal sebelumnya Toni ngamuk sampai videonya viral di media sosial.

Ia mengaku sudah mengeluarkan upaya dalam menjaga lingkungan dengan berinovasi mengubah sampah plastik menjadi paving block.

"Dari 2017 saya punya inovasi ngubah sampah plastik jadi paving block," 

"Dulu saya manual sekarang saya punya mesin, saya rakit sendiri, saya punya penyaring asap saya rakit sendiri dan sudah lolos uji emisi," kata Toni di video TikTok.

Meski sudah berusaha dan membuat inovasi, Toni merasa tak mendapat perhatian apapun dari pemerintah.

"Tapi nyatanya apa ? Ini padahal udah menempuh uji lab, uji tekan, uji bakar, uji abrasi, tapi faktanya apa ? gak ada dukungan," kata Toni sembari melempar paving block.

Ia memiliki nama lengkap Toni Permana.

Usianya 41 tahun.

Toni paving block tinggal di Kampung Sukamaju, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Sebelum membuat paving block, Toni awalnya memiliki usaha las.

Atas viralnya video Toni, ia pun mendapat perhatian dari Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

KDM tanpa basa-basi langsung menanyakan harga jual dari paving block buatan Toni.

"Berapa per meter ? Saya beli," katanya.

Baca juga: Sahara hingga Ketua RW Bongkar Aib Yai Mim, Dedi Mulyadi Bela Sang Mantan Dosen: Sama Saya Nyambung

Namun Toni tak menyanggupi karena mesin buatannya tak mampu memproduksi secara massal.

"Justru belum bisa produksi massal pak, sehari paling cuma 2 meter mesinnya itu," katanya.

Hal itu pula yang membuatnya menolak tawaran dari developer dan toko bangunan.

Ia menjual paving block hasil olahan sampah plastik ini seharga Rp 200 ribu per meternya.

Sedangkan paving dari pasir di angka Rp 95 ribu sampai Rp 200 ribu juga per meternya.

Baca juga: Reaksi Keras Dedi Mulyadi Saat Sahara Coba Tunjukan Video Pribadi Yai Mim, Gagal Pamerkan Aib

Pun dengan kekuatan yang menurut Toni hampir setara dengan paving bahan pasir.

KDM kemudian menantang Toni dengan memberikan uang sebesar Rp 50 juta.

Jika dikalkulasi dengan harga jual, maka Toni harus memberi paving block ke Dedi 250 meter.

"Kan mesinnya belum ini punya saya," kata Toni.

"Saya kasih Rp 50 juta saya kasih perjanjian, tapi bapak harus kirim barang, jadi saya jual beli bukan bantu, tapi saya kasih modal lebih dulu bapak untuk beli mesin. Kemudian nanti bapak cetak, sebanyak 250 meter. Itu order bapak pertama," kata Dedi Mulyadi.

Toni justru tak menyanggupi.

"Diupayakan," jawab Toni.

"Jangan diupayakan, kan di media sosial 'eh pemerintah minta perhatian', saya gubernur nih saya merhatiin bapak. saya ada pembeli prodak dengan jumlah banyak ke bapak," katanya.

Ia pun terkena semprotan KDM.

Menurut Dedi mestinya Toni tetap berani seperti ketika membuat video di media sosial.

"Keberanian bapak harus sesaui dengan amarah bapak di media sosial dong. Ini udah teriak-teriak, kan bapak ingin mandiri. Bapak di media sosial wanian banget. Dulu kayak maung kenapa sekarang kayak kucing," katanya.

KDM berencana memasang paving block dari Toni untuk jalan di sawah.

Dengan adanya Toni, maka Dedi tak perlu lagi memesan dari pihak lain.

"Buat jalan di sawah jadi saya gak usah beli paving block dari luar. Kalau di tempat saya berhasil saya nanti mau bikin program desa-desa mengunakan paving block buatan bapak," katanya.

Baca juga: Dedi Mulyadi Hentikan Operasional Tambang, Warga Gelar Unjuk Rasa di Cigudeg Bogor

"Se Kabupaten Bandung Barat aja bapak gak akan kuat masang order," tambah Dedi Mulyadi.

Ia pun menantang Toni dengan orderan tersebut.

"Bapak kan nantang pemeritah, saya tantang bapak sekarang," katanya.

Toni berdalih bahwa tujuannya bukan sebatas mendapat modal usaha.

"Pengin saya di tempat wilayah itu ada kayak saya lagi, jadi diterapkan di sini, di sini. Ketika ada kebutuhan tuh bisa saling memenuhi," kata Toni paving block.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved