Wasiat Terakhir Ibu Sebelum Tewas Membusuk di Rumah, Anaknya Kelaparan Demi Patuhi Amanah Almarhumah
Viral kisah seorang ibu ditemukan tewas membusuk di dalam rumahnya di Kendal, Jawa Tengah. Anak-anaknya kelaparan karena penuhi wasiat ibunda.
Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Nasib miris menimpa seorang ibu bernama Setyaningsih yang ditemukan tewas membusuk di dalam rumahnya di Dusun Songopuro, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah.
Wanita usia 51 tahun itu ditemukan bernyawa di rumah kontrakan yang dihuni bersama dua anaknya, Putri Setya Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (19).
Sementara Setyaningsih meninggal dunia, dua putrinya dalam kondisi miris.
Saat dievakuasi oleh warga pada 1 November 2025 lalu, Putri dan Intan dalam keadaan lemas lantaran kelaparan.
Kakak beradik itu hanya bisa tiduran di lantai yang berada tak jauh dari jasad sang ibu.
Belakangan anak-anak korban mengurai kisah memilukan tentang kematian sang ibu.
Usut punya usut, Putri dan Intan sudah hampir satu bulan tidak makan.
Sedangkan penyebab ibu mereka meninggal dunia adalah karena kelaparan.
Pertama kali ditemukan
Kasus seorang ibu tunggal ditemukan tewas membusuk dan anak-anaknya kelaparan itu pertama kali terkuak setelah masyarakat Desa Bebengan curiga dengan rumah Setyaningsih.
Warga heran dengan adanya bau busuk dari rumah kontrakan yang dihuni Setyaningsih dan dua anaknya.
Mereka akhirnya berusaha mencongkel rumah kontrakan tersebut agar bisa tahu kondisi di dalam.
"Ada kecurigaan, ada aroma yang tidak sedap, ditengok lewat jendela, di jendela kaca banyak lalatnya. Sehingga muncul kecurigaan besar bahwa di situ ada sesuatu yang harus diketahui masyarakat. Sehingga pintu itu dibuka paksa, akhirnya dengan alat bisa terbuka," ujar Kepala Desa Bebengan Wastoni dilansir dari tayangan Youtube Tribun Jateng, Rabu (5/11/2025).
Saat berusaha untuk masuk ke rumah tersebut, warga terkejut melihat kondisi Putri dan Intan.
Mereka tampak kurus kering sembari tiduran di lantai.
Bak terkejut ketahuan warga, kakak beradik itu sempat menyembunyikan wajahnya.
Warga semakin syok saat masuk ke dalam kamar Setyaningsih dan menemukannya sudah tak bernyawa.
"Dari dalam pintu ada kursi untuk diganjal. Diketahui dua putrinya itu tiduran dekat (jenazah) ibunya, itu malu, malah mukanya ditutupi dengan bantal. Karena ditanya 'ibu mana'. (Kata anaknya) 'ibu itu' tapi kondisinya sudah rusak," pungkas Wastoni.
Langsung dibawa ke rumah sakit, Putri dan Intan pun mengurai cerita memilukan.
Mereka mengenang wasiat terakhir sang ibu sebelum tewas.
Ternyata sebelum meninggal dunia karena kelaparan, Setyaningsih sempat menitipkan amanah.
Yakni agar anak-anaknya jangan ada yang mengadu ke tetangga soal kehidupan sedih mereka.
"Anaknya yang masih hidup itu tahu (ibunya) meninggal, ditutup dengan kain-kain. Pesan terakhir (Setyaningsih) sebelum mati 'ada apa-apa enggak usah ngomong dengan tetangga'. Maka anaknya kepatuhannya betul-betul, apa pesan dari ibu, tidak berani sebut (cerita) ke tetangga-tetangga," imbuh Wastoni.
Akibat memegang teguh amanah sang ibu, kakak beradik itu pun kelaparan hingga nyaris tewas.
Sebab sejak 4 Oktober 2025, Putri dan Intan tak makan sama sekali.
Mereka cuma minum air sumur yang direbus.
Sedangkan kata Putri dan Intan, ibu mereka sudah tewas sejak 13 Oktober 2025.
“Ibu tidak ingin merepotkan tetangga. Pesan itu, kami pegang. Saya dan adik, tidak memberi tahu tetangga,” ungkap Putri.
"(Anak-anak korban) beli roti Rp100 ribu itu hanya persiapan untuk mengurungkan diri sebagai bekal. Setelah itu ditanya, (kata anaknya) habis itu tidak makan lagi cuma minum air sumur direbus," kata Wastoni.
Baca juga: Postingan Dosen Cantik Sebelum Tewas di Jambi, Termakan Rayuan Polisi Berondong : Kuburan Tah Aku
Tetangga syok
Melihat kasus miris keluarga Setyaningsih kelaparan hingga tewas, tetangga sekitar terkejut.
Pasalnya selama ini warga mengira Setyaningsih serba berkecukupan.
Diungkap Wastoni, almarhumah dikenal supel dan pandai bergaul dengan warga.
Selama hidupnya Setyaningsih kerap mengikuti kegiatan bersama warga mulai dari ibu-ibu PKK sampai pengajian.
Namun warga tidak tahu ternyata Setyaningsih menyimpan kepiluan soal sulitnya kondisi ekonominya.
"Tetangga tidak menduga sampai kejadian seperti itu karena kehidupan (Setyaningsih) ya normal-normal saja sebagai masyarakat. (Korban) ada pertemuan PKK juga ikut, ada pengajian juga ikut, memang dia itu tertutup karena mungkin perasaan dia menjaga jangan merepotkan tetangga yang lain. Karena dia merasa bukan saudara sekandung, dia hanya pendatang merasa kecil hati untuk menyampaikan hal itu," ungkap Wastoni.
Perihal pengakuan Putri dan Intan yang tidak makan karena kelaparan, warga semakin terkejut.
Selama ini warga tahunya Setyaningsih punya cukup uang karena rutin belanja bulanan.
"Kalau sampai tidak makan itu masyarakat tidak menduga karena layaknya masyarakat yang mampu. Kalau (korban) belanja itu pakai becak motor sebulan sekali, atau dua minggu sekali. Warga tahunya (korban) punya kemampuan (uang) dari tetangga dekat, kan belanjanya sekaligus," ucap Wastoni.
Bahkan kata Wastoni, ada info bahwa mendiang suami Setyaningsih punya investasi di Kalimantan dan dapat uang pensiun.
"Masyarakat tahunya mereka itu pensiunan. Informasi bahwa itu (korban) punya investasi, atau kerja sama. Bapaknya dulu almarhum kerja di Kalimantan dapat uang pensiunan, mungkin terbatas hanya pensiunan beberapa tahun, ya enggak tahu. Tapi tidak ada pembicaraan terhadap masyarakat lingkungan," pungkas Wastoni.
"Pak RT tidak tahu, kalau pak RT sejak awal tahu saya kira desa akan membantu, ajukan BLT, PKH. Jadi tidak tahu kalau kematiannya ini, memang (karena) tidak makan. Tapi masyarakat tidak tahu karena disembunyikan (oleh korban soal kondisi ekonomi)," sambungnya.
Kini Putri dan Intan masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Kakak beradik itu kabarnya akan diperiksa oleh psikiater lantaran kondisi psikisnya yang belum stabil.
Nantinya setelah sehat lagi, Putri dan Intan bakal ditempatkan di panti pelatihan.
Kakak beradik itu akan diberikan pelatihan keterampilan agar bisa mandiri.
Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News
Kendal
Setyaningsih
tewas membusuk
kelaparan
wasiat
Desa Bebengan
tetangga
Putri Setya Gita Pratiwi
Wastoni
| Deretan Fakta Kasus Bocah di Bojonggede Bogor Tewas Dianiaya Ibu Tiri, Alibi Ayah Kandungnya Janggal |
|
|---|
| Video Terakhir Bocah di Bogor Sebelum Tewas Dianiaya Ibu Tiri, Warga Terkejut Saat Buka Baju Korban |
|
|---|
| Kesaksian Warga Soal Bocah 6 Tahun Tewas Dianiaya Ibu Tiri di Bojonggede Bogor, Sering Bonyok-bonyok |
|
|---|
| Isi Surat Wasiat Ammar Zoni yang Ditahan di Nusakambangan Mengejutkan, Zeda Salim Singgung Karma |
|
|---|
| Akal Licik Remaja Pria Bunuh dan Rudapaksa Bocah Perempuan di Cilincing, Motif Pelaku Tak Disangka |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.