Ledakan di SMAN 72

Isi Diary Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Ngeluh Soal Teman Sekolah, Rencananya Dibocorkan Siswa

Isi Diary Milik Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Ngeluh tentang Teman Sekolah, Rencananya Dibocorkan Siswa

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Kompas.comOmarali Dharmakrisna Soedirman/Ist
LEDAKAN DI SMAN 72 - Lokasi ledakan di SMAN 72 Jakarta (KIRI). Foto pelaku (KANAN). Omarali Dharmakrisna Soedirman 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Polisi telah menemukan catatan harian atau diary milik pelaku ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta. Diary pelaku berisikan kisahnya sejak masa kecil.

Ledakan di SMAN 72 Jakarta dilakukan oleh seorang siswa.

Dia duduk di kelas 12 SMAN 72 Jakarta.

LEDAKAN DI SMAN 72: Terbongkar lima bukti terduga pelaku merencanakan ledakan di SMAN 72 Jakarta dengan matang. Termasuk tulisan di meja belajar pelaku yang penuh misteri.
LEDAKAN DI SMAN 72: Terbongkar lima bukti terduga pelaku merencanakan ledakan di SMAN 72 Jakarta dengan matang. Termasuk tulisan di meja belajar pelaku yang penuh misteri. (kolase TikTok dan Twitter)

Polisi memastikan bahwa pelaku tidak terafiliasi dengan jaringan teroris.

Dia membawa tujuh peledak dan senjata mainan.

Dari tujuh, dua diantaranya meledak di masjid dan taman baca.

Lalu dua lainnya meledak di bank sampah.

Sedangkan tiga sisanya tidak meledak.

Baca juga: Detik-detik Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Lakukan Aksinya, Sempat Pantau Ruang Kepsek dan Masjid

Akibat ledakan itu 96 orang terluka.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Iman Imanudin menerangkan pasca ledakan di SMAN 72 Jakarta polisi melakukan pemeriksaan.

Mulai dari di tempat kejadian perkara (TKP) hingga rumah pelaku di Jalan Mahoni 1, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara.

"Pasca kejadian kami melakukan upaya pemeriksaan terhadap saksi. Dari hasil temuan di TKP dan rumah
juga kami memperoleh petunjuk," kata Iman di acara Rosi Kompas TV.

Menurutnya polisi menemukan keluhan pelaku.

Baca juga: Aksi Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta, Lepas Seragam dan Tenteng Senjata Mainan, Tulis Pesan Berdarah

"Kami menemukan petunjuk ada keluhan dari anak berkonflik dengan hukum ini," katanya.

Keluhan tersebut ditumpahkan pelaku di sebuah catatan atau buku diary.

"Kami menemukan satu catatan di bukunya yang bersangkutan. Semacam itu (diary). Faktanya kami temukan itu," katanya.

Dalam buku diarynya, pelaku mengeluh tak memiliki teman.

Ia juga merasa sendiri karena tak memiliki tempat untuk mencurahkan isi hati.

"Di sana ada semacam keluhan bahwa merasakan sendirian, tidak memiliki teman, teman untuk curhat atau berkeluh kesah," katanya.

Karena itulah menurut Iman, pelaku mencari jalan sendiri.

"Akhirnya mencari cara sendiri," katanya.

Berdasarkan isi diarynya, pelaku merasakan hal tersebut sejak masuk SMAN 72 Jakarta.

"Kalau di catatannya sejak yang bersangkutan masuk SMA. Namun cerita ini memang cukup lama," katanya.

Bahkan ada pula curhatan pelaku tentang masa kecilnya.

Baca juga: Isi Pesan yang Ditinggalkan Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta, Singgung Kematian Pakai Darah Sendiri

"Sebagian memang berbicara tentang dari masa kecil. Kami belum mengkonfirmasi itu ke yang bersangkutan. Kami mengedepankan pada pemulihan kondisi kesehatannya," katanya.

Pelaku kini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri.

Ia mengalami luka pada bagian kepala dan perut.

Pelaku ditemukan tergeletak dengan mengenakan celana panjang hitam dan kaos putih serta tas pinggang.

Ia tergeletak tak jauh dari senjata mainan miliknya yang bertuliskan nama-nama pelaku ledakan di luar negeri.

Baca juga: 5 Bukti Pelaku Rencanakan Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Curhat di Diary hingga Tulis Soal Kematian

Isi buku diary ini pun singkron dengan cerita saksi.

"Ada temannya yang menyampaikan bahwa yang bersangkutan pernah mengatakan sesuatu. Pernah satu ketika ingin melakukan sesuatu yang sering dia lihat," katanya.

Juru bicara Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana mengatakan pelaku sering mengunjungi situs gelap atau dark web.

"Yang bersangkutan kerap mengunjungi komunitas daring," katanya.

Situ gelap yang dimaksud yakni berisi foto dan video korban pembunuhan.

"Menampilkan video atau foto yang benar-benar meninggal dunia, biasanya akibat kecelakaan, perang, pembunuhan, atau kejadian brutal lainnya," katanya.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved